Chrysanthemum

97 11 4
                                    



I put all of my heart while writing this and I love it so freaking much

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I put all of my heart while writing this and I love it so freaking much. Enjoy~




Aku tidak mengingat apa-apa. Kosong bagaikan boneka yang diberi nyawa. Bahkan nama sendiri saja tidak ada dalam memori otakku. Hal pertama yang bisa kuingat adalah saat aku berjalan di jalanan bersalju dengan pakaian tipis dan tanpa alas kaki. Malam itu sedang turun salju. Dan malam itu pula aku bertemu dengan mereka untuk yang pertama kalinya.


. . .


Tahun 1995.

Seorang pria paruh baya berjalan memasuki sebuah kompleks kediaman yang letaknya berada di atas bukit di sebelah sebuah desa. Di belakangnya, terlihat seorang bocah perempuan yang terlihat seumuran dengan anak sekolah dasar.

Meski bernuansa khas rumah tradisional korea dengan lantai kayu dan sebagainya, kediaman itu bukan milik orang sembarangan. Kediaman itu adalah kediaman bangsawan. Disana tinggal sepasang suami dan satu orang anak laki-laki beserta banyak pelayan yang setia melayani mereka. Dan pria itu adalah salah satu pelayan yang bertugas di tempat itu.

Saat dihadapkan dengan pasangan yang menjadi tuannya itu, ia membungkuk dengan hormat. Pasangan suami dan istri itu masih terlihat muda, seperti baru memasuki usia kepala tiga. Tetapi tidak ada yang berani macam-macam dengan mereka, semua pelayan sangat tunduk dan patuh pada mereka. Mereka adalah Tuan dan Nyonya Park.

"Apa yang kau temukan?" tanya Tuan Park.

"Satu lagi serangan acak. Hanya dia yang jantungnya masih berdetak." Jawabnya sambil mengarah pada anak di sampingnya. Anak itu berdiri dengan pandangan kosong, sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikit pun sejak ia tersadar di tengah-tengah perjalanan.

Nyonya Park pun mengalihkan fokusnya pada tampilan anak itu. Terlihat sangat berantakan dari kepala hingga ujung kakinya. Yang lebih memprihatinkan adalah bekas darah yang terciprat di sekujur wajah dan tubuh bagian atasnya.

"Darah itu bukan miliknya. Aku menemukannya di bawah tubuh salah satu keluarganya yang lehernya sudah terkoyak lebar. Dia baik-baik saja."

"Bagaimana bisa dia baik-baik saja setelah berjalan melewati badai salju dengan pakaian setipis itu?"

"Di-dia tidak merasa dingin dan melepaskan mantel yang kuberikan begitu saja." Jawab pelayan itu dengan berhati-hati sembari menundukkan kepalanya. Ia takut jika apa yang dilakukannya itu dianggap sebagai sebuah kesalahan.

"Dia pasti merasa gerah. Tentu saja, gejala hipotermia tingkat akhir. Jika saja dibiarkan lima menit lagi, ia bisa saja tewas. Kemarilah, aku akan membersihkanmu." Nyonya Park mengisyaratkan anak itu untuk ke arahnya. Anak itu pun mengikuti arahannya tanpa ragu-ragu. "Siapa namamu?"

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang