7. Sepotong Cerita

27 0 0
                                    

Tap..tap..tap..

Seorang gadis berjalan tergesa-gesa menuju suatu tempat. Raut wajahnya begitu gelisah, dan sangat terlihat penyesalan disana.ia tak menghiraukan beberapa orang yang berlintas di lorong itu. Sudah beberapa kali ia meminta maaf pada seseorang yang tak sengaja ia tabrak. Dipikiranya sekarang hanya satu, secepat mungkin ia harus sampai disana karena ada seseorang yang sedari tadi menunggunya. Hingga ia memberhentikan lajunya di depan pintu dengan plakat bertulis TX yang tertempel di tengah bagian atas.

Klek.. gadis itu perlahan membuka pintunya. Kini netranya tertuju pada satu laki-laki yang sedang duduk bersila dengan banyak makanan didepannya. Lelaki itu menyilangkan kedua tangan didada dan memasang kesal menatap tajam pada gadis di depannya ini..

"Heesung-aa, maaf aku tadi se-" uacapan gadis itu yang berusaha mendekatinya, tapi terpotong karena lelaki itu tiba-tiba berteriak

"Yyaaakk, kau tau aku sedari tadi menunggumu. Lihatlah makanan yang ku beli untukmu sudah dingin."

"Ahh maafkan aku.." Ucap gadis ini dengan wajah memelas.

"Kau tadi bilang padaku belum sempat makan, sekarang sudah kubelikan kau malah nglayap entah kemana." Crocos Heesung tanpa jeda.

"Maafkan aku Heesung-aa, sungguh aku minta maaf."

"Berhenti meminta maaf, dan ubah raut wajah mu itu sangat menjijikan Rei"

"Kau ini, aku sungguh sedang menyesal"

"Begitukah.? Kalau begitu habiskan makanan ini"

"Benarkah? Baiklah akan kuhabiskan." Rei duduk dihadapan Heesung.

Kini Rei mulai memakan makanan itu, dan Heesung hanya memperhatikannya.

"Kau tadi dari mana Rei?" tanya Heesung santai tapi masih dengan raut kesalnya.

"...??"

"Kenapa kau diam saja" lanjut Heesung yg tak dapat jawaban dari gadis itu.

Rei menyudahi aktivitas makannya setelah Heesung bertanya. Begitu lesu reaksi gadis itu hingga membuat Heesung iba akan pertanyaannya. Perlahan Heesung berpindah posisi tepat disamping sebelah sahabat perempuannya ini. ia raih pundak kecil itu guna menenangkan dan mengisyaratkan jika ia siap mendengarkan ceritanya..

"Kenapa hem.. katakan padaku, ceritalah Rei-aa"

"Bisakah kupinjam pundakmu sebentar saja!" lirih Rei tapi masih bisa didengar dan mendapat anggukan dari Heesung.

"Setelah sekian lama aku berusaha berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menemuinya, untuk tidak menyapanya, untuk tidak menatapnya, dan aku selalu berhasil menghindarinya. Tapi kau tau, hari ini aku melanggarnya. Bukan karena ulahku sendiri, tapi karena dia. Karena dia aku melanggar janji itu"

"Em, aku tahu.." tanggapan Heesung santai.

"Bagaimana kau tau.. aku saja belum bercerita padamu!"

"Dia tadi mencarimu kesini." Jawab Heesung, yang membuat Rei menatapnya

"Benarkah?" semakin menyesal.

"Sebelum itu Boomgyu juga mengirimku line bahwa dia sedang mencarimu, tadi ia datang ke tempat Boomgyu." Lanjut Hee

"Boleh kutanya Rei..Apa kau masih menyukainya.?"

"Entahlah.." Jawab Rei bingung dengan hatinya itu.

"Kau pernah bercerita padaku jika kau ingin sekali melupakannya dan kau membencinya. Tapi apa, kau masih saja menghindar yang berarti kau masih memiliki rasa padanya, kau masih saja menjawab dengan kata-kata yang mengartikan ketidakjelasan hatimu. Cobalah jujur pada dirimu, jangan menyangkal apa yang kau rasa. Cobalah berdamai dengan hatimu, lepaskan semua emosimu ke tuannya."

WE MEET AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang