Shy Shy Shy

75 12 0
                                    

Jeno itu pemalu. Suaranya kecil sekali bahkan hampir tidak terdengar. Entah kenapa, dia memiliki kesulitan saat akan mengatakan sesuatu. Orang-orang harus memasang gendang telinga ganda apabila ingin mendengar suaranya. Namun, Jaemin berbeda. Dia selalu mengerti apa yang ingin dikatakannya. Pangeran sekolah bergolongan darah AB dengan senyum secerah sinar matahari di musim panas.

Dan Jeno menyukainya.

...

...

...

Hari ini Moon Seosangnim, gurunya yang melankolis menyuruh kelas membuat cerpen dengan tema cinta secara berpasangan. Jeno ingin sekali sekelompok dengan Jaemin. Ia membayangkan cerpen apa yang akan mereka buat nanti.

Tapi Jeno tidak bisa mengatakannya. Dia malu, takut Jaemin akan menolak ajakannya. Apalagi dia terkenal julukan No-fun. Pasti Jaemin akan bosan jika sekelompok dengannya.

Ayolah Jeno, kalau terus begini bagaimana kau akan melanjutkan hidup? Setidaknya itu yang dipikirkan Jeno. Kepercayaan dirinya terbentuk. Dengan suara pelan bahkan hampir seperti bisikan dia memanggil Jaemin.

"Jaemin-ssi"

Syukurlah Jaemin mendengarnya, dia menoleh ke arah Jeno. "Ada apa?" Sial Jeno kehilangan kata-katanya. Bibirnya tiba-tiba kaku. Dia berharap semoga Jaemin tahu dari matanya "Ohhh, kau ingin sekelompok dengan ku?" Exactly, tapi Jeno hanya bisa mengangguk. Mata bintang itu berbinar "Kebetulan aku juga ingin sekali sekelompok denganmu!" Jeno senang mendengarnya tapi...

"Kau yakin ingin sekelompok denganku? Aku ini membosankan tahu." Bukannya menjawab Jaemin malah tertawa. "Memangnya kenapa? Aku kan ingin sekelompok.... denganmu" wajahnya merona tapi Jeno tidak menyadarinya. "Ohhh, syukurlah." Jeno menunduk untuk menutupi rona merahnya. Tapi Jaemin tahu dan ingin melihatnya.

"Kita akan mengerjakannya hari ini di rumahmu dan aku tidak menerima penolakan." Kata Jaemin. Jeno merasa dirinya akan pingsan sekarang juga.

~FKF~

Suasana kamar Jeno saat ini benar-benar hampir hening. Hanya suara ketikan yang terdengar. Jaemin memainkan ponsel, bosan. Sesekali dia melihat Jeno yang sibuk memainkan jarinya diatas keyboard. "Kau diam saja dari tadi, ajak aku ngobrol dong! Aku bosan nih!" Jeno menatap Jaemin "M-ma-maaf, aku terlalu sibuk menulis." Jaemin menghela nafasnya "Aku bahkan tidak tahu apa yang akan kita ceritakan. Sejak awal kita di rumahmu, kau langsung menulis tanpa mendiskusikannya denganku. Aku kan kesal."

Jeno menunduk dengan wajah penuh rasa bersalah. Tuh kan benar, Jaemin pasti bosan dengannnya. "Maaf aku terlalu bersemangat. Sejak tadi kita pulang aku sudah memiliki ide dan terus membayangkannya. Aku lupa menjelaskannya padamu. Sudah kuduga harusnya, kau tidak perlu sekelompok denganku."

Mata Jaemin membulat. Memang sih dia kesal tapi bukan berarti dia tidak mau sekelompok dengan Jeno. Jaemin sudah sengaja menolak sahabatnya Haechan untuk sekelompok dengan Jeno agar bisa mengobrol dengannya. Tapi anak itu terlalu serius dengan tugasnya. Duh... Jaemin jadi serba salah deh!

"Aku tidak bilang tidak ingin sekelompok denganmu kan?" Jeno menggeleng, "Ya sudah! Aku kan hanya ingin mengobrol denganmu, mengenalmu lebih jauh. Abis kamu itu pendiam sekali. Suaranya pelan lagi! Tapi kau malah terlalu serius dengan tugasmu." Jaemin menutup mulutnya lalu meminta maaf.

Jeno terkikik. Perutnya geli sekali. Ini pertama kalinya ada orang yang bicara begitu padanya. Dia senang. Jaemin yang tadinya ingin kabur dari rumah Jeno terpana. Senyum bulan sabit yang selalu dia sukai tapi jarang ditunjukkan itu membuatnya senang. Dia semakin ingin mengenal Jeno.

~FKF~

Seo teringat bagaimana ia bisa menyukai Ji. Saat itu dirinya ingin bertanya pada guru karena ada yang belum dia pahami. Tapi suaranya terlalu pelan untuk didengar. Tiba-tiba seseorang mengacungkan tangannya dan bilang, "Seosangnim ada yang ingin bertanya." Lalu menyuruh Seo untuk bertanya. Seo kagum karena ada orang yang bisa mendengar suaranya yang sangat kecil. Anak itu bernama Ji.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shy Shy ShyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang