"jadi apa rencana anda selanjutnya?, apakah akan menetap di indonesia atau kembali ke london?" wartawan berbaju merah dengan celana jeans sedikit berantakan itu sekali lagi bertanya.
"saya akan tinggal sementara di indonesia dulu, sekitar sebulan, setelah itu saya akan kembali ke london" jawabku singkat, aku melirik jam lantas menatap ke john sekretarisku, memberi tanda kalau sudah saatnya wawancara ini di selesaikan. john mengangguk mengerti.
"okay..maaf sepertinya waktu wawancara sudah selesai, karena masih ada pertemuan yang harus dihadiri nyonya bella, terima kasih" ucap john sopan.
suara bising mulai terdengar lebih keras dari sebelumnya, tanda tak setuju dari wartawan untuk menutup wawancara, dadaku turun naik memberikan kesempatan untuk udara masuk, john mulai berdiri di samping lantas berbisik tanda untuk aku segera berdiri, menjauh dari para wartawan yang mulai berubah menjadi serigala.
"kapan anda berencana menikah, saya baca dari salah satu koran di inggris kalau anak dari mohamed bin issa al-jabera, akbar bin issa al-jabera sudah melamar anda pada pertengahan bulan maret kemarin? apakah anda sudah menerima lamaran tersebut?" hening. suara yang sedari tadi ribut berganti dengan tatapan penasaran dari semua mata tak terkecuali john yang tepat berada di sampingku. wartawan yang berbaju merah itu tampak berdiri dengan percaya diri menanti jawabanku.
aku berbalik sedikit, menghindari tatapan john yang menyelidik lantas melangkah maju melewati meja panjang yang menghalangi tempatku berdiri dengan wartawan serigala itu. kakiku berjalan terus menuruni beberapa anak tangga yang berada tepat di depan meja, tanganku ku lipat tepat di depan dada. tersenyum ramah agak meremehkan.
wartawan itu mundur sedikit kala aku berjalan lurus kearahnya. aku menghilangkan senyumku " apa kamu bisa melihat?"ucapku sopan, ku tunjukan jari manisku. dia tampak bingung, hanya menaikan sebelah alisnya.
"seperti yang kalian lihat, saya tidak memakai cincin perak ataupun berlian, itu tandanya saya belum pernah dilamar oleh siapapun apalagi akbar, saya hanya berteman baik dengannya, dan saya harap teman-teman wartawan bisa menghargai privasi saya, apa kamu bisa memahami itu andre" jelasku sakratis sekaligus memberi pertanyaan yang tak kuharap jawabannya dari wartawan dengan kartu pers tergantung yang tertulis andre di dalamnya.
aku lantas berbalik, berjalan lurus menghampiri john yang sudah bediri tepat di pintu keluar, dengan tersenyum memperlihatkan seluruh giginya.
"apakah aku sudah seperti Kristen Wiig dalam film bridesmaids?"tanyaku padanya.
"tidak kau lebih mirip Dinda Kanyadewi dalam salah satu sinetron paling panjang yang pernah diikuti oleh mamaku" balasnya membuatku tertawa lepas.
kamipun beriringan keluar hotel tempat konfrensi pers ini dengan diikuti beberapa staff di belakang kami, lantas menaiki mobil yang perlahan mulai berjalan meninggalkan hotel tersebut jauh di belakang, ku rapikan sedikit rambutku, john mulai memberikan ipad yang sedari tadi di peganggnya padaku, lantas membuka salah satu berkas online. " ini berkas laporan keuangan dari perusahaan petra yang mau kita beli, ku rasa akan sedikit berat untuk kita menjualnya nanti bell" dia mulai melaporkan penemuannya seraya aku membuka laporan tahunan perusahaan alat berat yang akan ku beli nanti.
"bukan masalah john, hutangnya memang besar tapi peluang untuk perusahaan alat besar ini maju ke depan lebih besar lagi apalagi kita punya jaringan untuk orang yang akan membeli perusahaan ini, kau tak lupa dengan alex bukan" jelasku, dengan sedikit memberikan penekanan pada kata alex, ya alex, pengusaha muda yang sangat sukses di usaha konstruksi baja dan properti, teman kuliah kami.
"hei..kenapa kau membuat penekanan di kata alex, bel?? kau tau'kan itu kejadia lama, aku sudah berdamai dengannya"ucap john membela diri, mengklarifikasi kejadian sepuluh tahun lalu yang mengakibatkan hidung dan wajahnya lebam tak hanya itu john juga menimpali alex hingga laki-laki itu pingsan parahnya kejadian tersebut terjadi sehari sebelum acara kelulusan kami. aku tertawa mengingatnya, betapa john ketakutan kala dia di laporkan ke kantor polisi apalagi masih kuingat jelas saat itu kami hanya mahasiswa dari negara berkembang yang cenderung miskin yang di beasiswakan oleh negara london.
KAMU SEDANG MEMBACA
petrichor
Romanceketika hujan membasahi tanah kedamaian menyelimuti membawa kesyahduan abadi aku di sini dengan cinta yang tak sampai dengan kata yang melambung ke angan kau, kembali lagi bagai hujan ini sedang aku tanah yang tak berdaya dengan cinta lantas menyeru...