CHAPTER 14

99 16 0
                                    

Chapter 14: Poor Jayden
Happy Reading

"Anu, gimana kalo pulang aja?, biar bisa istirahat dan cepet sembuh," tanya Chaesie.

"Ngga mau, pengen kaya gini aja, nanti sembuh kok."

Hanya perasaan Chaesie saja atau memang benar bahwa perilaku dan cara Jayden bicara sedikit 'manja'. "Nj*r, bikin merinding!!!," batin Chaesie yang diiringi gidikan tubuhnya.

Napas Jayden tiba-tiba memburu dan wajahnya memerah. Chaesie yang sadar mencoba membujuk kembali Jayden. "Pulang aja ya? muka lo udah merah banget. Jangan nyusahin orang, gue juga lagi penyakitan tau!."

"..."

"...?"

Tidak ada jawaban atau respon apapun. Sebaliknya, dengkuran halus dan napas Jayden yang mulai teratur yang Chaesie dapat. "Aigu, beban sangat jantan satu ini."

Chaesie memilih memutar otak untuk mencari cara supaya Jayden dapat pulang selamat. Masalahnya, dirinya saja sedang dalam kondisi yang tidak cukup baik jika untuk memapah tubuh Jayden. Ditambah lagi, badan kecilnya masih terasa lemas.

Orang-orang yang berlalu lalang berangsur-angsur mulai menyadari keberadaan Chaesie dan Jayden yang terlihat 'mesra' di hadapan mereka. Untuk kali ini, Chaesie memilih untuk acuh pada mata-mata yang memandangnya iri, tidak habis pikir, dan lain lain.

Ketika Chaesie masih sibuk dengan pikirannya, sebuah dering notifikasi telepon terdengar. Gadis itu segera merogoh saku jaketnya untuk mencari benda pipih yang ia duga sumber dari suara tadi.

Saat ia telah menemukan benda pipih itu, ponsel pintarnya sama sekali tidak memunculkan notifikasi masuk. Dan saat itu pula ia menyadari sosok lain selain dirinya, Jayden.

Gadis itu menoleh, mencari bagian pakaian yang Jayden kenakan yang mungkin menjadi tempat penyimpanan benda pipih yang masih berdering hingga sekarang. Matanya menemukan sebuah kantong di celana training yang pemuda itu kenakan.

"Wahai katingku, diriku ijin ngerogoh sakumu," monolog Chaesie sembari merogoh saku celana training pemuda di sampingnya.

Tertera nama pemanggilnya yang bernama 'Suster'. Dahi Chaesie yang otomatis mengernyit, memandang lamat-lamat layar ponsel itu.

"Apa mungkin dia punya suster di rumah? yang kaya pembantu gitu?, Iya kali," batin Chaesie yang bertanya, dan menjawabnya sendiri.

"Halo."

Tidak ada jawaban dari sapaan Chaesie.

"Halo? Benar ini susternya Jayden? Kalau benar iya, tolong jemput Jayden di alun-alun, lebih tepatnya di bangku panjang dekat dengan stand minuman cappucino cincau. Dia tertidur dan saya tidak bisa mengantarnya pulang karena kondisi yang tidak memungkinkan."

"..."!!!?.

"...?"

"..."

"Hal-

Tut!

"Wtf!."

Baru saja Chaesie ingin mengumpat karena lawan bicaranya di panggilan tadi memutuskan telepon secara sepihak. Namun ia timbun kembali umpatanya kala sebuah notifikasi pesan masuk berdenting.

Repeated Love; JaeYeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang