Heart Out, 01.

1.1K 129 30
                                    

Kelas 12 merupakan kelas akhir di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau yang biasa disebut SMA. Kelas akhir merupakan penentuan akan kemanakah kita akan melangkah, Univ mana yang akan kita pilih, dan masih banyak hal yang lain.

Adzana Shaliha kerap dipanggil Ashel. Gadis kelahiran bulan Januari itu sudah duduk di bangku kelas 12, tidak terasa masa-masa SMA nya akan berakhir.

Siang ini Ashel dan Jessi sedang belajar bersama di sebuah perpustakaan kota yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah mereka berdua.

Sekarang dua remaja itu sedang beristirahat pasca belajar selama tiga jam berturut-turut, Jessi sedang sibuk membuka aplikasi Instagram sementara Ashel mendengarkan musik menggunakan earphone sesekali ia mengangguk mengikuti irama musik.

"Eh, Shel. Akun twitter ambis lu masih aktif?" tanya Jessi setengah berbisik, tangannya bergerak mengguncang badan Ashel.

Ashel yang merasa diajak berbicara pun menoleh ke arah Jessi, sebenarnya dia mendengar apa kata Jessi karena dia mendengarkan musik menggunakan volume rendah.

"Masih ada, kenapa emangnya?" jawab Ashel.

Jessi hanya menggeleng. "Nanya aja sih, jadi kepikiran buat bikin akun ambis."

Ashel terkekeh pelan.

"Kalo udah buat jangan lupa mutual-an sama gue," Ucap Ashel.

Jessi mengangguk sebagai jawaban untuk ucapan Ashel.

Ashel melirik jam dinding perpustakaan, jarum jam menunjukkan pukul setengah dua lebih. Tangan Ashel bergerak untuk membereskan beberapa buku yang ada di meja, memasukkan nya ke dalam tas tenteng yang ia bawa.

"Eh Jess, udah jam segini nih. Gua harus jemput nyokap nih, duluan ya!" Pamit Ashel ke Jessi kemudian melangkahkan kakinya pergi keluar dari perpustakaan kota.

Ashel harus menjemput mama nya yang sedang menghadiri acara reuni-an dan tempatnya lumayan jauh dari perpustakaan, tempat Ashel dan Jessi belajar tadi. Makanya dia harus berangkat lebih awal jaga-jaga kalau nanti di tengah jalan tiba-tiba macet.

Tangan nya bergerak merogoh isi tas untuk mengambil kunci mobil kemudian menekan tombol gembok, berjalan mendekati mobil berwarna putih hadiah dari sang Ayah saat Ashel berumur 17 tahun.

Biasalah, kado sweet seventeen.

Gadis kelahiran bulan Januari itu memutar kunci mobilnya seraya menginjak pedal gas mobilnya sehingga mesin mobil menyala.

Ia menunggu beberapa saat sembari mengecek apakah ada barang yang tertinggal di perpustakaan, kemudian ia mulai memasukkan gigi dan menginjak pedal gas, meninggalkan area parkiran perpustakaan.

Dan benar saja baru juga 30 menit Ashel menelusuri jalan, dia sudah dihadang oleh kemacetan. Ashel sedikit menghela nafasnya dan menyandarkan badannya ke jok mobil, mata Ashel sesekali melihat ke arah luar jendela melihat beberapa pedagang yang sedang menawarkan dagangan nya.

Tak butuh waktu lama ternyata untuk Ashel menunggu sampai kendaraan di depannya bergerak, cuaca sore hari ini sedikit berawan dan angin berhembus cukup kencang.

Tangan Ashel bergerak memutar speaker mobilnya yang sudah ia sambung dengan akun spotify miliknya, suasana di dalam mobil sangat sunyi dan Ashel merasa kosong karena kesunyian itu. Jarinya memutar tombol volume agar musik yang ia putar terdengar lebih jelas.

Lagu yang sekarang ia dengarkan adalah, lagu Diskoria dari C.H.R.I.S.Y.E.

Sesekali Ashel menggerakkan jarinya mengikuti irama, bahkan Ashel ikut bernyanyi.

Heart Out.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang