6. Nauri ku yang cengeng

26 14 2
                                    

"Ada apa Nonna? Nonna sangat ketakutan sekali, apa perlu saya memanggil tabib Yang? saya khawatir Nonna kembali sakit seperti kemarin," Mayo terkejut, melihat reaksi majikannya setelah bercermin.

Fosa menatap lurus kedepan, ia tak pernah menyangka wajah nya bisa berubah drastis. ia bahkan tersenyum miris, mendapati wajah nya sekarang sudah seperti ondel ondel. harus kah Fosa marah pada Mayo? atau memang seperti ini cara berdandan, apalagi wajah Fosa sangatlah kering dan banyak kulit mati terkelupas.

"Apa maksud mu Mayo? kenapa kau merias wajah ku seperti ondel ondel? kau kemana kan wajah cantik ku ha!" tanya Fosa marah, sedih karena wajah nya sekarang dipoles make up super tebal.

"Ss-saya hanya merias wajah Nonna seperti bb-biasanya," jawab Mayo, menunduk takut.

"Apa kau benar benar Nauri ku? mana mungkin wajah ku bisa jelek seperti ini!" teriak Fosa dengan marah.

"Maapkan saya Nonna hiks, tolong ampuni saya hiks," Mayo, semakin menunduk meremas baju nya sendiri.

Fosa mendengus kasar, pelayan putri Metafosa memang sangat cengeng. bagaimana bisa Fosa harus menganggapnya sebagai saudara, kalau orangnya saja sangat menyedihkan.

"Berhenti menangis bodoh! aku tidak suka Nauri ku lembek seperti mu, usap air mata mu sekarang!" seru Fosa.

'Brugh!'

"Saya mohon ampunannya Nonna, tolong ampuni Nauri mu ini. saya janji, saya tidak akan merias wajah Nonna lagi hiks," Mayo bersujud dikaki Fosa, tak ada harga dirinya. itu lah yang dipikirkan Fosa sekarang, pelayan nya saja seperti ini, apalagi Nonnanya.

"Sudah cukup, maap kan aku membentak mu Mayo. ini semua bukan salahmu, sekarang berhentilah bersujud kepada ku," sahut Fosa, tak enak hati. meskipun ia masih kesal, tapi ia masih punya rasa kasihan.

Mayo berhenti bersujud, ia berdiri menunduk dengan isakannya. Mayo memang cengeng, karena itu ia selalu dipihak Putri Metafosa. karena hanya dengan Nonnanya, ia bisa lebih tegar.

"Tt-terima kasih Nonna hiks, saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya," ujar Mayo.

"Sudah lah, sekarang bawakan aku air, handuk dan cermin yang baru," titah Fosa.

Mayo mengangguk, berjalan keluar mengambil barang yang Nonna nya butuhkan. Fosa berdecak, ia masih bingung keberadaannya sekarang. masih banyak yang harus ia cari tahu, termasuk statusnya yang harus segera dipertanyakan.

"Pengen banget balik akutuh Arghh!" teriak Fosa, menjambak rambut nya prustasi.

Didapur kerajaan, Mayo berjalan tergesa. tangannya menenteng segentong kecil air hangat dan handuk, beserta cermin kecil. ia berjalan tergesa kembali ke paviliun, tapi naas nya dihadang sekumpulan dayang tak tahu diri. "Untuk apa semua itu Nauri Mayo? apa untuk majikan mu yang buruk rupa itu? hahha," tawa dayang dayang itu, mengejek Mayo.

Mayo menahan diri untuk tidak emosi, untuk nya sekarang adalah memberikan segera keperluan Nonnanya dipaviliun. "Maap, saya harus pergi. permisi," sahut Mayo, berlalu pergi mengabaikan tatapan sinis dari sekelilingnya.

Dikerjaan, ada beberapa perbedaan antara pelayan. kumpulan pelayang terdapat 2 type, yaitu Dayang dan Nauri. Dayang adalah terendah bagi pelayan, yang tugasnya umum untuk seseorang yang berstatus rendah. sedangkan Nauri, adalah status bagi pelayan rendahan yang diangkat menjadi pelayan khusus oleh majikannya.

Mayo sudah sampai dipaviliun Nonnanya, ia tak permisi karena kesusahan mengetuk pintu. "Nonna, ini barang barang yang an-Nonnaa!!" panggil Mayo setengah berteriak, menghampiri Fosa. gentong kecil berisi air hangat itu ia simpan ditepi ranjang, dengan handuk serta cermin.

Dinasti GoguryeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang