{Alangkah baik nya vote sebelum membaca!}
✨
Dear xinlong
✨
"Shuyang!"
Shuyang menoleh kearahku, kemudian memelukku.ia sesenggukan menahan tangisnya.aku pun mengusap pelan punggungnya.
"Mamah tadi sesak nafas terus pingsan,pegang- pegang jantung"tutur shuyang seraya menahan tangisnya.
Kini aku sedang berada di depan,ruang ICU.sumpah,aku ingin menangis saja rasanya.
"Permisi"
Seorang perempuan paruh baya,menengahi kami.aku mengusap kasar wajahku yang cukup basah,begitupun dengan shuyang."Mamah saya gimana dok?" tanyaku bertele-tele.dokter itu menghela nafasnya panjang kemudian meletakan tangannya diatas pundakku.
"Tuhan berkehendak lain"
Aku membelalakan mataku. Tidak,tidak mungkin,sialan.
Apa yang bisa aku dan shuyang lakukan tanpa ibu?!Tuhan,mengapa engkau jahat sekali?
"Enggak,dok.engga mungkin, kan?"aku tertawa hampa. pasti aku sedang bermimpi.
"Shuyang,kita lagi mimpi,kan?"tanyaku.sedang kan tangis shuyang pecah begitu saja.
Ia menyandar kan pungungnya pada tembok,tubuhnya merosot hingga ia terjongkok.tangannya menutupi wajahnya yang terbanjiri air mata.
"Suster"panggil dokter itu pada salah satu suster yang baru saja keluar dari ruang ICU,suster itu pun menghampiri kami.
"Tolong,bawa mereka ke jenazah ibunya"
"Mari"ajak suster itu.aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku tidak percaya.
"Hanna?"aku menoleh kearah kananku,betapa terkejutnya aku mendapati ryujin yang berwajah pucat sambil mengenakan pakaian rumah sakit.
Shuyang berdiri mengehapus pelan air yang menggenang di pelupuk matanya,ia berdiri menghampiri,ku dan berdiri di sampingku. Menatap ryujin tidak percaya.
"Kak ryujin kenapa?"tanya shuyang hampir ingin menyentuh ryujin.aku segera mengurungkan niatnya, menatap ryujin sarkas.
Sakit apa hingga dia di rawat di rumah sakit?sakit jiwa?hahaha,lucu.
"Mamah kenapa han?"tanya ryujin khawatir.aku mendecih pelan kemudian terkekeh.
"Semenjak lo pergi dari rumah,sejak kapan lo peduli sama mama?"tanyaku angkuh. Kemudian ryujin menggeleng- gelengkan kepalanya kemudian menutup mulutnya dengan tangannya.
"Mamah kenapa,han?"ryujin berucap sedikit membentak.
Membuat aku dan shuyang terkesiap"Mbak!"
Ryujin menoleh kearah belakangnya,begitupun aku, seorang suster berlari, menghampiri kami.
"Mbak,mbak ini harus di rawat intensif,ayo,kembali ke ruangannya"ajak suster itu.aku mengerinyitkan keningku bingung.intensif? Seberapa parahnya?
"Memangnya,kak ryujin sakit apa,sus?"tanya shuyang. Suster itu mencoba mengajak kembali ryujin ke ruangan nya.namun ryujin meronta tidak ingin pergi kemana-mana,sebelum mendapat jawaban dari pertanyaan nya.
"Mbaknya ini,penderita HIV"
•••
Aku menyaksikan dengan intens bagaimana shuyang menyuapi makan ryujin. Sesekali,ryujin menolak, dan memijat pelipisnya.