MEI 25, 1976
KONOHA"hajar dia"
"pukul dia...pukul"
"tendang pelernya"
"hajar...hajar"
Teriakan teriakan itu terus menggema di sebuah gor tinju kecil yang terletak di pinggiran kota Konoha
Bukan tanpa alasan para penonton berteriak seperti itu, karena saat ini mereka tengah menyaksikan duel antar dua petinju amatir lokal diatas arena
Greb
Petinju berambut hitam merangkul lawangnya untuk meminimalisir terkena bogeman mentah dari lawannya si petinju berambut pirang
Namun si pirang segera mendorong lawanya agar menjauh supaya ia bisa kembali melancarkan serangannya, dan ahirnya rangkulan si lawan bisa lepas setelah di intuksi oleh wasit
Kedua petunju itu kini saling berhadapan kembali sembari bergerak berlawanan arah untuk mencari celah dari masing masing
Buak.. buak..
Dua pukulan Jab sukses mendarat di wajah si pirang, namun itu belum cukup untuk menjatuhkannya, terbukti si pirang malah semakin bringas melawan, si pirang kemudian merangkul tubuh si lawan sampai terpojok di sudut ring
Dengan tangan kanan yang terbebas si pirang dengan luluasa memancarkan serangannya
Buak...buak..buak..buak...buak
Dari rusuk sampai kepala tidak si pirang lewatkan untuk ia bogem
"bagus hajar terus"
"kalahakan dia"
"pukul lagi...pukul"
Buak..buak...buak...
Pukulan si pirang terus berlanjut namun sang wasit segera menarik si pirang untuk mejauh agar sang lawan dapat mendapat ruang kembali, namun baru saja si lawan mendapat ruang loceng pertanda ahir ronde pertama telah dibunyikan
Teng!!!
Si pirang dan sang lawan segera kembali kesudut masing masing untuk beristirahat selama satu menit
Si pirang segera duduk dikursi yang sebelumnya telah disiapkan oleh official
"hah...hah..."
"kau bertinju layaknya gelandangan...., apa kau mau saran??" ucap sang official sembari membuka pelindung gigi yang dikenakan si pirang
"hah..hah..air"dengan nafas tersengal si pirang meminta air pada sang official yang bertugas di sudutnya
Sang official kemudian memberikan seteguk air untuk si pirang minum, namun tiba tiba ada seorang penonton yang mendekat kearah sudut sipirang
"hey Naruto, haruskah aku bertaruh pertandingan ini tak lebih dari tiga ronde?, kau merasa kuat??"
"hah...tentu saja"
"oke.."ucap sang penonton itu sebari melangkah pergi
"kau mau beberapa nasihat baik??"ucap sang official kembali
"bergeraklah kesisi dalam..."sambungnya sembari memasangkan kembali pelindung gigi ke mulut Naruto
Teng
Loceng ronde kedua telah berbunyi, Naruto segera bangkit untuk melanjutkan kembali pertandinganya
Berbeda dari ronde pertama kini giliran sang lawan yang terlihat lebih lincah dibanding Naruto
Wush...wush...
Dua pukulan beruntun coba dilancar sang lawan namun Naruto dengan mudah mengelak
Naruto bertahan menahan semua gempuran sang lawan namun pada ahirnya pertahanannya kecolongan oleh pukulan hook tangan kanan sang lawan
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: The Struggle Of The Amateur Boxer
ActionTinggal di sebuah apartemen kecil, Naruto berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja sebagai penagih hutang. Kehidupannya semakin terpuruk ketika posisinya sebagai petinju di sebuah gym juga digantikan oleh orang yang dianggap manajer...