Cium?

3.3K 285 16
                                    


Happy reading All ❤
.
.
.
.
.

Andin memejamkan matanya, Al tersenyum melihat reaksi Andin, lalu dirinya membisikan sesuatu di telinga Andin.

"Boleh saya peluk kamu?" bisik Al.

Dasar dosen gila!!

Andin membuka kedua matanya kaget, ia langsung mendorong tubuh Al dengan kedua tangannya.

Andin menatap Al tajam,
"Bapak ga usah macem-macem ya sama saya!" ucapnya memberi peringatan.

"Saya ga macem-macem Andin, saya cuma mau membuktikan ucapan kamu tadi," jelas Al pada Andin.

Andin tak habis pikir dengan dosennya itu, ia tak tau jalan pikirannya seperti apa.

"Ya ga ke saya juga buktiinya Pak, sama yang lain bisa kan?" ujar Andin kesal.

"Ya terserah saya lah, tapi tadi ngapain kamu pake acara tutup mata segala Ndin? Kamu pikir saya mau cium kamu, iya?" tanya Al dengan menaik turunkan alisnya.

Blush...

Pipi Andin merona karena malu, dirinya memang berpikir Al akan mencium dirinya jadi spontan ia menutup matanya. Dan bisa-bisanya sekarang Al menanyakan tentang itu padanya, sungguh benar-benar sangat memalukan.
Kalau saja Andin punya kekuatan menghilangkan diri, pasti sekarang juga ia akan menghilangkan diri dari hadapan Al.

Tolong hilangkan Andin dari sini ya Allah

Andin salah tingkah mendengar pertanyaan dari Al, tapi ia berusaha sebisa mungkin terlihat tetap tenang dihadapan dosennya itu.

"Apaan sih Pak, ga usah geer deh," jawab Andin sambil memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

"Ngaku aja Ndin, iya kan?" desak Aldebaran.

"Udah lah Pak, saya mau ke perpus," kata Andin, lalu mengambil kembali buku yang ada di atas meja Al. Andin terpaksa sekali melakukan ini agar dirinya bisa kabur dari hadapan Al.

Al terkekeh melihat kelakuan Andin.

"Katanya tadi ga mau, nanti kamu tambah pendek lho Ndin," goda Al.

"Bodo amat," teriak Andin.

Ya Allah Malu banget gue

--------------

"Ndin, Andin tunggu!" Al berlari mengejar Andin.

Aduh Pak Al ngapain kejar gue segala sih

Andin semakin mempercepat langkahnya.

"Andin jangan cepet-cepet jalannya!! Nanti kamu ja---," belum sempat Al menyelesaikan kalimatnya,

"Bruk.." Ya Andin terjatuh dan lututnya terbentur lantai cukup keras.

"Awss," Andin meringgis kesakitan.

Astaga kenapa pake jatoh segala sih

Al berlari menghampiri Andin,
"Ndin kamu gapapa?" tanya Al khawatir.

"Bapak ga lihat ini saya jatoh? Sakit nih," jawab Andin sambil memengangi lututnya.

"Kan saya tadi udah bilang ke kamu Andin jangan cepet-cepet jalannya, eh kamunya ngeyel gak dengerin saya, jadi jatuh kan sekarang," ucap Al dengan nada seperti memarahi Andin.

"Bukannya nolongin kek, ini malah marah-marah, dasar ga peka," lirih Andin.

"Ya Allah, saya ga marah Andin, saya cuma kasih tau kamu," ucap Al sambil meraup wajahnya kasar.

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang