Chapter 3: An Gou (Sandi)

10 2 13
                                    

'Amplop apa ini? Kalau ini untukku, kenapa tidak dimasukkan di kotak pos di lantai bawah saja?' pikirku kesal.

Zutto hikari no naka~[1]

Ponsel yang kupegang ini berdering. Aku langsung masuk ke dalam apartemen sambil menjawab panggilan itu. Amplop ini pun kuletakkan sembarang di atas meja.

"Moshi moshi, Minami-san, ada apa?" kataku saat menjawab panggilan dari Minami-san, rekan di kantorku. Aku terus menelepon sambil berjalan ke kamar dan menghidupkan laptop yang memang sudah ada di atas meja.

"Hai, nanti akan kutelepon lagi kalau sudah selesai," kataku mulai mengakhiri teleponnya dan mulai sibuk berkutat di depan laptop. Dia memintaku untuk memeriksa hasil pekerjaannya sebelum diserahkan ke Nishimura senpai[2], seniorku.

Ini sudah pernah terjadi beberapa kali, jadi sudah biasa untukku. Terkadang, aku menasehatinya untuk lebih percaya diri dengan hasil pekerjaan sendiri, karena tidak akan selamanya aku bisa membantunya. Di lain sisi, sepertinya Minami-san-asisten Nishimura senpai-sangat takut kalau Nishimura senpai marah karena pekerjaannya kurang benar. Antara Minami-san yang penakut atau Nishimura senpai yang pemarah, aku juga tidak tahu.

Setengah jam di depan laptop, aku baru ingat kalau belum makan dari tadi siang. Laptop itu akhirnya kutinggalkan di atas meja dalam keadaan menyala dan pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Ketika membuka kulkas, mataku langsung tertuju pada yaki soba yang tadi dibawa oleh ba-san untukku. Selain itu, juga ada beberapa lauk yang bisa kumakan besok.

Dengan cepat aku menghangatkan yaki soba itu dengan microwave dan menghabiskannya. Kemudian aku kembali berkutat di depan laptop untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini.

Jam 7 malam, pekerjaanku belum selesai dan seseorang menekan bel pintu. Siapa itu yang datang semalam ini? Aku meninggalkan laptopku lagi dan berjalan ke pintu depan. Sebelum membuka pintu, kulihat seorang kurir dari intercom. Apa ini tidak terlalu malam untuk mengantar paket? Tanpa berlama-lama, aku segera menandatangi paket itu dan meletakkannya di atas meja di ruang tamu, di dekat amplop putih itu dan kembali ke kamar.

Jam 7 lebih, akhirnya aku sudah selesai memeriksa dan bersiap untuk tidur setelah mandi. Setelah selesai mandi, kulihat ada satu pesan masuk di ponselku. Yumi kah? Eh, senpai? Ada apa ya?

Segera aku membalasnya dan pesan darinya masuk lagi.

Nishimura Senpai
Tadi Minami memintamu membantunya?

Asami
Hai, tapi, tolong jangan memarahinya. Dia sudah berusaha keras mengerjakannya dan hasil pekerjaannya juga semakin baik.

Nishimura Senpai
Kamu sudah seperti mentornya saja.
Oh ya, jangan terlalu memaksakan diri dan tolong ingatkan Minami untuk tidak memintamu memeriksanya lagi, kalau tidak aku mungkin akan memindahkannya.

Asami
Hai, tapi tolong jangan begitu Senpai.

Masa Minami harus dipindahkan hanya karena memintaku untuk memeriksa pekerjaannya? Setelahnya, tidak ada lagi pesan yang masuk dan aku akhirnya bisa tidur.

Keesokan harinya, aku kembali melakukan rutinitas biasanya untuk bersiap-siap ke kantor. Bedanya, hari ini aku tidak perlu memasak, karena ada lauk yang dibawa ba-san kemarin. Jadi, aku hanya menghangatkan lauk itu dan memasukkannya ke dalam kotak dan membungkusnya dengan kain kotak-kotak berwarna biru dan kuning. Setelahnya, aku merias wajahku dan berjalan ke rak sepatu.

Drrrttt~

Eh? Aku meletakkan hells yang sudah kuambil di lantai dan memeriksa ponsel yang ada di tasku. Tidak ada pesan atau notifikasi yang masuk. Suara getar apa itu? Tidak mungkin 'kan kalau ada orang yang meninggalkan ponselnya di sini?

Your Touch in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang