54. Hari Pertama PAS

509 48 0
                                    

54

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54. Hari Pertama PAS

Sea tersenyum membaca pesan yang Azka kirimkan, semalam baterai handphone-nya habis, dan ia tak sempat menghidupkan handphone-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sea tersenyum membaca pesan yang Azka kirimkan, semalam baterai handphone-nya habis, dan ia tak sempat menghidupkan handphone-nya. Saat paginya ia membuka handphone-nya, beberapa pesan dari Azka langsung muncul.

Sea segera membalas pesan Azka, sebelum akhirnya bus datang dan Sea mulai memasuki bus. Sebelum duduk pada salah satu bangku bus, kedua mata Sea terpaku pada 5 orang yang berdiri di dekat tepi jalan dekat persimpangan jalan melalui kaca bus. Sea tidak dapat memastikan mata mereka mengarah kemana dikarenakan mereka semua memakai kacamata hitam. Tapi ... Tubuh mereka menghadap ke arah bus yang ia naiki.

"Nak? Kenapa berdiri terus? Sini duduk di sebelah saya, bus sebentar lagi akan jalan." Sea tersentak dan langsung menatap wanita paruh baya yang menawarinya untuk duduk di sebelahnya itu, Sea pun mengangguk lalu segera duduk di sebelahnya dan melupakan 5 orang yang membuat Sea sempat terpaku tadi.

Setelahnya, bus pun mulai melaju dengan kecepatan sedang dan di ikuti sebuah mobil berwarna hitam di belakangnya tanpa siapa pun sadari, termasuk Sea.

***

Flashback on.

23:55 WIB.

"Tuan ada tidak di kamarnya?" tanya Zeo menatap kepala pelayan yang baru saja keluar dari kamar Sakya itu.

Sepertinya Sakya mabuk-mabukkan lagi, melihat kepala pelayan yang sering di panggil Bibi Ja itu membawa ember, pel-an, dan kain lap, dan dipastikan Sakya mengulangi kebiasaannya itu, sehabis mabuk tidak peduli muntah sembarang tempat, walau itu kamarnya sendiri.

"Oh, Tuan? Tuan ada di balkon lantai tiga," jawabnya sembari mengangkat kepala ke arah tangga dan lift yang bersebelahan untuk menuju ke lantai tiga.

Tanpa menunggu lagi Zeo segera menuju ke lantai 3 berada, Zeo tidak mungkin dengan lancangnya memakai lift tanpa bersama Tuannya.

"Ada kabar apa lagi Zeo yang membuatmu ke sini malam-malam?" tanyanya masih memunggungi Zeo. Ia tahu jika orang yang berada di belakangnya adalah Zeo, sang tangan kanan kepercayaannya.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang