24. Cemburu

39 9 7
                                    

My favorite food🥵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My favorite food🥵

***

Playlist| Park Hyungsik - Because of You

24. Cemburu

.

.

Author's POV

Hari ini siswa-siswi kelas X IPA 1 sedang melakukan permainan basket di lapangan karena jadwal pelajaran penjaskes hari ini.

Pak Riza selaku guru mata pelajaran tersebut mengatakan bahwa hari ini adalah pengambilan nilai untuk materi ini. Semua siswa maupun siswi kelas tersebut harus sudah mempersiapkan diri.

"Huwaaa! Gue gak bisa masukin bolanya ke ring, Bii!" rengek Ratu sambil mencak-mencak tidak jelas.

Sang lawan bicara tertawa melihat ekspresi temannya itu yang lucu. "Ratu, liat gue," kata Abii dengan wajah serius. Ratu melakukan apa yang dikatakan Abii.

Mereka saling berhadapan. "Ring-nya tinggi, 'kan?" Abii bertanya dan Ratu mengangguk polos.

"Terus lo lumayan tinggi untuk ukuran cewek, 'kan?" Kali ini Ratu mengangguk patah-patah. Lalu Abii menghela napasnya berat. "Nah gue?"

Ratu akhirnya paham kalau Abii sedang mengatai dirinya sendiri. Ratu meringis jadinya.

"Maaf, Abii, gue gak bermaksud" kata Ratu sambil mengulum bibirnya dengan kepala menunduk.

"Apa? Gue gak nyalahin lo, Ratu. Maksud gue itu, seharusnya gue yang paling resah karena bakal kacauin pelajaran ini!" Abii menggeram karena jujur sedari tadi ia memikirkan bagaimana cara menggapai ring yang sangat tinggi baginya itu?

Ratu menepuk-nepuk pelan pundah Abii dengan wajah yang mengerti bagaimana perasaan Abii karena dia juga merasakannya. "Lempar asal aja, Bii."

Keduanya lalu mengembuskan napas panjang bersamaan.

"Ayo semua baris! Kita akan melakukan pemanasan dulu."

***

"Sekarang giliran Samuel!" Pak Riza berkata dengan lantang dan disahuti sorakan anak-anak lainnya. Semuanya tak sabar melihat bagaimana Samuel si manusia dingin itu melempar bola ke ring.

"Ayo, El, lo pasti bisa!" teriak Abii menyemangati. Samuel terkekeh dengan senyum miringnya menanggapi saudara tirinya itu.

Interaksi keduanya tanpa sadar membuat sepasang mata memperhatikan mereka dengan tatapan tidak suka. Arka menajamkan matanya menatap Samuel yang kini hendak memasukkan bola basket ke ring.

Sedangkan Samuel kini memfokuskan diri pada ring di depannya itu. Bola yang ia pantulkan di lantai lapangan indoor itu akhirnya ia tangkap kembali dan kini melekat di tangannya.

𝐒𝐢𝐧𝐲𝐚𝐥 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 (𝓞𝓷 𝓖𝓸𝓲𝓷𝓰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang