Hey gays, apa kabar? Kali ini gue bawain oneshoot berdebu yang gue ketik kisaran tahun 2019. Ini oneshoot gue pake lomba ya, jadi sebenernya ini oneshoot bertema BXG str8 gitu. Tapi karna di wattpad ini gue penulis bxb story, jdinya gue ganti alurnya menjadi bxb gitu.
Kalo penulisannya ancur banget di maklumin ya. Ini tuh story awal awal gue bisa nulis tau. Wkwkwkwk
Tapi yaudah lah ya. Semoga aja kelen suka. Wkwk
Sosok pria berwajah pucat itu kini tengah menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan seorang pria lain. Pria berwajah pucat itu bernama Biru, Menggeleng seakan tak percaya akan apa yang terjadi padanya.
"Hiks...Waktuku tak banyak Dev. Biarkan aku mati...ini menyakitkan...ini menyakitkan...hiks..." Sosok biru menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan segala perasaan yang di pendamnya. Deva, pria yang saat ini memeluknya hanya bungkam. Namun matanya ikut menangis melihat sosok orang yang dicintainya menangis.
Deva juga merasa menyesal. Setelah selama ini ia mati-matian membenci sosok adik tirinya ini. Tiba-tiba saja malah berbalik mencintainya. Mungkin akan mudah bila jauh-jauh hari Deva mencintainnya. Namun kini, Deva harus menelan pil pahit. Kala mengetahui sosok yang dicintainnya sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi. Akibat penyakit sialan yang menggerogoti otaknya. Kanker otak begitu dokter menyebutnya. Deva kecewa, kecewa pada dirinya sendiri yang belum sempat membahagiakan pria yang dicintainya ini.
Deva memejamkan matanya. Diam diam ia mengatakan sebuah janji.
"aku akan membahagiakanmu. Tiga puluh hari ini. Bersama menciptakan kenangan indah yang akan kau dan aku kenang hingga kita bertemu di surga nanti. Aku berjanji" Batin Deva berjanji.
Tanggal 1 bulan Desember.
Sosok pria berpakaian tebal dengan syal di lehernya berjalan pelan menuruni tangga. Wajahnya terlihat pucat. Namun senyumannya tak pernah luntur barang sedetik. Sosok itu Biru. Berjalan riang menuju sosok pria yang lebih tinggi darinya, yang sedari tadi duduk diatas sofa ruang tamu.
"sudah siap sayang?" Ujar Deva, lelaki yang saat ini menengadahkan tangannya ala-ala pangeran yang sedang menjemput putrinya. Biru menunduk malu. Pipinya merona samar seraya jemarinya membalas tautan tangan Deva.
Mereka berjalan beriringan keluar rumah. Menuju garase tempatnya memarkirkan mobil. Mereka masuk. Didalam mobil suasana nampak hening.
"Kak? Ki...kita kemana?" ujar Biru gugup. Sungguh, Biru merasa sangat malu saat ini. Bagaimana bisa, Sosok kakak tiri yang dulunya teramat membencinya kini malah berbalik sangat menyayanginya. Berlaku romantis bagai pasangan Romeo dan Juliet. Terdengar aneh. Tapi memang benar. Mereka nyatnya saling mencintai. Meskipun dalam hubungan mereka kini terdapat penghalang berupa kata 'kakak tiri', namun tak menyusutkan diri mereka untuk saling mengekspresikan rasa cinta yang mereka miliki.
"bagaimana jika kita pergi ke taman?" Ujar Deva. Biru mengangguk pelan. Setelahnya hening. Hingga kini mobil mereka sampai di sebuah taman yang cukup ramai. Keduanya turun. Dengan jemari yang saling bertautan. Berjalan menikmati semilir angin senja yang menyejukkan.
"Biru. Apa yang kau pikirkan tentang cinta?" ujar Deva tanpa mengalihkan tatapannya pada air mancur di tengah taman. Biru di tempatnya sedikit mengerinyit. Lantas terkekeh.
"Cinta? Bagiku...cinta itu pengorbanan" Deva menoleh. Menatap wajah Biru yang teramat sangat indah dengan bias senja yang menerpa wajahnya.
"Pengorbanan? Kenapa?" Kedua mata Biru memejam. Bibirnya menyunggingkan senyum tipisnya.
"Cinta yang sesungguhnya itu adalah ketika kita rela melakukan apa saja. Seperti rela menunggu misalnya? Atau...rela melepaskan?, entahlah, hanya saja, ketika kau merasa bahagia ketika melihat orang yang kau cintai bahagia. Saat itulah cinta yang sesungguhnya ada" Biru menoleh. Sedikit berjengkit kala menyadari Deva menatapnya sejak tadi.
Biru kikuk sendiri dibuatnya. Dengan segera ia memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESEMBER (Oneshoot)
Short StoryKisah percintaan saudara tiri yang tragis. Kisah percintaan antara Deva dan Biru. Kisah cinta yang bermula dari rasa benci berujung penyesalan. oneshoot. Boyslove. 2021