5. Bodyguard

15 4 21
                                    

🌷🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Dok dok dok

Trangg

Srek srek srek

Duk duk

Tuk

"Jancok!"

Gio cengengesan saat palu yang ia pukulkan mengenai jari Faiq.

"Yang bener dong su".

"Udah bener ini. Tangan lo yang ngalangin".

Faiq hengkang dari pekerjaannya. Meluruskan kaki di atas rerumputan. "Cape ah".

"Capek, capek, otong lo capek". Gio menyulut. "Wong dari tadi cuman bantu megangin aja".

Sang empu malah santai menyandarkan punggungnya pada tembok ruangan lab fisika. "Capek, Yo. Megangin kayu juga butuh tenaga. Udah tau gue males gerak".

"Dikira malu juga gampang? Noh si Aidan udah mau beresin 3 kursi sama meja. Ini kita satu aja pakunya masih goyang dombret".

"Yaudah joki aja sama si Tutul". Faiq mengeluarkan sebungkus kuaci dari dalam sakunya. Lalu mulai melahap dengan semangat.

Kalau soal gerak ia memang anti. Tapi kalau menggerakan rahang untuk mengunyah kuaci itu jagonya.

"Lemah. Orang kek lo kalau dikeroyok preman gimana dah?" Cibir Gio, padahal ia sendiri ikut-ikutan mengistirahatkan diri sekarang. Mencomot beberapa butir kuaci, makanan wajib mereka bertiga.

"Gue teriak 'Aw!' " Faiq menggerakkan tangannya dengan gemulai.

Gio terbahak. "Diem lo boti!"

"Becanda anjing!" Faiq kembali mengembalikan suara baritonnya.

"Males olahraga bukan berarti lemah. Kalo ada preman mah.." Faiq menepuk dadanya dengan penuh percaya diri. "Biar Aidan yang maju. Gue bagian ngibrit".

"Emang lo jodohnya sama si Jalu, Iq". Aidan menghampiri mereka, mengambil alih kursi yang tadinya dieksekusi oleh Faiq dan Gio.

Gio lagi-lagi tertawa puas meledek Faiq yang terlihat gondok. "Nanti si Faiq jadi ceweknya kalo sama si Jalu".

"Ogah ah. Kayak gak ada cewek lain aja".

"Kenapa?" Aidan mengangkat sebelah alisnya, sedangkan tangannya sibuk merenovasi kursi bekas yang akan mereka jadikan base camp di belakang lab fisika itu.

"Kan bagus kalo lo sama si Jalu. Kalo ada apa-apa lo dilindungin sama dia", lanjut Aidan.

"Hahahaha".

Sialan. Ingin sekali Faiq menyumpal mulut Gio dan Aidan menggunakan sepatunya.

Karena menurut mereka Faiq dan Si Jalu, alias Karin, sangat serasi. Faiq yang malas gerak dan Karin si anak karate.

Beauty After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang