02 KERINDUAN TAK BERDASAR

4 9 0
                                    

Hampa
Pikiran tak karuan
Entahlah apa aku sudah gila.
Lagi-lagi pria itu lagi yg kupikirkan, bahkan ini sudah seminggu setelah resmi menjadi siswi SMA. Aku tak kunjung bertemu dengannya padahal aku jelas-jelas melihat pria tersebut menggunakan seragam sekolah ini. Aku tau sekolah ini cukup besar tapi apa sesusah ini untuk bisa bertemu dengan seseorang yang juga bersekolah disini.

Di sekolahpun Dinda juga bercerita tentang waktu aku pingsan dan diangkat sama senior ganteng yang juga anggota OSIS itu katanya namanya kak Nata. Dia juga menerka-nerka bahwa kakel anak kelas 11 itu suka sama aku. Aku sama sekali tak peduli ataupun tertarik dengan cerita-cerita seperti itu.

                         ~~00~~

Hari ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya tak ada alasan aku hanya ingin saja. Langkah demi langkah ku berjalan menuju halte bus yang biasa aku gunakan. Sungguh pagi ini terasa nyaman, sejuk dan sangat cerah.

Seketika langkahku terhenti. Aku benar-benar tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaanku pada saat itu. Kalian dapat nebaknya bukan tentu saja dia pria itu pria yang tanpa kusadari selalu kurindukan.

Aku melihatnya, pria berkuda putih tidak bukan itu maksudku tapi pria ber'earphone putih. Aku sangat menyukai gayanya.

Entah apa yang ada dipikiranku aku mengikutinya tanpa memperdulikan kemana aku akan melangkah.

Apaa diaa suka berjalan kaki sepagi ini. Dia kelihatanya akan menuju ke sekolah. Aku mengikutinya, mengikuti langkahnya berjalan, hentakan kakinya yang membuat aku tertawa sendiri.

Gila!! aku benar-benar seperti penguntit.
Sayangnya saat mulai memasuki sekolah banyak siswa siswi lain yang lewat dan menghalangi pandanganku seketika pria itu menghilang begitu saja uhhh

"lihat saja aku akan tetap mencarimu pria ber'earphone putih" gumamku.

                         ~~00~~

Benar saja saatku berangkat pagi...lagi dan lagi sambil berjalan kaki aku melihatnya masih sama dia selalu menyumpal telinganya dengan earphone putih yang kelihatan sangat cocok untuknya. Karna ini masih terlalu pagi rasanya masih sepi pengendara dan terasa amat sejuk.

Kalau dia tau aku terus mengikutinya seperti ini mungkin dia akan menatapku aneh, mengatakan aku pengutit, stalker atau apapun itu yang cocok dengan keadaanku sekarang.
Tampak ia duduk di bawah pohon besar yang juga terdapat bangku dan meja di bawahnya, yang berada di taman sekolah.

Apa yang dia lakukan membaca buku tapi sambil mendengerkan musik begitu. Hmm entahlah aku hanya akan memandanginya dari kejauhan hingga bel berbunyi.

Hari hari demi hari aku semakin seperti penguntit sebenarnyaa dia selalu berada di bawah pohon itu hanya untuk belajar sambil menyupal telinganya dengan earphone putihnya.

                              ~~00~~

Aku tidak bisa seperti ini terus aku harus menyapanya aku bukan seorang pengutit.

Ku berani kan diri untuk menghampirinya yang sedang belajar di bawah pohon besar yang sudahku bilang kemaren karna hanya disini dan di jalan saat pagi aku dapat melihatnya.

"haii, aku Rara"

Apa yang ku ucapkan ohh tidak ini terlalu kuno. Ia sama sekali tak menatapku.

"apa yang sedang kamu lakukan tapi aku hanya ingin berterimakasih"

Ia mengangkat kepalanya melihatku sebentar lalu melakukan kegiatannya lagi tanpa berniat membalas ucapanku.

Ahh ia tak mendengar karna earphone ditelinganya.
Aku melepas earphone tersebut dari telinganya. Aku sangat kesel sekarang.

TEMAN SAMPAI AKHIR || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang