"Oke kalo gitu, gue balik ke kamar asrama gue, inget kalo ada apa-apa hubungi gue secepatnya." Jeongwoo masukkan semuanya kembali ke dalam kotak P3K. Seperti rivanol, kasa, dan betadine.
Saat Jeongwoo ingin pergi dari sana, Haruto mencekal lengan Jeongwoo. "Kenapa Ru?"
"Gue gak butuh dikasihani." -Haruto.
"Gue tau, tapi gue gak kasihan kok sama lo, kuat gini buat apa gue kasihan?" Jeongwoo melihat tangan Haruto masih mencekal lengannya. "Jadi lo gak biarin gue pergi hmm? Lo mau gue tid—"
"Udah sana pergi lo." Ucap Haruto dingin, dia segera melepaskan tangannya dari lengan Jeongwoo.
"Hahaha oke oke gue pergi, jaljayo Ruru-ya." Langkah kaki Jeongwoo terhenti ketika Haruto memanggil namanya.
"Park Jeongwoo! Gomawo." kali ini ucapan Haruto tulus. Sebelum Jeongwoo menjawab pintu kamar asrama sudah ditutup dan Haruto kunci.
Jeongwoo mematung di tempat, baru kali seorang Watanabe Haruto mengucapkan terimakasih kepada orang lain? Yap! Jeongwoo orang pertama yang mendengarnya Haruto berbicara tulus seperti itu. "Gue gak salah denger kan? Tadi Haruto bilang makasih ke gue?" Jeongwoo tersenyum gemas melihat tingkah lucu Haruto di mata Jeongwoo.
"Dasar Uke tsundere haha." Kali ini Jeongwoo sudah benar-benar pergi dari sana. Haruto yang mendengar langkah kaki Jeongwoo yang semakin menjauh, langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh seluruh tubuhnya yang penuh dengan keringat. Tapi keringat Haruto wangi kek wangi bayi makanya Jeongwoo suka.
Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk Haruto mandi, dia keluar dari kamar mandi menggunakan kaos putih polos dan celana training panjang juga handuk putih yang bertengger di lehernya. Rambutnya yang basah menambah kesan ketampanannya. Wajah Haruto itu serba bisa, jadi cantik bisa, jadi gemesin juga bisa, apalagi jadi ganteng, beuhh gak usah di tanya.
Saat Haruto duduk di meja belajarnya, dia melihat ada notifikasi yang masuk, ternyata dari Jeongwoo.
Haruto bohong jika dia bukan penakut, hanya saja dia tidak terlalu percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Haruto meletakkan kembali HP-nya lalu fokus ke buku tebal yang berisi soal-soal ujian nasional bahkan soal ujian universitas.
"Oke mari kita mulai!" Tangan Haruto sibuk menjawab semua pertanyaan yang terbilang sangat susah itu tapi baginya, soal-soal ini tidak ada apa-apanya.
Hp Haruto kembali berbunyi, kali ini bukan notifikasi pesan chat, tapi panggilan telepon masuk. "Park Jeongwoo sialan! Ganggu gue aja sumpah!" Haruto langsung menggulir ikon hijau tanpa melihat nama yang tertera di situ.
"Udah gue bilang lo gak perlu balik ke sini lagi! Park Jeongwoo sialan!" Haruto kesal ketika ada orang yang mengganggu aktivitas belajarnya.
"Park Jeongwoo? Siapa itu?" Haruto mematung mendengar suaranya, ternyata itu bukan si Park sialan, tetapi Yoshi, teman masa kecilnya Haruto di pedesaan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE (JEONGHARU)
RandomSeorang pemuda bertubuh tinggi, berparas manis nan tampan, ramping dan berkulit putih pucat. Terlahir dari keluarga berada, tetapi di mata semua orang dia hanyalah seorang yang tidak berguna, di sekolahnya dia juluki sebagai "sampah" atau siswa yang...