Plak plak
"Akh..."
Jeongyeon membuka kedua matanya, dia sekarang sedang berjongkok dibalik semak semak. Dia melihat ada seorang anak kecil yang sedang menunduk dan menangis karena ditampar oleh seorang perempuan, terlihat seperti ibunya
"Kamu seharusnya belajar lebih giat. Bagaimana bisa kamu mendapat nilai 30 di ulangan matematika saat ibu itu seorang guru matematika" teriak sang ibu di depan wajah anaknya
"Ibu benar benar malu. Kamu tidur di luar" amarah sang ibu memuncak dan sekarang sudah menutup pintu rumahnya dengan kerasHati Jeongyeon teriris melihat kejadian itu. Bagaimana seorang ibu memperlakukan anaknya seperti itu apalagi dia seorang guru. Tanpa sadar Jeongyeon mengeluarkan setetes air matanya iba. Jeongyeon akan keluar dari persembunyiannya untuk menemui anak itu.
"Doyoung ayo ikut kakak"
Langkah Jeongyeon terhenti karena melihat seorang laki-laki dewasa menghampiri anak kecil itu
"Tidak mau kak. Nanti mama nyariin Doyoung" jawab anak kecil bernama Doyoung itu
"Mama tidak akan mencarimu. Sudah ayo ikut kakak. Nanti kakak telfon mama. Sekalian kita belajar. Doyoung mau buat mama bangga kan" ucap laki-laki dewasa itu
"Mau kak" jawab Doyoung semangat sambil menggandeng tangan kakaknya
Mereka berjalan menjauhi rumah itu. Jeongyeon awalnya acuh. Tapi laki-laki itu terlihat mencurigakan. Akhirnya Jeongyeon memilih untuk mengikuti mereka dari belakang dengan jarak yang cukup jauh agar mereka tidak curiga. Jeongyeon hanya ingin memastikan bahwa anak itu baik baik saja
Jeongyeon melihat mereka berjalan dengan canda tawa. Membuat Jeongyeon sedikit tenang. Dia lebih memelankan langkahnya karena melihat dua orang tadi sudah memasuki gedung sebuah apartemen
Ting
Yoo Bomul
Nama : Jeongyeon
Pekerjaan : Penyanyi CafeJeongyeon membaca pesan Yoo Bomul sekilas dan memasukkan nya lagi kedalam saku celananya
Kring kring kring
'Hallo'
'Jeongyeon kamu dimana?'
'Ini siapa?'
'Berani ya kamu bilang begitu'
Jeongyeon langsung membaca nama kontak yang tertera "Boss Cafe"
'Maaf boss. Saya ke cafe sekarang'
'Ya bagus. Kamu harus datang kesini kurang dari 10 menit'
Tutt
Waduh, bisa dipecat ini - batin Jeongyeon
Jeongyeon yang masih dalam kebingungannya berjalan lurus mengikuti insting dan badannya. Kerena pasti mereka mengingat cafe tempat dia bekerja.
Jeongyeon berjalan cepat bahkan seperti berlari, menengok kanan dan kiri seperti orang kebingungan. Kemudian Jeongyeon berbelok kesebuah gang. Dia melihat ada sebuah cafe yang terletak di ujung gang itu. Hati Jeongyeon berkata bahwa itu cafe tempat dia bekerja. Jeongyeon mulai memelankan langkahnya yang setengah berlari. Dia ingin menenangkan degub jantung nya
KAMU SEDANG MEMBACA
96's Love (Jeongyeon X 96L) END
De TodoKisah cinta jeongyeon yang selalu berakhir sad ending, membuatnya hampir putus asa dalam percintaan. Dengan tenaga dan kenangan pahit yang tersisa dia berusaha untuk membangun sebuah cinta yang berakhir bahagia. Tapi, semuanya hanya mimpi dan angan...