Bab 6 : Kehancuran Mutlak

8 2 0
                                    

Entah bagaimana ceritanya, tapi, yang pasti sekarang kelima pemuda itu sedang memainkan kembang api di dalam hutan rahasia. Harsa sudah bangun, tentu saja karena dibangunkan oleh Bima. Sang pelopor untuk menyalakan kembang api dan bermain bersama.

Tidak tau bagaimana caranya, tapi Bima berhasil menyembunyikan 10 plastik kembang api yang berisikan 5 biting itu selama pelajaran. Wow, Bima benar-benar cerdik kalau sudah berhubungan dengan kenakalan seperti ini. Jangan ditiru ya teman, jelek soalnya.

Awalnya, Sulthan tentu saja tidak mau, karena walau tadi sudah ditenang kan Yonathan, tapi tetap saja ia masih sedikiy ragu. Bermain kembang api diantara pepohonan itu sama saja dengan bunuh diri bila tidak hati-hati. Terlebih di hutan ini cahaya penerangan sangat minim. Sulthan takut, bila apinya tidak sengaja kena ke daun kering.

Yah, walah dia menolak, tapi rayuan maut Bima yang sudah seperti tim marketing pakaian bermerk kelas atas tidak bisa ditolak tentu saja. Pada akhirnya pun, Sulthan ikut bermain.

Kelima pemuda itu sedang berputar mengelilingi api unggun dengan gelak tawa yang besar dan kembang api yang menyala di tangan mereka. Bahkan, Bima sampai memutar-mutar kembang api itu diatas kepalanya. Benar-benar seperti anak kecil.

Sulthan ikut tertawa melihat kelakuan Bima, begitu juga dengan yang lain. Namun, tak berapa lama, suara dengungan itu kembali lagi. Kali ini rasa nyeri yang ada menjadi lebih hebat.

Sulthan terjatuh, beruntung kembang api yang ada ditanganya sudah mati. Bila tidak, daun kering yang ada di sekitarnya bisa ikut terbakar. Kedua tangan Sulthan terangkat untuk menutupi telinga nya. Tubuhnya meringkuk dengan suara kesakitan yang tertekan keluar. Rasa sakit kepala itu juga datang, lagi.

Satu per satu dari mereka mulai menyadari bahwa Sulthan kembali kesakitan, membuat mereka melempar asal kembang api mereka. Menghampiri Sulthan yang sudah merintih kesakitan dan hampir menangis.

Yonathan segera bangkit untuk mencari air, agar Sulthan dapat meinum terlebih dahulu dan membuat temannya itu tenang. Bagaimana pun juga Yonathan tidak mau terjadi apa-apa bagi teman-teman nya. Karena, hanya teman-temannya yang peduli, hanya mereka, orang tua Yonathan tidak. Orang tua Yonathan hanya bertengkar setiap hari. Hanya teman-temen nya yang peduli dengan dirinya, itu sebabnya Yonathan tidak mau sesuatu terjadi pada Sulthan.

 Hanya teman-temen nya yang peduli dengan dirinya, itu sebabnya Yonathan tidak mau sesuatu terjadi pada Sulthan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun, saat Yonathan berdiri dan melihat ke sekitar, hampir seluruh hutan ini sudah dikelilingi oleh api.

Membuat semua yang ada jadi ikut berdiri dan mematung. Kelima anak itu kompak berpikir, apakah aku akan mati hari ini?

 Kelima anak itu kompak berpikir, apakah aku akan mati hari ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan, satu per satu pohon mulai jatuh. Api yang tadinya ada di dahan pohon mulai merembet ke rumput-rumput kering yang ada disana. Mereka benar-benar dalam lingkaran api yang membara.

Satu per satu dari mereka mencoba melarikan diri, menyelamatkan diri dari kobaran api yang panas dan mengerikan ini. Sulthan dan Yonathan berusaha mengumpulkan kembali teman-temannya, namun itu percuma.

Pohon banyak yang jatuh, telinga Sulthan kembali terasa sakit. Harsa dan Tendri terjebak diantara tumbangan-tumbangan pohon yang terbakar api. Bima tersandung batu dan nafasnya sudah sesak karena menghirup banyak asap. Begitu juga Yonathan.

Satu per satu dari mereka mulai tak sadarkan diri. Bima, Harsa dan Tendri, Yonathan lalu Sulthan. Sebelum Sulthan kehilangan kesadaran nya, ia melihat bayangan Andreas disana. Ia berusaha memanggil nya, namun itu tidak berguna. Suara Sulthan tidak mau keluar, pandangannya perlahan kabur. Satu-satunya yang ia lihat adalah api makin berkobar tanpa ia bisa menyelamatkan teman-temannya.

Keesokan hari nya, di seluruh kota terpajang kertas kehilangan yang diisi gambar lima anak memakai baju sekolah.

Iya, mereka hilang. Tidak pernah kembali lagi. Tidak ada yang tau bahwa mereka bukannya menghilang tapi mati dilahap api hutan rahasia.

MOONCHILD | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang