Bagian Ke-tigapuluh Dua :: Komplotan Geng Motor

116 41 5
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
MOHON MAAF GUE GAK TERIMA PEMBACA SIDER!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Cukup tekan tombol bintang 🌟 apa salahnya? Itu sama saja kalian memberikan apresiasi dalam bentuk semangat kepada author untuk giat lagi untuk menulis.

Kalau cuma baca tapi nggak vote ataupun komentar di setiap chapter malah ngebuat gue merasa gak ada yang baca:"(

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

JADI, PLEASE BANGET KALIAN TINGGALKAN JEJAK DI SETIAP CHAPTER!

BERI GUE SARAN, KRITIKAN DI KOLOM KOMENTAR, OKE! 🙂

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Happy Reading ❤️

⏺️⏺️⏺️⏺️

"Lo beneran gak mau pulang sama kita, Nya?"

"Iya."

Usai membalas perkataan Sonya Dinda memeluk erat tubuh temannya itu, menenangkan pikiran Sonya.

Bukan kali pertamanya Sonya Camelia patah hati karena dikecewakan oleh pasangannya. Belakang ini Azka sering membuat kekecewaan pada Sonya perihal cemburu buta.

Azka bukanlah seorang malaikat, dia juga sama dengan laki-laki lain yang membuat kesalahan hingga mengecewakan pasangannya. Tak ada manusia yang sempurna di dunia ini setiap orang pasti melakukan kesalahan, bukan? Baik kesalahan yang disengaja ataupun tidak di sengaja. Meskipun demikian, Sonya yang sebagai pasangan Azka masih bisa bertahan dan tetap menjalani hubungannya yang dirasa sudah renggang. Apalagi pacarnya diketahui sedang dekat dengan perempuan lain.

"Nya, kita gak tega liat lo sendirian. Pulang sama kita ya?"

Fera mendekati Sonya. Sementara Dinda yang memeluk tubuh Sonya di sebelah kanan Fera ikut memeluk tubuh Sonya yang di sebelah kiri. Bersamaan Dinda dan Fera menidurkan kepalanya di bahu kanan, kirinya Sonya.

"Yaudah deh gue pulang bareng sama kalian."

Masing-masing dari mereka melepaskan pelukannya. Satu persatu mereka masuk ke dalam mobil Dinda. Setengah jam kemudian, mereka sampai tepat di depan bangunan bercat putih yang menyerupai istana kepresidenan.

Mobil berwarna putih masuk ke dalam bangunan itu melewati pintu pagar yang dibuka lebar oleh seorang satpam penjaga dan berhenti di dalam pekarangan rumah.

"Gua sama Fera boleh nggak kalau hari ini nginep di rumah lo?"

Sonya menoleh ke kanan, ia menunda kegiatannya dalam melepas sit belt dari badannya dan tersenyum tipis saat menatap Fera dan Dinda. "Rumah gue akan selalu terbuka buat kalian berdua."

Dinda yang duduk di kursi pengemudi terharu mendengar celotehan Sonya. Ia mengembangkan senyumnya. Lalu, satu persatu dari mereka keluar dari dalam mobil secara bergantian.

"Eh ada gadis-gadis cantik baru pulang dari sekolah."

Wanita paruh baya yang barusan menyapa kehadiran Dinda, Fera, dan Sonya itu adalah Leni. Ibunya Sonya. Dinda dan Fera bersalaman pada Leni secara bergantian sedangkan Sonya menyelonong masuk ke dalam rumahnya.

Kepergian Sonya membuat Leni bertanya. "Sonya kenapa?" tanya Leni kepada Dinda sama Sonya. "Marahan lagi sama Azka?"

"Bukan marahan si, Tan," sahut Fera.

AZKA SEGERA TERBIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang