🫁🫁🫁
Saat ini Velin sudah sampai disekolahnya, keadaan sangat ramai.
Velin memutuskan memakai topi yang ia bawa hingga menutupi setengah pandangannya, rambutnya ia gerai untuk menutupi kedua sisi wajahnya.
Sebelum pergi dari parkiran Velin mengaca kembali memastikan luka - luka bekas kemarin tertutupi oleh topi dan rambutnya. Setelah cukup ia pun melangkah ke kelasnya.Di koridor yang Velin lewati sangat ramai dengan murid - murid yang baru berdatangan, ia melewati koridor jajaran kelas 12 memotong jalan agar cepat sampai kelas.
Velin berjalan dengan santai setengah pandangannya yang tertutupi oleh topi membuat dirinya tidak sadar jika dari kejauhan ada 4 orang kakak kelas yang sedang memperhatikannya dengan intens.
Velin berhenti setelah melihat beberapa kaki menghalangi jalannya, ia mengangkat kepalanya. " Permisi " ucapnya lalu melangkah kesamping kiri
Namun orang yang didepannya ini malah menghalanginya. Velin memfokuskan pandangannya kembali, melihat 4 orang kakak kelasnya terlihat dari tanda 3 garis di kerah bajunya. Tatapan ke-4 nya tinggi hati, berkuasa.
" Permisi kak, saya izin lewat " ucap Velin lagi melangkah ke sisi satunya lagi.
Bukannya diberi jalan, Velin merasa bahunya di dorong hingga membentur tembok. Velin yang tidak berekpetasi seperti itu tidak bisa menghindar.
Dan Sekarang ia dikelilingi oleh 4 kakak kelasnya. Ia melihat satu satu kakak kelasnya, menelisik apakah ia melakukan sesuatu terhadap 4 orang ini sebelumnya?
" Ada masalah apa ya kak? " Tanya Velin
" Lo anak baru yah? " Bukannya menjawab kakak kelas yang didepannya ini balik bertanya
Orang yang bertanya tersebut tersenyum, senyuman yang memiliki arti, nama yang berada di seragamnya bertuliskan Angel.
" Iya "
Mendengarnya tanggan Angel terangkat memainkan rambut Velin. Lalu saat tangan Angel ingin menyentuh topi, Velin menepisnya.
" Weitss, santai dong " ucap Angel tertawa, tangannya ia tarik lalu melipatnya ke dada tatapannya menunjukkan ingin bermain - main.
" Kita cuman pengen kenalan "
" Udah kan? Jadi minggir " balas Velin dingin, dirinya inggin beranjak dari sini sekarang juga.
anak - anak lain mulai berhenti dari lankahnya dan memerhatikan dirinya yang sedang dikepung.
Velin melangkah maju ke kiri " Wets santai. Buru - buru banget lu, temen gue belum selesai ngomong " sentak Anggi, mendorong kembali bahu Velin ke tembok.
Disisi lain Reno, Rendi, Baron, dan Kenzo baru saja datang, mereka ikutan berhenti dan menonton apa yang dilakukan oleh gengs butterfly.
Dibalik topinya tatapannya sudah tajam, ia malas sekali pagi - pagi harus terkena per-dramaan ini.
" Disekolah itu dilarang pake topi bebas begini " Velin tidak menyadari tangan Angel sudah memegang topi dan menariknya. Velin melotot, langsung menundukkan kepalanya agar orang orang tidak melihat luka luka pukulan Ronald kemarin.
Saat menunduk Velin mendesis, kakak kelasnya ini memang benar - benar mencari masalah dengannya dan merusak moodnya.
Anggi emosi dengan adik kelasnya ini, karena dari tadi tidak mau menatap orang yang mengajak ngobrol, menunduk terus.
Dia menarik rambut adik kelasnya keras, sampai menongak, " HE! Kalau ada orang didepan Lo yang ngajak ngobrol itu JANGAN NUND... " Anggi tidak melanjutkan kata katanya, ia terkejut, muka anak baru ini penuh dengan lebam, seperti habis berkelahi?
Anak - anak kelas yang memperhatikan drama ini dari awal, juga terkejut. Banyak perempuan yang menutup mulutnya tidak menyangka, sedangkan yang para lelaki, tertarik.
Velin mendesis, tatapannya datar " Lepasin tanggan lo, dari rambut gue " ucap velin tajam.
Ia sudah tidak mau menghormati kakak kelas modelan begini, tipe berkuasa, menjatuhkan yang lebih rendah.
Anggi tersadar dari keterkejutannya ia balas dengan tatapan amarah " jaga tata bahasa lo " ucapnya semakin menarik rambut Velin.
Mendengarnya, tangan Velin melepaskan tangan Anggi dengan mudah, lalu membalikkan keadaan dengan memelintirkan tangan kakak kelasnya.
" Aaaahh!! LEPASIN TANGAN GUE!!! "
" Tenaga Lo gak ada apa apanya sama gue, jadi sangat mudah buat gue masukin lo kerumah sakit detik ini juga " bisik Velin dengan tajam di sebelah telinga Anggi.
Anggi yang mendengarnya mendelik, masih mempertahankan sikapnya. Ia tidak mau reputasinya turun.
" Kita ada backingan, jadi gue gak takut " desis Anggi sambil menahan sakit ditangannya.
Velin tidak peduli dengan perkataan Anggi, ia melepaskan pegangan tangannya dengan sedikit dorongan.
Anggi di tahan oleh Lulu dan Dian
Velin berbalik badan menatap tajam Angel. Lalu mengambil topinya yang dijatuhkan Anggi kemudian di kibas kibaskan topinya, lalu dipakai kembali.
Angel memperhatikan Velin, mulutnya ingin berkata sesuatu, namun terlambat.
Anak baru itu sudah melengos duluan tidak memperdulikan sekitar.
Angel mendesis 'bajingan....' gumamnya.
Dilain sisi
" Impresif " Rendi bersuara setelah melihat kejadian didepan pandangannya.
Kenzo mengangkat alisnya dengan tangan terlipat didada.
" Lo liat tanda di topinya gak? " Tanya Baron kepada Rendi dengan tatapan serius.
" Iya, gue liat. Naga berwarna emas, lambang gengster Andreas, yang berpusat di LA " Rendi menghela napas, memandang balik Baron.
Reno yang mendengarnya mengernyitkan dahinya " ada apa dengan lambang naga yang berwarna emas? " Tanyanya sambil menatap mereka berdua, ia tidak tahu soal itu.
Kenzo yang sama tidak tahu artinya hanya mendengus, tidak menganggap serius seperti Baron dan Rendi. Ia kemudian melanjutkan langkahnya kekelas.
TO BE CONTINUE
Published : 31 Agustus 2021
Telah selesai Revisi : 23 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
VELIN
Teen Fiction"Perkenalkan nama gue Velin" Start : 5 Maret 2020 Cover : Pinterest