Part 04

1.4K 78 2
                                    

Setelah acara pertemuan tadi siang kini malam pun tiba. Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di kursi tempat ia belajar dengan menumpukkan kedua tangan di hadapannya dan menenggelamkan wajah nya disana, sekarang pikiran nya tertuju pada orang yang tadi siang menarik nya.

"Aaa... ya allah kenapa aku kepiran dia si" gumam Aira

"Astaghfirullah" ucap nya yang terus beristighfar

'tok... tok... tok...'

Suara ketukan pintu pun membuat Aira tersadar dari pikiran nya. Ya saat ini Aira sedang berada di kamar nya yang ada di ndalem, malam ini ia memutuskan akan menginap di ndalem karna ia rasa sudah lama sepertinya tidak tidur di ndalem.

"Iya sebentar" ucap Aira dengan berjalan menuju pintu

Ceklek.

Suara pintu yang di buka Aira, dan ternyata yang datang adalah seseorang yang selalu memberinya kasih sayang dan Aira pun menyayangi nya.

"Boleh umi masuk" tanya umi dengan senyum lebar nya

"Boleh" jawab Aira dengan senyum manis nya

Mereka pun masuk dan duduk di tepi ranjang yang ada di kamar Aira.

"Ada apa tumben" tanya Aira to the poin

"Nggak umi cuma pengen ngobrol-ngobrol aja sama kamu"

Aira pun hanya mengangguk paham.

"Gimana sama pertemuan tadi?" tanya umi

"Gimana apa nya" tanya balik Aira

"Kamu suka sama pilihan umi sama abi?" tanya umi lagi

"Aira juga gak tau mi" jawab Aira dengan menghela nafas panjang

"Maafin umi sama abi ya udah buat kamu nerima perjodohan ini" ucap umi dengan menggenggam tangan Aira

"Aira udah ikhlas ko, umi jangan merasa bersalah gitu ya" ucap Aira tersenyum dan mempererat genggaman nya

"Sini peluk" ucap umi dengan membuka lebar kedua tangan nya, dan Aira pun berhambur ke pelukan sang Umi

"Umi" panggil Aira setelah acara berpelukan tadi

"Hmm, kenapa sayang" jawab umi

"Nanti setelah nikah Aira harus ikut ke Jakarta ya ke keluarga nya mas Ayas?" tanya Aira dengan menatap sang umi

"Nak kamu itu peran nya sebagai istri dan kamu harus ikut kemana pun suami kamu pergi" tutur umi

"Tapi kalo nanti Aira pergi siapa dong yang bakalan bantu umi sama abi di sini" rengek Aira

"Banyak ko santri-santri juga ada" jawab umi santai

"Ya tap-"

"Udah tidur ya udah malem" ucap umi yang memotong ucapan anak gadis nya ini

"Umi keluar dulu ya, kamu jangan tidur terlalu malam" tambah umi dengan beranjak untuk keluar dari kamar Aira

Aira pun hanya mengangguk paham ketika mendengar ucapan umi nya.

Aira kini kembali merenung, bagaimana jadi nya kalo nanti ia harus ikut dengan Ayas.

"Ahh sudahlah sekarang tidur adalah solusinya" gumam Aira yang sedikit mengacak hijab nya

Sedangakan di tempat lain terlihat seorang pemuda tampan dengan stelan baju santainya, ia sedang berkutat dengan laptop dan beberapa berkas yang menumpuk di atas meja ruang kerja nya. Ya pemuda itu Ayas, ia sedang mengerjakan beberapa berkas yang akan ia bawa meeting besok.

"Akhirnya beres juga" ucap Ayas dengan menutup laptopnya

"Kerjaan udah beres, tidur juga belum ngantuk, ngapain lagi ya gue" gumam nya

"Gue telepon si Aira deh kalo telepon Rena pasti dia udah tidur jam segini" ucap nya dengan mengetik nomor telepon Aira

Ya saat pertemuan tadi siang, umi Hana sempat memberinya kertas yang tertulis nomor telepon Aira sebelum Aira datang ke ndalem dan Ayas hanya menerima nya sebagai bentuk menghargai orang yang lebih tua darinya. Mungkin niat umi Hana memberikan itu agar mereka berdua bisa cepat saling mengenal satu sama lainnya, apalagi mereka akan menikah dalam waktu yang terbilang singkat.

tut... tut... tut...

"Assalamu'alaikum hallo siapa ini" ucap Aira di sebrang sana dengan nada khas orang bangun tidur

"Bangun lo jangan tidur mulu" ucap Ayas tanpa menjawab salam Aira

Seketika Aira sadar setelah mendengar suara itu ia langsung tau siapa orang yang menelpon nya malam-malam begini.

"Kamu nggak salah ngomong kaya gitu" ucap Aira dengan nada sedikit kesal, pasal nya orang menelpon nya malam-malam begini sudah mengganggu mimpi indahnya

"Nggak" jawab Ayas singkat

"Jam segini itu emang waktunya buat tidur, harusnya kamu juga tidur bukan malah bangunin orang" cerocos Aira dengan nada kesalnya

"Ya mau gimana orang gue nya juga belum ngantuk" jawab Ayas santai

"Udah ya kalo niat kamu cuma pengen ganggu orang tidur udah nggak usah telepon segala" cerocos nya lagi

"Bukan gitu, temenin gue gadang ya" ucap nya berharap Aira mau menemaninya

"Nggak nggak aku nggak mau"

"Harus mau, kalo gak mau gue bakalan telepon lo terus menerus" ancam Ayas

"Gak takut, udah ya bay assalamu'alaikum"

"Eh tung-"

tut.

Belum saja Ayas menyelesaikan ucapan nya Aira sudah mematikan sambungannya.

"Ini orang main matiin aja orang gue belum selesai juga" ucap Ayas dengan melihat layar ponsel nya

"Awas lo ya gue telepon lagi, lo kira gue main-main sama ucapan gue" ucapnya lagi dan ingin menekan tombol panggilan namun belum saja Ayas menekan nya, ia sudah melihat pemberitahuan bahwa nomor nya sudah Aira blok

"Apa-apaan ini berani banget dia ngeblok nomor gue, lo gak tau ya gue siapa, baru kali ini ada yang berani blok nomor gue" ucap nya terus menerus dengan membulak balikan layar ponsel nya

Sedangkan Aira, ia jadi tidak bisa tidur lagi, ia sudah berusaha dengan memejamkan mata nya, gulang guling kesana kemari tapi tetap saja ia tidak bisa tidur kembali.

Dan akhirnya Aira melihat jam yang ada di ponselnya yang menunjukan pukul 01.43 dan ia beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, ya saat ini Aira akan menunaikan sholat tahajud, biasanya ia sholat tahajud pukul 03.00 tapi karna gangguan manusia itu Aira harus bangun di jam yang terbilang masih malam.

Setelah selesai sholat tahajud, ia berdoa dan dilanjutkan dengan membaca ayat suci al-qur'an, mungkin ini akan menenangkannya karna saat ini dirinya masih kesal dengan orang yang sudah mengganggu tidurnya.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.
Jika suka silahkan baca🤗
Mohon maaf masih banyak yang keliru🙏
Semoga suka and see you☺️

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang