"Wah gue nggak nyangka zel, lo berani bentak si ketos songong itu," Yuni berucap sambil membalikkan badan menghadap Zelin.
"Iya apalagi gue Yun," imbuh Nila.
"Kalian masih nggak percaya kalau gue udah nggak suka sama tuh cowok?"
Zelin menatap kedua orang itu jengah, mereka sahabat dia bukan sih, kenapa mereka tidak percaya sekali dengannya. Orang mau move on harusnya di dukung bukan?
"Gimana mau percaya, sedangkan kita tahu seberrr rapa bucinnnn nya elo ke dia,"
Tentu saja awalnya mereka tak percaya dengan ucapan Zelin di rumah sakit. Waktu itu mereka hanya mengiyakan ucapan Zelin agar kondisi lekas membaik, tapi ini sungguh di luar dugaan mereka, Zelin benar benar mewujudkan ucapannya tersebut.
"Itu kan dulu bukan sekarang," dengus Zelin sebal.
"Eh mending kantin yok, udah istirahat kayaknya," ajak Nila yang di setujui mereka berdua.
Sesampainya mereka di kantin, mereka melihat keadaan kantin yang begitu ramai hingga mereka sedikit susah untuk mencari kursi yang masih kosong.
"Kantin rame banget, bangkunya kayaknya nggak ada yang kosong deh," gerutu Yuni.
"Mending kita usir cewek yang ada di pojok situ,"
Nila hendak melangkah namun tangannya tiba-tiba di cekal oleh Zelin.
"Ada apa zel?" Tanya Nila bingung.
"Jangan usir mereka!" Larang Zelin.
Mereka berdua syok, biasanya Zelin akan oke oke saja jika terjadi hal seperti ini, tapi ini sungguh diluar dugaan mereka.
'Lo nggak lagi gila kan zel karena frustrasi di tolak cintamu?" Tanya Yuni ngasal.
"Gue nggak gila, dan gue sadar dengan ucapan gue barusan," bantah Zelin.
"Lo juga nggak lagi cosplay jadi orang tobat kan zel?"
Zelin mendengus, kenapa dengan dirinya, cuma dengan melarang mereka Zelin bisa di buruk sangkai oleh mereka.
"Ah kalian banyak bacot,"
"Yaudah deh terserah lo, sekarang kita duduk di mana?"
Zelin lalu menyeret kedua saja menuju tempat yang dia tuju, bahkan sudah menjadi objek pertama waktu mencari keberadaan bangku kosong.
Sampailah dia di bangku yang berposisikan di belakang paling pojok yang langsung berbatasan langsung dengan lapangan indoor, dan hanya pagar besi yang menjadi pemisah, namun hal itu tidak menjadi penghalang untuk anak anak yang berada di lapangan maupun di kantin saling terlihat. Nyatanya mereka masih bisa terlihat dari tempat masing masing. Jadi ketika habis olahraga dan haus mereka tak perlu susah payah untuk membeli minuman ketika haus saat berolahraga. Tinggal berjalan beberapa langkah langsung sampai, kecuali jika mereka berolahraga di lapangan outdoor, jaraknya cukup jauh.
Merekapun duduk tanpa menghiraukan orang yang sedang asyik makan di bangku tersebut. Orang yang sedang asyik makan tersebutpun tidak menyadari jika ada kehadiran seseorang di bangkunya.
"NINO!!!!!"
Zelin sengaja berteriak agar Nino kaget di buatnya.
"Wasu____" umpatnya saat bakso yang hendak masuk ke mulutnya terjatuh.
"Santai dong nin___"
"Santai santai matamu! bakso gue ngegelinding tuh," tunjuknya ke arah bakso yang sudah bergelinding di lantai.
"Lagian lo ngapain juga teriak zel?" Tegur Nila.
Nila dan Yuni merasa heran dengan tingkah Zelin, tidak biasanya Zelin akan jahil ke seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
Teen Fiction# rank 1 goodboy, (22,23 -9-2021) # rank 2 sma (28-9-2021) # rank 5 ceritapendek(29-9-2021) Dia yang mendapat julukan The Queen Of Bullying, si troblemaker, dan si bad girlnya SMA Pancasila. Dia mempunyai kecantikan di atas rata rata, walaupun mem...