bab 1
Kisah awal©Kara Natasha 2021
Kisah awal di mana kisah ini Bram merasa kesal dan merasa kesal banget berada di dalam kamar terus. Bram ingin mencari suasana yang senang, penuh kelap kelip lampu. penuh dengan semangat dan glamor. entah kenapa dia bisa seperti itu. Kisah di mana Bram merasa cukup tertantang untuk menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan penuh dengan misteri. kisah hidup di mana Bram harus mau berusaha sendiri setelah dia berhasil pergi dari rumah untuk usaha sendiri mencari kerja sambil mencari keuntungan.
Bram membuka kedua matanya di dalam kamar setelah dia bangun dari tidurnya.
"Bram bangun Bram sudah siang!"
Bu Rasmi membangunkan anaknya yang sudah mulai bangun kesiangan. Kasihan juga si Bram yang sampai sekarang masih lajang tidak punya istri atau pun satu orang perempuan di dunia ini. meski pekerjaan itu cukuplah mudah bagi seorang laki-laki seperti Bram. Bram masih malas-malasan untuk bisa bangun dari tidurnya. rambutnya yang panjang sebahu dan bulu ketiaknya yang kelihatan seksi di depan mata buat Bram semakin di minati oleh perempuan-perempuan yang suka memandang dia. khususnya perempuan bernama Chelsea.
perempuan itu siang malam merindukan Bram. tidak pernah berhenti memikirka Bram terus sampai bosan. entahlah. Bram terus yang dipikirkan oleh dia. Bram adalah laki-laki yang tak pernah Chelsea hilangkan dalam pikirannya itu.
"Bram sekarang ngapain ya, mungkin sedang bobok atau sedang duduk santai di rumah..?"
chlesea berpikir kalau pikiran manisnya adalah selalu Bram. keuntungannya Bram, pacarnya Bram. laki-laki harapannya dia adalah Bram. orang yang paling perhatian ke dia adalah Bram. meski sebenarnya Bram tidak pernah mau mengistimewakan Chelsea sendiri. sungguh berbalik arah. tidak pernah sedikit pun Bram mau menerima Chelsea dalam pikiran dia. Chelsea hanyalah orang biasa yang patut di beri perhatian atau di beri kasih sayang oleh dia.
Bram pun bangun dengan tanpa mengenakan baju dengan kulit putih dan dan rambut ikal sebahu. dia cukup tampan di pandang mata. Bram mencoba untuk berdiri dan bangun dari tempat tidurnya dan selimut yang tergelut di situ. pagi yang melelahkan untuk Bram. seperti biasa Bram harus mandi dulu sebelum melakukan aktivitas yang lain. Bram pergi ke kamar mandi dan masuk melewati pintu kamar mandi itu. dia mulai membuka celana hitamnya dan celana dalam abu-abu milik dia.
Bram pun mandi dan mulai menghidupkan air kran yang ada di situ di dalam kamar mandi. Bram merasakan kesejukan dan dingin yang keluar dan terasa dari rintik-rintik air yang turun perlahan dari kran itu. Bram mengusap rambutnya dalam tubuh tanpa sehelai benang pun. Bram cukup menikmati itu mungkin bisa kamu rasakan. oh tuhan, tolonglah Bram dan bahagiakan dia.
Bram belum mengenakan sabun mandi milik dia. dia ingin mencoba memakai sabun mandi itu sedikt saja shampoo juga. tapi Bram lebih suka berdiam diri dulu di dalam kamar mandi sambil membayangkan sesuatu yang porno dan menegangkan. usai menyegarkan diri di dalam kamar mandi Bram memakai handuk dan mulai mengeringkan diri. dia siap-siap keluar dari kamar mandi. Bram niat untuk pergi keluar sambil duduk santai di luar melihat pemandangan. nanti sekitar pukul sembilan siang dia akan pergi ke kafe milik temannya itu Irfan Malik. dia bekerja di situ. bekerja di kafe temannya itu.
Bram mulai berpikir, apa yang harus dia pakai. akhirnya dia memilih kaos baru yang telah di strika dan masih baru. Bram banyak mengoleksi kaos-kaos baru yang di belinya di toko kemarin. dia kadang beli kaos itu di Bali atau di luar kota seperti jogjakarta dan Surabaya.
Bram pakai kemeja putih dan hitam karena dia ingat jadwal hari Selasa adalah pakaian seperti itu. Ya tuhan, Bram kenapa kamu harus pakai baju resmi seperti itu. aduh Bram, sudahlah.
Bram akhirnya pakai kaos seperti biasanya dengan celana jins. "duh akhirnya." Bram mengeluh. dia mulai memakai pakaian itu sambil berpikir untuk membawa sepeda motornya yang kehabisan bensin.
"ya Tuhan apa yang harus aku bawa nanti. apa iya aku harus jalan kaki atau bawa sepeda motor seperti biasa..?" Bram tidak punya uang simpanan seperti biasa. dia cuma bisa pasrah dan entah apa yang akan dilakukannya nanti.
"aduh, harus bagaimana lagi aku ini." kata Bram sendiri. dia pun berangkat dengan sepeda motor sambil beli bensin di pinggir jalan. oh Bram kasian juga dia harus mengambil uanh simpanan milik dia. yang harus dia tabung di rumah. Bram keluar dengan memakai sepeda motor sambil niat pergi ke kafe milik temannya Irfan Malik.
beberapa jam perjalanan dia tempuh sambil mampir di kafe itu. beberapa orang melihat itu. Bram datang sambil bertanya. "ada apa..?"
yang lain tidak menjawab. beberapa orang ada yang bekerja ada yang duduk santai sambil main telepon genggam alias telepon seluler. Bram duduk sambil menunggu pengunjung yang datang. beberapa perempuan lewat begitu saja. ada satu orang laki-laki datang berkunjung. Bram bersyukur dia mau mampir di kafe "Kafetaria" itu. sungguh Bram merasa asa sesuatu yang terjadi.
"Bram, ke sini!" Hakim memanggil Bram. dia ingin menyuruh Bram untuk mengantarkan segelas kopi untuk laki-laki yang datang tadi.
salam.
sampai di sini dulu ceritanya. jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cinta Satu Hati
General FictionKisah Bram yang suka pada Kara Natasha. Mereka sempat bertemu di kafe malam itu sambil dugem dan mengobrol bareng sambil minum kopi. Dua Cinta Satu Hati ©Karanatasha 2021