[Treize] Isu Pangeran

110 22 5
                                    

"Saya curiga jika dia memang orangnya."

"Kita tak bisa menyimpulkan begitu, dia paling anti terhadap bullying jadi sudah dipastikan itu bukan dia."

"Apa kau tak lihat? Paras wajahnya mirip dengan Pangeran, hanya warna kulitnya saja. Bisa saja warna kulitnya hanya karena riasan 'kan?"

"Kita harus mencari tahu."

"Kita butuh bantuan Pangeran Hyunjin."

Minho yang tak sengaja menguping sedari tadi pun melotot kaget. Ia mundur dan terus mundur, hendak kabur namun...

Duk!

Minho hampir terjatuh karena sebuah batu dibelakangnya. Ia memang tidak apa-apa, namun hal itu menghasilkan suara yang cukup keras, mampu membuat kedua orang yang sedang berbincang tadi menoleh.

'Sialan, jatuh doang suaranya kenceng amat mentang-mentang jalanan sepi.'

Orang-orang itu lantas menoleh dan berkata, "P-prince, est-ce vraiment toi? (P-pangeran, apakah itu benar-benar kamu?)"

Minho menggaruk tengkuknya lalu membenarkan kacamatanya, "Maaf, kalian ngomong bahasa apaan dah? Gue gak paham," ujar Minho.

"Pas lui. (Bukan dia.)"

Orang tadi mengangguk setuju dengan temannya. Keduanya menunduk sejenak lalu pamit pergi.

'Huft, syukurlah.'

"Ino, ayo.."

Minho menoleh lalu mengangguk, menghampiri Jisung dan menggandeng tangannya sembari tersenyum tipis. Entah miris atau senang.

...

Jisung mengacak rambut Minho sekejap, "Belajar yang bener, jangan mikirin masa depan kita terus sayang.."

Duk!

"Ke bangku lo sana!"

Jisung berjalan ke kursinya sembari tersenyum geli karena berhasil membuat telinga dan pipi Minho memerah sempurna.

Minho menatap Chan yang ada disampingnya lalu menepuk lengannya. Chan menoleh lalu menaikkan alisnya.

"Kenapa?"

"Kamu gak tau Sky? Asal-usulnya gitu." Chan awalnya mengernyit heran dan menggeleng. Namun ia tetap mendengarkan Minho.

"Dia mantanmu loh, kalian putus karena kamu dijodohin sama aku, abis itu ingatanmu tentang dia hilang karena orang tuamu, aku tau ini dari Hannah sendiri."

"J-jadi orang itu, Sky?"

"Kamu inget?"

"Gak tau kenapa tiap malem suka mimpi aneh, pacaran sama orang yang gak bisa kulihat jelas, ya tapi pacarannya gak bisa terang-terangan gitu. Emang aku sama dia dulu gitu?" Minho mengangguk antusias.

"Iya, bener! Lebih baik kamu ngomong sama dia istirahat nanti."

"Makasih udah ngasih tau hal ini, kalo nggak mungkin aku udah bunuh diri saking frustasi."

Minho menepuk pundak Chan dengan keras, "Jangan gitu! Sky sedih aku jadi sasaran loh.."

"Tapi dia udah gak jahat 'kan?"

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang