Dengan kekuatan kupu-kupu. Enjoy ya!
Semoga suka.
Kalo ngga suka?
Pokoknya harus suka, aku maksa😣
Becanda doang suer ✌️___
🦋. GELANG KAKI.
___
Salah satu Toko Perhiasan di belahan kota Jakarta sedang ramainya orang berdatangan. Ada yang membeli ada juga yang menjual, ada yang mengambil ada juga yang menukar.
Shinta tengah fokus mengamati benda indah dengan suatu alat, lengannya disenggol pelan oleh teman kerjanya-Rima.
"Fokus banget, punya siapa sih?" tanyanya melihat ke teliti an Shinta mengamati benda tersebut.
"Tuh,"
Shinta mengangkat dagu nya menunjuk seorang lelaki yang duduk tak jauh dari mereka. Setengah muka tertutup masker memakai kacamata hitam dan juga menggunakan topi untuk menutupi bagian rambutnya.
"Mukanya tertutup banget, tapi bajunya terbuka. Aneh," celetuk perempuan itu.
Shinta sampai refleks ikut mengamati pakaian lelaki itu. Kemeja pendek putih dengan kancing atas terbuka serta celana jeans selutut. Shinta rasa itu penampilan pas, menganggap harus aneh?
"Lo aja yang baru liat orang pake baju-"
"Ngomong apa Lo?! Sembarang aja," sebal cewek itu. Yang benar saja, berarti ia lebih sering melihat orang tidak memakai baju, begitu? Shinta memang kadang-kadang tidak lucu kalau bercanda.
"Udah sana, layani yang baru dateng." Usir Shinta dan kembali memfokuskan mengamati benda di hadapannya.
Shinta masih bisa mendengar ocehan kekesalan Rima. Setelah berkutat selama beberapa menit kini Shinta menuju etalase yang menjadi batas untuk karyawan dan pelanggan. Shinta meletakan benda yang sudah ia amati hampir setengah jam, pemilik benda itupun datang.
"Gimana Mbak?" Tanyanya. Nada yang tergesa, membuat Shinta berfikir kemungkinan lelaki ini ada urusan lain setelah di sini.
"Gelang kaki ini jenis emas putih, di dalam liontin kupu-kupu kecil ini juga terdapat permata putih asli ya... meski begitu kecil." Papar Shinta, beberapa saat ia mengamati ekspresi pelanggan kali ini, namun begitu sulit karena tidak ada akses Shinta melihat nya, benar kata Rima, muka lelaki ini sangat tertutup.
Kacamata hitam membuat Shinta begitu sulit melihat barang iris matanya saja.
"Desain kupu-kupu ini begitu rapih, yang membuatnya juga saya rasa benar-benar begitu teliti. Ketika saya amati tadi-" ucapan Shinta terhenti, lelaki yang sedari tadi mendengar kan menjadi bertanya.
"Apa lagi mbak?"
"Sebentar,"
Shinta beranjak untuk mengambil alat pembesar, ketika tangannya merasakan sebuah ukiran di bagian belakang liontin. Dengan alat pembesar Shinta kembali mengamati.
Shinta lagi-lagi di buat kagum, ingin rasanya memberi tepuk tangan untuk seseorang yang menciptakan benda yang tengah ia amati ini.
Setelah Shinta amati lebih jelas lagi, ternyata di belakang liontin kupu-kupu terdapat ukiran suatu huruf atau bisa juga itu adalah sebuah inisial nama seseorang namun begitu kecil tapi ukiran itu masih bisa dirasakan.
"RS." baca Shinta namun nyaris seperti gumaman.
Ketika merasa ia sudah begitu teliti dengan mengamati benda itu hampir setengah jam lamanya, ternyata bagian ini hampir saja terlewatkan.