39«

2.2K 446 180
                                    


"Engh..." (Name) mengerang lemas.

Ia menerjabkan mata berkali-kali untuk menyesuaikan pandanganya.
'Hah? Ini di mana?' Batinya.

Ia nampak bingung saat menyadari dirinya ada dalam posisi berlutut dengan kedua tangan di ikat ke belakang. Tidak hanya itu, mulutnya juga disumpal menggunakan kain putih.

Nampak seorang wanita berjalan menghampirinya."Hee~
Kau sudah bangun, (name)-chan?" Ucap wanita tersebut.

'Hah?! Sia?' (Name) membatin. Wanita itu tidak lain adalah Sia. Perempuan yang ia temui di upacaranya beberapa waktu lalu.

"Aku sudah menunggu cukup lama untuk saat ini. Kau sih, kalau jalan hati-hati dong. Sekarang kau kami culik ya hehe." Ucap Sia tersenyum manis seakan tidak sadar perbuatanya sangad berdosa.

(Name) mencoba megingat-ingat bagaimana bisa ia berakhir sampai seperti ini. Ingatan terakhirnya adalah dia keluyuran kabur karena mencari jajanan yang sudah dia tag sedari tadi. Salahkan mikey karena dia membatasi (name) melulu.

Ternyata benar kata Kazutora: Semua ini salah mikey!!

(Name) merutuki dirinya karena pergi tidak bilang-bilang. Entah sekarang mereka tau (name) diculik atau tidak ah sudahlah.

Sia bersenandung kecil sembari menatap (name) intens. "Hmm.. Aku penasaran apa kelebihanmu sampai-sampai mereka dengan beraninya menolakku." Ujarnya.

Kemudian setelah itu dia malah menggelengkan kepalanya dan mengedikkan pundak. "Yah.. Entahlah, aku juga tidak peduli. Lagipula bukan itu tujuan utamaku." Ucap Sia sambil nyengir.

Sia meletakan satu alas kain berukuran sedang beserta kertas dan pulpen di atasnya tepat di depan (name).

(Name) sedikit terkejut dan mulai berfirasat buruk. "Aku tau kau bisa baca. Lihatlah dan tandatanganilah." Ujar Sia santai.

(Name) membacanya. Ada beberapa kalimat dari teks tersebut yang memancing emosinya. Isinya..

Pelepasan dan penyerahan nomor 2 Bonten kepada Sia...

...

...

(Name) mematung sesaat kemudian menatap Sia. "Mmff." Ucap (name). Ya gimana ya, masalahnya mulutnya kesumpal gitu, gimana mau bicaranya.

Sia berkerut. "Kau mau bicara?" Tanya Sia. (Name) mengangguk iya.

Sia memberi kode pada bawahanya untuk membuka sumpalan pada mulut (name). Dan setelah terbuka..

"Sa ae lu, sia goblok." Ucap (name) dengan senyum remeh. Seketika Sia langsung esmosi.

Sia menaikan sebelah alisnya kemudian berucap sambil tersenyum. "Kau cari mati, ya?" Katanya disertai imajiner perempatan yang  bermunculan pada wajahnya.

"Bukankah itu yang harus kutanyakan kepadamu? Orang kecil sepertimu punya nyali untuk untuk mencari masalah dengan nomor 2 Bonten, hm?" Balas (Name) dengan cengiran khasnya.

"Nomor dua Bonten? He~
Lambat atau cepat posisi itu akan menjadi miliku, dasar bodoh. Ini hanya masalah waktu." Ucap Sia santai.

(Name) menatap geli. "Dih, maksa." Ucapnya ogah.

Perempatan semakin bermunculan. "Ayolah (name), kau tidak punya pilihan lain." Ucap Sia.

(Name) berkerut, seakan berkata. Apa maksudmu, sianjing?

𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang