Tapi manusia nggak ada yang tau apa yang sedang takdir rencanakan. Yang perlu kita ingat Tuhan punya beribu ribu cara bahkan lebih,untuk menuntun kita mengakhiri hal itu dengan indah-Azela
*****
"Hari ini aku seneng banget ngak tau deh harus gimana gambarin rasa bahagia ini",kata Azela dengan senyum kebar kearah Leon.
"Yang jelas aku bahagia karna pada akhir nya Azela gak sia-sia perjuangin cinta pertama Azela. Azela ngak peduli gimana cara Leon nyatain cinta ke Azela. Karna pada dasarnya menilai sesuatau hal itu bukan dari usahanya tapi dari hasilnya",lanjut Azela tersenyum manis pada Leon.
.
.
.
.
Leon hanya tersenyum tulus kearah Azela tanpa bisa berkata-kata, sembari mengacak gemas pucuk kepala Azela.
"Makasih kembali",balas Leon.
"Zela?",panggil Leon.
Azela menatap Leon,"Iya?"
"Today I express my feelings. I want us to always go through and spend the day with you",ucap Leon.
Azela tersenyum kearah Leon, "But we can never promise to be together. Because the happiness and sadness are already in God's plan. We can only work together"
"Intinya aku mau kita selalu hadapi semua hal bersama. Entah itu sedih, senang, kita akan jalani sama sama"
Azela mengangguki tuturan Leon dan tesenyum manis kearah Leon yang kini resmi menjadi kekasihnya,"Sure"
Leon mengusap gemas pucuk kepala Azela. Dan pandangan mata Azela pun terarah pada bekal yang sempat Leon jatuhkan.
"Leon bawa bekal?"
Leon mengangguk sekali dan bersuara "Iya mama yang bawain buat kamu tadi"
Azela mangut-mangut paham dan melangkah kan kakinya meraih bekal itu, lantas mengambil posisi duduk.
"Leon sini",pinta Azela dan Leon pun menangguk nurut duduk di samping kekasihnya.
"Leon mau ikut makan gak?",tawar Azela menyodorkan selembar roti tawar kedapan mulut Leon.
Kepala Leon menjauh mundur dan menggeleng pertanda menolak "Enggak, itu kan buat Zela dari mama"
"Leon juga udah makan tadi kantin tadi", Azela mangut-mangut paham dan mulai memakan rotinya dengan lahap.
"Mulai besok kamu berangkat sama aku ya. Belajar buat disiplin zel", tutur Leon menghentikan mulut Azela yang sibuk mengunyah roti.
Azela menatap Leon dengan mencibirkan bibirnya cemberut. Yang benar saja, bahkan dirinya jarang untuk berangkat kesekolah lebih awal.
Leon tersenyum tipis menatap kekasihnya. Sangat menggemaskan, pikirnya.
"Tapi Leo--"
"Kenapa hmm?", ucap Leon memotong ucapan Azela, dan mendongak menatap kekasihnya dengan datar seakan dirinya taju jika kekasihnya akan menolak.
"Azela nga--"
"Ngak apa? Apa pun alasannya aku gak nrima penolakan",tegas Leon penuh dengan penakaan.
Azela menghembuskan napasnya dan menangguk nurut lantas kembali menggigit rotinya.
Di tengah Azela sibuk menikmati makanannya. Leon justru tak henti hentinya menatap Azela. Yah Azela, gadis yang selama ini ia caci maki, gadis yang selalu mengganggu nya, bahkan sudah sekian kalinya ia membentak gadis itu. Yang tanpa dirinya tau gadis itu sendiri adalah seseorang yang selama ini dirinya tunggu tunggu kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Livermorium dan Kovalen
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GAES :) Singkatnya. Seorang gadis bernama Azela mencintai Leon teman masa kecilnya. Namun harapan gadis itu untuk bersama Leon pupus, setelah dengan keberanian dirinya mengungkapkan perasaannya. Justru laki laki bernama L...