7. Penyamaran

26 11 0
                                    

Pagi hari yang cerah, Fosa tengah berjalan santai dipasar umum rakyat. wajah nya yang natural tertutup topeng, Hanbok Jeogori yang ia gunakan terlihat gagah. Fosa memakai hanbok laki laki, karena ia tak biasa memakai hanbok yang ribet menurutnya. ia berjalan santai mengitari pasar, mata nya melirik sana sini mencari barang barang yang ia butuhkan. dibelakang nya terdapat Mayo yang membuntuti dari belakang, wajahnya yang ayu tak berpoles riasan, membuat kaum adam banyak yang melirik.

"Nonna, apa kita tidak apa apa keluar wilayah istana? Nauri takut kita ketahuan dan dihukum," bisik Mayo, menarik narik Jeogori Nonnanya.

Fosa berdecak sebal, pelayan nya satu ini memang selain cengeng, ia juga penakut. "Panggil aku Tuan disini Mayo, aku tidak ingin penyamaran ku terbongkar ditengah jalan," balas Fosa, berbisik.

"Tt-tapi..Nauri ini takut kita ketahuan," cicit Mayo.

"Sshh..sudahlah, aku tidak perduli lagi denganmu. kalau mau kembali keistana, pergi saja. aku bisa berbelanja sendiri," ketus Fosa, berjalan cepat meninggalkan Mayo.

"No-Ttuaan..tunggu Saya!" teriak Mayo, mengejar Fosa.

Mayo berlari kecil, celengak celinguk mencari keberadaan Nonnanya. dipadatnya kerumunan pasar, Mayo kesusahan menemukan keberadaan Nonnanya. salah mayo, karena banyak menyusahkan majikannya.

Mayo membuang napas nya kasar, ia tak bisa menemukan Nonnanya. ia berjalan mengitari jalan pasar yang panjang dan berputar, mata nya tak dapat juga melihat Fosa. "Apa itu Nonna?" gumam Mayo, memicingkan mata nya melihat seorang pria berhanbok jeogori perak, tengah menggoda seorang gadis.

"Kamu tahu bedanya kamu sama bulan?" tanya Fosa, duduk dikursi meja kudapan. tangannya ia topang, guna menahan dagu menatap seorang gadis berhanbok merah muda.

"Tidak tahu Tuan," jawab gadis itu menggeleng polos.

"Bulan itu ada saat gelap nya malam, kalau kamu ada saat gelapnya hidupku eakk!" gombal Fosa, mencolek dagu gadis tersebut.

Gadis itu tersenyum malu malu, pipinya merah merona mendapat gombalan dari seorang pria gagah didepannya. dia tidak tahu saja, kalau pria itu adalah Fosa, seorang gadis normal. Fosa sengaja menggombali gadis gadis disinini, hanya sekedar meresapi menjadi seorang pria sesungguhnya.

"Tt-tuan bisa saja," jawab malu malu gadis itu.

"Apapun aku bisa lakukan, termasuk memiliki mu," sahut Fosa, belum puas menggombal.

'Cup'

Fosa mengecup singkat tangan gadis itu diluar topengnya, ia menatap gadis tersebut tengah menutupi semburat rona merah, Fosa puas. "Tuan saya juga ingin dirayu!" sahut gadis lainnya yang ikut melihat.

"Saya juga ingin Tuan!"

"Rayu saya Tuan!

"Tuan rayulah saya sekarang!" sahut gadis lainnya mendekati Fosa berdesakan, Fosa meneguk ludah nya kasar, jadi ini rasanya menjadi laki laki.

Mayo menghampiri Nonna nya, bisa bisa nya Nonna nya itu menggombali sesama jenis. bukan apa apa, hanya saja akan menyusahkan Nonna nya sendiri kalau sampai dikerubuni banyak wanita. "Tuan!" panggil Mayo, menarik Fosa kebelakangnya.

"Mayo? bukannya kamu hendak kembali? kenapa masih disini?" tanya Fosa.

"Tuan kenapa meningalkan saya sendiri dipasar, kalau ada yang menculik saya bagaimana?" rengek Mayo, bergelayut ditangan Nonnanya.

Gadis gadis disekitarnya memandang iri kearah Mayo, mereka menganggap kalau Mayo adalah kekasih dari Tuan gagah yang menggombali mereka. "Hah?" Fosa merasa tuli mendengar rengekan Naurinya.

Dinasti GoguryeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang