Di rumah Mama Shan
"Ma...ma...maaaaaak!!!!" teriak Zhehan sambil membanting bokongnya yang makin semok itu ke atas kursi makan.
"Apaaaan sih Nip... dateng-dateng.. Kasih salam keq... Kasih duit keq .. Nih ngomel ngomel" Mama Shan ikutan ngedumel karena merasa terganggu sedang nonton drama calon mantunya yang ganteng, Gong Jun Di TV.
" Ist..mama.. Ganti deh itu channel makin kesel aku jadinya" mulutnya mulai mengerucut.
"Maaaaa..... Liat sini dong kalau Zhezhe lagi ajak ngomong" Zhehan makin ngambek karena dicuekin maknya.
Melihat anak kesayangan mama kalau Zhehan sudah ngomong dengan menyebut namanya kecilnya Mama Shan tahu pasti saat ini anaknya sedang kesal nanti bisa bisa belanja ga karuan lagi pakai akun mama.
Seperti saat dia sedang kesal karena dikhianati salah satu teman dekatnya. Saat curhat dengannya tapi tidak ditanggapi serius olehnya.
Tiba tiba keesokan hari banyak barang pesanan Zhehan tiba di rumah, dari mulai parfum, handphone, perhiasan, baju sampai karet gelang dan ember anti pecah.
Mengingat hal itu mama segera mematikan TV dan menyembunyikan handphone yang ada aplikasi berbelanjanya.
"Iya kenapa Zhe, coba cerita ke mama"
" Zhe dua hari ini mau tidur di sini, jangan boleh ada yang kesini. Yu juga ngak boleh kalau dia ngeyel suruh tidur di teras aja" lanjut Zhehan sambil bergelayut manja ke mamanya
Zhehan itu diluaran aja kelihatan sebagai lelaki yang mandiri, pokoknya laki bener deh.
Padahal kalau di rumah di adalah anak yang manja, gede ambek, males repot, ngak bisa masak, sudah begitu masih suka ngedusel manja ke mamanya.
" Eh, kamu itu dah gede dah punya laki masih aja manja" ledek mama sambil mencubit pipi anaknya itu.
"Aaaah sakit mak!" sambil mengusap pipinya.
"Pokoknya Zhe ga mau ketemu siapa pun!!"
" Telepon juga ga boleh" teriak Zhehan dari dalam kamar
Tok...tok..tok..
"Nip.. Mama masuk yak"
"Nih mama sudah buatkan puding apel kesukaanmu" rayu mama dari luarMama masuk dan melihat anaknya sedang duduk di dekat jendela yang tertutup tirainya.
"Zhezhe sayang, ada apa coba cerita ke mama" tanya mama sambil menyuapkan puding ke mulut Zhehan
Zhehan tidak menolak suapan mamanya itu. Bahkan kini dia bergelayut di lengan mamanya.
"Ma..."
" Menurut mama apakah Zhe itu sekarang tidak profesional dalam pekerjaan? Apakah Zhe yang sekarang terlihat lemah dan menjadi feminin?""Apakah Zhe salah karena terlalu mencintai Junjun?"
Mendengarkan itu mama Shan masih terdiam dan terus menyiapkan puding ke mulut anaknya itu.
"Ma.. Apakah mama pernah merasa menyesal mempunyai anak seperti Zhe yang sekarang?" air mata Zhe mulai bergulir di pipinya yang mulus.
Kreeek!!
Mama San langsung menaruh sendok dan menyingkirkan piring yang sedang dipegangnya ke atas meja.
Dengan penuh kasih sayang dan rasa haru mama berkata lembut
"Zhe.... mamah tidak tahu kau sedang mengalami apa dan harus berkata apa"
"tapi yang mama tahu dan demi nama leluhurku yang agung aku bersumpah di atas nyawaku bahwa tidak pernah sekalipun aku menyesal memilikimu sejak kau dalam kandungan hingga kini nak" jawab mama sambil meletakkan tangan Zhe atas kepalanya sebagai tanda bersumpah
Melihat ini tangisan Zhehan pun meledak dan air mata nya mengalir bagaikan air bah.
Mama membiarkan anaknya melepas kesedihannya itu dengan memeluk erat tubuh anaknya yang tampak semakin kurus. Dan mengusap lembut punggung anaknya dengan penuh kasih.
Setelah beberapa saat, tangisan Zhehanpun mereda. Begitu juga dengan beban dalam hatinya mulai berkurang. Dia mulai bercerita
"Mama tahukan pemberitaan tentang asmara masa lalu Zhe dimedia?"
Mama Shan menganggukkan kepalanya
"Mama tahu, karena berita itu gadis itu mengubungiku dan bertanya apakah dia perlu klarifikasi ke media bahwa itu hanyalah berita bohong"
"Aku menjawab tidak perlu ditanggapi karena memang tidak ada apa diantara kami" kata Zhehan
" Namun rupanya saat itu Gong Jun melihat aku bicara dengan gadis itu dan tanpa bertanya padaku apa yg kami bicarakan, Junjun marah padaku
"Kami bertengkar saat itu"
----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Mirror In love
Fiksi PenggemarCerita dibalik bagaimana awal cinta JunZhe bersemi. Seandainya memang tidak terjadi maka biarkan terjadi dalam ceritaku ini. Seandainya memang cinta mereka itu nyata biarkan mereka bahagia. Mereka hanyalah manusia biasa yang tak dapat menolak rasa...