Chapter 1 : Diagon Alley

21 3 0
                                    

[Maaf kalo masih banyak typo yaaaa, happy readinggg]


.....


"Mom sudah bilang kan? Ribuan kali bahkan. Albus dan James tolomg buat list barang apa saja yg mau dibeli disana. Sekarang kita sudah sampai dan tidak ada waktu untuk memikir-----"

"Honey, lebih baik kita makan siang terlebih dahulu di Restoran ujung jalan." Ucap Pria dengan kacamata bulatnya sambil merujuk ke toko dengan pintu depan berwarna merah.

Wanita tadi yang sedang sibuk memarahi dua putranya terdiam dan mulai mereda, kemudian mengangguk. Sang Pria berkacamata tadi mulai merangkul Wanita bersurai merah tersebut.

"Honey,coba lihat sini."

"Ada apa?" Tanyanya sambil mengunyah kentang tumbuk di mulutnya.

Wanita itu kalian bisa memanggilnya Ginny Weasley sibuk merogoh kantung kemejanya mencari sesuatu, kemudian mengeluarkan tongkat sihir miliknya.

"Occulus reparo!" Ia menyebutkan mantra perbaikan.

Harry---pria berkacamata tadi terdiam kemudian membuka kacamata yang sedang ia pakai. Kemudian tersenyum lebar.

"Terimakasih, ginny."

"Kenapa kau selalu tidak sadar kalau kacamatamu retak? Bagaimana kalau itu melukai wajahmu? " Komen Ginny, setengah protes.

Harry terkekeh kecil, "tidak sayang, minggu lalu aku sedang bertugas menangkap beberapa penyihir dan tidak sadar dari pertempuran itu membuatnya retak." Jelas Harry. Ia kemudian menyuruh istrinya melanjutkan acara makan siang ini.

Hari cerah di Diagon Alley. Seperti biasa selalu ramai dan di padati banyak orang. Keluarga kecil Potter sedang santai menikmati makan siang mereka. Kedua putra Potter James dan Albus berkeliling di depan restoran untuk sekedar melihat2. Kebetulan didepan Restoran merupakan toko peralatan Quidditch.

"Mom aku sudah selesai, bisakah aku menyusul James dan Albus kesana?" Tanya putri ketiga mereka, Lily Luna Potter.

"Tidak sayang tunggu kami selesai membayar ini semua."

"Okay."

....

"Pagi ini Hermione mengirimkan surat,  ia menitipkan Rose dan Hugo untuk berbelanja bersama hari ini."  Ginny berkata sambil melihat2 toko disepanjang jalan.

"Bagaimana dengan Ron?" 

"Kau akan tahu sendiri alasan Hermione menitipkan soal belanja padaku bukan Ron. Itu mereka!"

James, Lily diikuti oleh albus dibelakangnya berlari kecil menerobos beberapa orang saat melihat dua sepupunya terlihat di dekat toko buku Flourish and Bloots.

Dibelakang kedua sepupunya terlihat pria dengan surai orange tersenyum kearah Harry dan Ginny.

Ron memeluk sahabatnya itu kemudian bergantian memeluk Ginny sang adik.

"Jadi apa yang akan kalian beli hari ini?" Sapa Ginny ramah pada kedua keponakannya. Rose setingkat dengan James sedangkan sang adik Hugo baru berusia 10 tahun sama dengan lily.

"Aku sudah membuat daftar belanjaan hari ini dan Hugo sepertinya ingin membeli sesuatu, tadi pagi selama di stasiun ia mengoceh soal barang yang ia ingin beli." Seperti biasa Rose penuh dengan semangat dan sangat pintar.

Ginny mengacak2 surai cokelat Rose dengan gemas. "Kau pintar sekali Rose. Tidak seperti mereka berdua, tidak ada persiapan sama sekali." Ginny melirik sinis ke arah James dan Albus yang bergidik ngeri. Membayangkan akan dimarahi Ginny sesampai di Rumah membuat keduanya ingin kabur ke rumah Nenek Molly dan Kakek Arthur sampai tanggal 1 september nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(not) Cursed ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang