꒰ 02 : Happy Birthday Sweetie

1 0 0
                                    

Ngejer update pas ide nyamper di otak!

Hehe, Selamat membaca!

***

Tepat jam Dua belas malam tadi, tidak ada satupun orang yg mengucapkan selamat ulang tahun pada peach, bahkan ayah dan bunda pun terlihat amnesia di hari yg harusnya membahagiakan ini. Masa lupa dengan ulang tahun anak sendiri, apakah benar yg di katakan abangnya? Anak pungut-kah dirinya ini?.

Uhh! Rasanya tidak adil, ulang tahun adik perempuannya saja diingat dan dirayakan dengan begitu meriah, padahal ia juga tidak mengharapkan sebuah pesta yg megah, hanya ... sebuah ucapan dan dekapan hangat di hari ulang tahunnya.

Hiksss, so sad so sad.

Lagu sedih mendayu-dayu dibenaknya, menyebalkan!.

Dan ia juga sudah bangun pagi-pagi, mandi bersih-bersih, gosok gigi 25 menit, gosok daki dan dandan cantik-cantik, dalam kurung hanya memakai bedak dan lipgloss saja.

Ya Suatu hari di pagi yg cerah, tepat di meja makan keluarga yg terlihat ramai, dan lengkap, terlihat harmonis dan ramai. Berisik sekali keluarga sok sibuk ini.

"Bunda~  inget nggak ini hari apa?"

Peach mengerucutkan bibirnya, terlihat manja di depan bunda, membuat kakak laki-lakinya yg sudah kuliah semester ketiga, bernama Orange itu mendengkus sebal, begitupun adik perempuannya Grape,  yg masih duduk di bangku SMP kelas tujuh.

"Hari... selasa? Kenapa emangnya? kamu nggak lihat kalender? Masa yg sekolah aja lupa sama hari! Tunggu, tumben udah siap pagi-pagi gini?".

Bunda mendumel pada anak perempuan di depannya ini, Membuat Peach menekukkan bibirnya lebih panjang, bahkan hampir seperti bebek.

Uhh! Seharusnya ia sudah tahu jawaban yg akan keluar seperti ini. Memangnya salah kalau dirinya bangun pagi-pagi seharusnyakan itu bagus!.

Bangun kesiangan kena amukan maut!
Bangun kepagian malah diragukan seperti ini.
Peach kadang tidak mengerti jalan pikiran Emak-emak itu mau bagaimana? Kadang semua hal terlihat salah dimata mereka.

Huh! Dan Bunda ini memang tidak peka! Peach semakin mengerucutkan bibirnya memasang ekspresi sedih, membuat kakaknya bergidik ngeri. Bunda tidak menghiraukannya lagi karena terlalu sibuk dengan Sandwich yang ia makan.

"Kamu ngapain sih dek? Udah jelek nambah jelek tuh muka." Ujar Orange sambil mengoles Selai pada rotinya. Tidak luput dari wajah menyebalkannya.

Menjahili adek sendiri di pagi hari adalah hal yang menyenangkan memang bagi Orange.

"Ihh ... abang!". Bentak Peach pelan saja, karena di sini masih ada bunda dan ayahnya. Menghiraukan Orange yg terkekeh geli karena sudah membuat kesal sang adik. Kini Peach beralih menatap ayah yg sedang asik dengan koran di pagi hari.

"Yah~ inget nggak ini hari apa?~" Kali ini dengan tersenyum amat manis Peach mendekat pada sang ayah. Ayah menoleh padanya sekilas lalu menyeruput kopinya lagi.

"Hm ... Sel– astaga!." Mendengar itu Peach mulai membuka mulutnya dengan kegirangan, ah akhirnya ayah tahu ini hari apa!. Senangnya~

18 Years OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang