BS|| Aluna bertingkah

12 3 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

seorang gadis bermata hazel terlihat sedang celingukan mencari angkot. Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang bangun kesiangan. Alhasil, sangat menyusahkan untuknya mencari kendaraan menuju sekolah. Ia terus bergerak gelisah, pasalnya sudah hampir lima belas menit ia menunggu. Sedangkan, sepuluh menit lagi gerbang sekolah akan di tutup.

Sementara itu, di ujung jalan ada sebuah mobil yang mengawasi gadis itu. Mobil itu sudah mengikuti Aluna sejak gadis itu keluar dari rumah. Namun, tidak ada niat untuk memberi tumpangan. Hanya melihat Aluna dari jauh saja sudah cukup.

"Pangeran tidak mau mengajak nona Aluna naik kereta besi seperti kita?" tanya Rael.

Aldebaran menggeleng. Sorot matanya terus memperhatikan gerak-gerik Aluna dari dalam mobil. Gadis itu terus bergerak gelisah. Bahkan, Aldebaran bisa melihat keringat yang menetes di tubuhnya. Rael mengikuti arah pandang Aldebaran pada Aluna. Laki-laki itu bisa melihat tatapan tidak suka Aldebaran pada Aluna.

"Ajak saja, pangeran. Pangeran mau saya laporkan ke Raja Hermes kalau pangeran tidak menjalankan tugasnya dengan baik?" ancam Rael.

Aldebaran mendengkus tidak suka. Dengan berat hati, ia menjalankan mobilnya mendekati Aluna. Raut wajah gadis itu nampak putus asa. Mungkin karena tak kunjung dapat angkot sementara jam sudah menujukkan pukul tujuh, yang artinya gerbang sekolah sudah ditutup. Laki-laki itu menurunkan kaca mobilnya agar bisa menyuruh gadis itu masuk. Aluna menatap kaget pada Aldebaran, tapi tak dipungkiri hatinya berbunga-bunga.

"Selamat pagi, Al," sapa Aluna semangat.

"Kamu kok belum berangkat sekolah? Ini udah jam tujuh lho, nanti kamu telat," lanjutnya.

"Naik."

"Ha?"

Aldebaran berdecak. Ia mengkode Aluna untuk naik mobilnya. Namun, sepertinya otak gadis itu sedikit lemot. Aluna malah memandang Aldebaran cengo.

"Naik, Aluna!"

Aluna mengerjapkan matanya berkali-kali mencerna ucapan Aldebaran. Semoga ia sedang tidak bermimpi Aldebaran menjemputnya pagi-pagi. Dilihatnya tatapan Aldebaran yang semakin menajam membuat bulu kuduk Aluna merinding. Ia berjalan ke samping untuk memenuhi perintah Aldebaran. Namun, keningnya berkerut kala mendapati laki-laki yang kemarin mengaku menyukai Aldebaran.

"Kok ada dia sih, Al. Kamu sengaja mau manas-manasin aku pake dia?" tanya Aluna emosi.

Aldebaran menghela napas. "Rael, pindah belakang!"

"Siap."

Rael membuka pintu mobil dan mempersilakan Aluna untuk masuk. "Silakan, nona."

Aluna memandang sinis Rael. Ia segera memasuki mobil Aldebaran sebelum laki-laki itu berubah pikiran. Aldebaran langsung menjalankan mobilnya menuju sekolah. Di dalam mobil tidak pernah sepi oleh ocehan Aluna yang menanyakan hal random pada Aldebaran yang malah dijawab oleh Rael. Aluna semakin yakin bahwa Rael menyukai Aldebaran, dan Aluna tidak suka itu.

Black ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang