26. Cemburu

81.2K 7.9K 208
                                    

Tanya nggak ya?

Tanyain enggak?

Masa gue yang harus tanya duluan?

Tapi gengsi

Nggak peka banget!

Udah punya istri juga, masih aja sok ke cekepan didepan cewe lain!

Mana sama polwan lagi

Sejak tadi Lera terus ngedumel dalam hati, fokusnya untuk belajar pecah sudah karna masih penasaran.

Lera mencorat-coret asal buku catatannya.

GUE SUMPAHIN LO KESELEK POLISI GANJEN!

"Uhuk uhuk." Dito yang sedang rebahan diranjang tiba-tiba tersedak air liurnya sendiri.

Buru-buru Dito mengambil air putih di meja dan meneguknya hingga setengah.

Lera segera menghampiri Dito dan menepuk-nepuk punggungnya. "Kayaknya ada yang ngomongin saya." ucap Dito tiba-tiba.

Lera sedikit membelak, ia merilekskan dirinya agar tak dicurigai.

Dito meraih tangan Lera yang berada dipunggung nya. Manik matanya menatap lurus pada Lera. "Ra" panggil Dito.

Lera gugup. "Iya?" ucapnya setenang mungkin.

Sedetik kemudian Dito tersenyum lebar. "Kamu mau dengerin cerita saya nggak?"

Lera bernafas lega, untung saja Dito tak curiga jika dia baru saja menyumpahinya. Sedetik kemudian Lera menaikkan sebelah alisnya.

Dito menarik nafas panjang. "Jadi gini, tadi itu saya tugas di pertigaan lampu merah. Disitu saya ketemu sama polwan seangkatan sama saya Ra, orangnya juga tugas disitu sama saya."

Lera menarik tangannya yang digenggam Dito.

Ini yang dinamain mau berjuang bareng-bareng?

Ck, emang ya kupu-kupu lebih berbahaya dari pada buaya!

"Terus nih ya Ra, disitu tuh saya lupa kalo kita satu angkatan cuman dia tugasnya di polsek. Mungkin karna daerahnya deket jadi dia nyamperin saya." lanjut Dito, diam-diam ia menangkap ekspresi Lera yang terlihat datar tapi masam. "Kok kamu nggak nanggepin sih Ra?"

Lera menatap Dito malas, untuk apa ia mendengar kan pria itu berceloteh tentang perempuan lain. "Terus?"

Dito tersenyum sumringah. "Kamu tau nggak Ra dia itu udah tinggi, cantik, pinter, pembawaannya pun juga dewasa banget gitu, tadi aja dia nolongin nenek mau nyebrang gitu Ra"

TEROS LANJUTIN AJA MUJINYA

"Dulu tuh tipe saya kalo nyari istri tuh kaya dia Ra, yang mandiri juga, enggak cengeng, pemberani lagi." ucap Dito.

Lera mengeratkan giginya, kenapa hatinya sedikit tersentil ketika Dito melontarkan pujian untuk wanita lain.

"Terus kenapa nggak diajak nikah aja?" Lera bertanya dengan tenang, ia ingin tau apa jawaban Dito.

Dito melihat atas untuk berfikir, sesaat kemudian ia menatap Lera lagi. "Maunya sih gitu Ra, tapi orangnya belum siap."

Kratak. Mudah sekali kau mengucapkan hal itu kakanda.

Lera hanya diam, mendadak dadanya berubah sedikit sesak. Lera manggut-manggut. "Oh gitu ya, Lera doain tujuan om kesampean buat nikahin dia." Lera beranjak ingin meninggalkan Dito.

Gue punya riwayat sesak nafas ya?

Kok sesek banget rasanya

Sebelum Lera melangkahkan kakinya Dito sudah lebih dulu menahan lengan Lera. "Kamu mau kemana Ra? Saya belum selesai cerita."

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang