Selama 2 hari, Thea membaca buku yang diberikan oleh Adnan.
Data yang dicatat oleh Thea baru terkumpul sedikit. sangat sulit bagi thea mengumpulkan data dengan cara seperti ini.
Disaat sedang serius membaca tiba-tiba handphone thea bergetar.
" Hallo"
" Saya tunggu sore ini, pukul 16.00 di ruangan saya"
" T-tapi pak, saya belum siap pak"
" Saya tidak bertanya kamu siap atau tidak, temui saya. "
Telfon pun di tutup sepihak. Thea rasanya ingin teriak sekencang kencangnya.
Dengan pasrah dia menyiapkan apa yang dia baca 2 hari ini.
Sesampainya di kampus, Thea langsung menuju ruangan pembimbingnya.
" Permisi pak." Seperti biasa, thea berdiri disisi kanan pintu. dari sisi tersebut bisa terlihat wajah Adnan dari sudut cahaya jendela. Wajah sensual dan arogan. serta kacamata andalannya menjadikannya makin terlihat arogan sensual.
" Masuk" Suara khas seorang Adnan menggema dari dalam.
Thea pun masuk dengan gugup, dan langsung duduk di depan Adnan.
Setelah mengeluarkan laptop dari tasnya. Thea langsung menyodorkan laptop itu kepada Adnan.
" I-ini pak." Thea gugup setengah mati, membayangkan kata-kata kejam apalagi yang akan di lontarkan kepadanya kali ini.
Sembari menunggu, thea sibuk memainkan jarinya, hatinya tidak karuan, dia sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi. Dengan segala ucapan apapun yang di lontarkan kepadanya nanti.
Adnan memasang wajah serius, tak jarang dia memainkan sebelah alisnya ketika membaca rangkuman data thea.
Thea yang melihat itu, rasanya ingin segera mengakhiri hari ini. Ingin segera dimarahi, dan terus pulang.
Bukankah begitu sekarang siklus hidupnya?
" Bagus. lanjutkan." Setelah 20 menit membaca akhirnya Adnan membuka suara.
Thea terkejut langsung melihat wajah dosennya. kali ini dia berani melihat wajah dosennya. Karena respon dosennya diluar dugaannya.
" Lanjutkan ini dengan baik, setelah semua buku selesai, nanti akan saya berikan yang lain " Sambung Adnan.
Thea hanya mengangguk pelan. Setidaknya untuk kali ini dia tidak di marahi.
" Di pertemuan selanjutnya, Saya akan mengatur tempat baru tidak disini. Agar suasananya tidak membosankan." Jelas Adnan
Thea hanya mengangguk, toh untuk apa dia bersuara. Keputusannya tetap kembali kepada sang dosen.
" Kamu boleh pulang, jika ingin pulang"
Tanpa ragu, Thea langsung membereskan laptopnya dan pamit kepada Adnan.
" Permisi pak." Thea berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
Adnan hanya melirik ke arah thea.
" kenapa wanita tersebut tidak ingin bertahan disini lebih lama? Bukankah harusnya dia beruntung bisa duduk bersamaku." Batin Adnan. bingung dengan sikap mahasiswinya.
Sebenarnya Adnan bukanlah seorang dosen, dia adalah manager di sebuah perusahaan ternama milik ayahnya.
Dia menerima tawaran menggantikan pak muchalal karena pak muchalal pernah membantunya sewaktu dia berkuliah dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Lecturer ( SELESAI)
Romancebagaimana jika dosen pembimbing tepat waktu bertemu dengan mahasiswi pengulur waktu? Thea Aquenne Salshabila, Seorang mahasiswi berusia 23 tahun. molor selama 6 bulan sangat lama jika di sesuaikan jadwal. Dengan berat hati, dosen pembimbing Thea ya...