Prolog

44.8K 1.6K 22
                                    

"Satu yang harus kamu tahu, disini ada hati yang selalu menunggu untuk disapa." – Nalaka

Sebuah mobil mewah memasuki area SMA Wistara, mengalihkan perhatian para siswa yang berjalan kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil mewah memasuki area SMA Wistara, mengalihkan perhatian para siswa yang berjalan kaki.

Sorotan mata.

Pandangan kagum.

Semua tertuju pada kedua gadis yang turun dari mobil bermerk Porsche. Tinggi badan yang sangat ideal untuk anak seusianya, tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger. Kedua gadis dengan kulit bening sehalus sutera dan bulu mata lentik itu saling merangkul sembari berjalan menuju ketiga temannya yang lain. Menghipnotis semua mata yang memandang.

"Akhirnya kita SMA juga," ujar salah satu dari mereka.

"Gak sabar nih gue cari mangsa," sahut yang satunya lagi sembari tertawa menyeringai.

Kelima gadis itu berbaris ke samping tepat didepan mobil sembari bersedekap dada. Natural Killer adalah nama geng mereka, kelimanya telah menjalin persahabatan sejak bangku SMP. Geng dengan kerusuhan tingkat akut, geng yang hanya diisi oleh anak-anak orang berada, dan geng para gadis cantik primadona sekolah. Dan kini lima anggota geng Natural Killer tersebut menjadi siswa baru di SMA Wistara.

"Shit!" pekik gadis cantik yang bernama Nala, ketika mendapat percikan air dari pengendara motor yang baru saja lewat dihadapannya.

Bibir keempat temannya menganga menyaksikan peristiwa itu. Seragam putih Nala jadi kotor akibat cipratan genangan air hujan.

"Baju gue!" ujar Nala geram sembari mengibaskan tangan pada bajunya.

"Sabar, Nal!" sahut Lena menyadari emosi Nala yang akan meledak.

Tangan Nala terkepal, sorot matanya menajam melihat cowok yang tadi menciptakan bercak cokelat diseragamnya. Tanpa rasa bersalah cowok itu membalas tatapan Nala dengan santai, sepersekian detik dia mengalihkan pandangannya kemudian melangkah masuk ke gedung sekolah.

"Nal, lo mau kemana?" tanya Dara sedikit berteriak ketika Nala melangkah begitu saja.

"Kasih pelajaran buat tuh orang," balas Nala terus melangkah tanpa menoleh ke teman-temannya.

Langkah Nala berhenti tepat didepan cowok yang dia kejar. Sedikit susah payah karena langkah kaki cowok yang berada dihadapannya ini cukup jenjang. Kepala Nala mendongak memandangi wajah pria itu. Tampan, satu kata yang terbesik di benak Nala.

"Lo harus tanggung jawab!" tegas Nala.

Tanpa menghiraukan ocehan Nala, cowok yang ber-nametag Dia Raga Semesta itu memilih lewat disampingnya. Wajah cowok itu datar tanpa ekspresi yang berarti, membuat Nala mengerjapkan mata berkali-kali. Baru saat ini dia merasa terbaikan, padahal sebelumnya dia hidup dengan penuh perhatian.

"Asyik nih!" ujar Indi, memperhatikan gerak-gerik Nala dan cowok itu dari kejauhan.

"Apanya yang asyik sih? Kalian nggak liat apa, Nala udah emosi banget itu," ucap Pilar khawatir.

"Kayaknya sebentar lagi bakalan terjadi perang sih," sahut Dara tersenyum dengan kedua alis terangkat.

"Lebih tepatnya pertempuran," ujar Lena ikut nimbrung.

"Perang sama pertempuran sama aja dodol." Indi menyentil kening Lena tanpa dosa. "Yok, kesana!"

Disisi lain, Nala masih kekeh untuk menghalangi jalan cowok tinggi beralis tebal itu. Jujur saja aura Raga lebih menyeramkan daripada monster, namun tak membuat nyali Nala menciut sedikit pun. Dia mendengus kesal karena Raga terus menghindarinya.

"Lo ngapain cosplay didepan gue?" Suara berat cowok itu sempat membuat bulu kuduk Nala meremang.

Nala semakin melebarkan mata, memberi tatapan menantang. "Lo nggak liat seragam gue kotor gara-gara lo!"

"Terus?"

"Tanggung jawab lah!"

Raga berdecak, "Caper." Satu kata ketus dari cowok itu untuk Nala.

Raga mendorong tubuh Nala ke samping kemudian melangkah meninggalkan Nala yang masih tercengang. Meski hanya geseran pelan namun mampu membuat bahu Nala menabrak tembok. "Cowok gila," desis Nala.

"Nal, lo nggak papa?" tanya Dara.

Nala membalas dengan gelengan pelan namun pandangannya masih tertuju pada punggung besar yang berjalan membelakanginya. "Siapa sih itu cowok?"

"Denger-denger sih dia itu anaknya nakal banget," sahut Lena.

"Belum tau kali Natural Killer. Jadi, dia berani cuekin lo, Nal," ujar Dara ikut memandangi cowok itu.

Nala tersenyum tipis. Jika dilihat senyum Nala seperti itu, dia bagaikan bidadari berwatak iblis. "Untung ganteng," ujarnya dengan satu sudut bibir terangkat.

***

Hello, gengs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello, gengs. Welcome back to My second story.

Senang bertemu dengan kalian lagi.

Jangan lupa follow Instagram dan TikTok aku yah!
TikTok : snowwoman13
Ig : Wattpadsnowwoman

Thanks. See you next chapter!

Tertanda Ai.

RAGNALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang