BS|| Siapa Aluna?

7 2 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Rupanya, kejadian di cafe belum berakhir. Setelah menangis cukup lama di dapur, Aluna ditegur oleh Mba Rere disangka kerja tidak benar. Karena pikirannya sudah berkecamuk, Aluna jadi tidak fokus bekerja. Untungnya, ia mampu menyelesaikan pekerjaannya sampai akhir. Waktu sudah sampai rumah, alangkah terkejutnya ia mendapati sang ayah yang sedang berdiri di ambang pintu. Dari kejauhan ayahnya menatap Aluna dengan tajam. 

Perlahan, Aluna melangkah mendekati ayahnya dan salim sebagai bentuk sopan santun. Sebelum Aluna mengulurkan tangannya, ayahnya terlebih dahulu menepis tangan Aluna. Dengan tidak berperasaan, sang ayah menarik kuat pergelangan tangan Aluna hingga memerah. 

"Bagus, ya. Berani sekali kamu mempermalukan saya di depan keluarga saya," teriak sang Ayah. 

Aluna berusaha keras menjaga air matanya untuk tidak terjun. "Keluarga yang mana?" tanyanya lirih. 

"Keluarga kecil yang kamu lihat tadi adalah keluarga saya. Mereka istri dan anak kandung saya."

Tubuh Aluna membeku mendengar pengakuan ayah kandungnya sendiri. Ingin rasanya menangis lagi, tapi percuma. 

"Aluna juga anak Ayah," lirih Aluna. 

"Kamu tidak pernah saya anggap anak semenjak membuat istri saya meninggal. Asal kamu tahu, saya mendapatkan istri saya tidak gampang. Namun, setelah kamu lahir, istri saya malah pergi. HARUSNYA KAMU YANG MATI," bentak sang Ayah. 

Aluna terisak. Sebenci itukah ayahnya padanya. Rasanya seperti meremas belati. Sakit sekali. Ia tidak menyangka kata-kata itu muncul dari mulut ayahnya. Keluarga satu-satunya. 

"Apa dengan Aluna mati, Ayah akan bahagia?"

"Bahagia banget."

Aluna terdiam. "Ayah tenang aja. Aluna pasti kabulin permintaan Ayah, tapi nggak sekarang. Nanti setelah Aluna mewujudkan semua mimpi Ibu." 

"Lebih cepat, lebih baik." 

Setelah mengucapkan itu, ayah Aluna beranjak pergi dari hadapan Aluna. Namun, ucapan Aluna membuatnya berhenti. 

"Arti Aluna buat Ayah, apa?"

Ayahnya terdiam tidak langsung menjawab. Entah bingung mau menjawab bagaimana, atau bingung cara menyampaikan bahwa Aluna memang tidak penting. 

"Kamu cuma kuman yang buat hidup saya jadi sial."

"Ayah sayang Aluna?"

"Aluna sayang Ayah. Karena cuma Ayah keluarga satu-satunya Aluna. Ayah adalah alasan dibalik semua hal yang Aluna lakukan. Aluna pengen ngerasain kayak teman-teman Aluna, Yah. Mereka selalu bicara soal orang tuanya. Sedangkan Aluna, apa yang harus Aluna ceritakan sama mereka. Aluna pengen dibanggain sama Ayah. Aluna pengen ayah bangga punya Aluna. Seperti Aluna bangga Ayah," ujar Aluna sambil terisak. 

Black ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang