Kakak kelas sedang ujian untuk itu kelas 11 dan 12 diliburkan beberapa hari. Sejak pagi rumah Aoi sudah direcoki oleh kehadiran Cakra.
Karena malas melihat Aoi sedari tadi hanya rebahan Cakra menyeret gadis itu untuk ke taman. Dengan rasa malas yang sudah berada ditingkat ketujuh Aoi tetap ikut bersama Cakra.
Nyatanya niat Cakra ke taman ada maksud lain untuk bertemu dengan Bulan. Pada akhirnya Aoi hanya menjadi nyamuk diantara mereka.
Yang sialnya juga Aoi harus bertemu anak-anak Batavia sedang melakukan bagi-bagi makanan. Mungkin program gengnya. Mereka semua serentak menggunakan kaos hitam persatuan. Pantas saja Alfin dan Kafka tidak ikut bersama Cakra untuk merecokinya.
Aoi tersentak tatkala Athala membagikan makanan disekitarnya, sepertinya cowok itu tidak menyadari kehadirannya atau berpura-pura tidak sadar? Sejak kejadian di kantin mereka belum berbicara lagi terlebih karena libur membuat jarak diantara mereka tercipta.
Ya memangnya Aoi mau mengharapkan apa? Bukankah dia dan Athala bukan siapa-siapa? Sering kali Aoi berkata seperti itu pada dirinya sendiri. Tapi kejadian saat Athala dengan jelas membela Aneska di depannya selalu terngiang di kepalanya dan setiap ia mengingat itu dadanya terasa sesak. Bodoh! Sudah peringatkan untuk tidak jatuh cinta malah baper sendiri.
Oh ya masalah postingan lambe sudah dihapus. Meski dmnya sudah tak seramai waktu itu tapi masih saja ada yang mengiriminya kata-kata tak pantas. Sebegitu jelek citranya di mata sekolah.
"Batavia lagi bagi-bagi makanan. Ini ambil."
Aoi menoleh mendengar suara itu semakin jelas. Tatapan mereka bertemu. Seperti seorang yang sudah melakukan dosa besar Aoi menatap Athala takut-takut.
"Ros satu lagi," ujar Athala mengambil nasi kotak dari tangan Eros.
"Ini buat lo." Athala berkata tanpa ada ekspresi berlebihan. Maksudnya Athala biasanya sering tersenyum padanya tapi kali ini? Wajahnya datar sekali.
"Makasih," ucap Aoi tulus.
Tak berkata lebih lagi Athala segera pergi. Aoi menatap punggung lebar yang perlahan menjauh dari pandangan.
Aoi juga tak berniat untuk mengejarnya. Dia merasa tak melakukan kesalahan apapun. Selama menunggu Cakra selesai berpacaran Aoi duduk di taman sembari bermain ponsel.
Kursi panjang di dekatnya terasa diduduki oleh seseorang. Aoi menoleh dan mendapati Athala duduk di sebelahnya, tanpa menoleh.
Athala menyerahkan satu botol teh pucuk dingin. Aoi sampai mengerutkan kening tapi tetap juga diambil.
"Sama siapa di sini?" nada suara Athala masih terdengar tak bersahabat.
"Emm Cakra tapi dia lagi pergi sama Bulan. Lo ngapain di sini?" Aoi menoleh sekitarnya tak jauh dari mereka ada anak-anak Batavia sedang berkumpul.
"Duduk."
"Dari pada sendiri di sini mending ikut gue ke sana." tak menunggu Aoi menjawab Athala sudah lebih dulu menyeretnya bergabung dengan anggota Batavia lainnya.
Aoi tersenyum canggung. Orang-orang yang tadinya ribut langsung senyap karena kehadiran Aoi.
"Ya ampun manisnya kalo senyum," puji Eros berbinar menatap Aoi.
"Ya Allah cakep banget kalo senyum apalagi kalo ketawa." Josep menyahut pujian Eros.
Mendengar itu entah kenapa membuat Athala serasa mendidih darahnya. Tidak suka sekali mendengar seseorang memuji Aoi kecuali dirinya.
"Jangan senyum, lo mirip joker," sewot Athala.
Aoi langsung kicep mendengarnya. Benarkah senyumannya sejelek itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [SGS#2]
Teen FictionSegal series 2 Kita dilahirkan berbeda untuk bisa saling menyempurnakan.