[Name] menyembul dari balik pintu, membawa secangkir kopi di tangan kanannya. "Belum selesai?" Pertanyaan itu terlontar sesaat setelah menaruh cangkir di atas meja.
Takashi menggelengkan kepala, atensinya terpaku dengan selembar kertas design gaun. Laki-laki itu sedang buntu ide. "Kau boleh tidur dulu, [Name]."
"Aku belum mengantuk." Ucap [Name], kemudian duduk di kursi panjang, tidak jauh dari tempat Takashi. Jari lentiknya menggulir media sosial, berharap mendapat sesuatu yang menarik dan mampu menunda rasa kantuknya.
Wanita itu memang sudah sedikit mengantuk, namun merasa tidak enak hati jika sang suami masih sibuk dengan pekerjaannya sedangkan ia justru pergi tidur.
Rasa kantuk itu sudah tidak tertahan setelah lebih dari lima belas menit duduk.
Takashi menatap wajah [Name] sekilas sebelum akhirnya kembali fokus dengan lembar kertasnya. "Tidur saja, aku tau kau sudah mengantuk."
[Name] meletakkan ponselnya di kursi. "Nanti."
Takashi menghela nafas, padahal jelas-jelas jika [Name] baru saja menguap. "Tadi Luna dan Mana menelpon ku, mereka berdua bilang merindukanmu."
Tidak ada jawaban dari [Name], membuat Takashi menatap ke depan. Laki-laki itu tertawa pelan saat melihat wanitanya tertidur dengan menopang dagu.
Takashi beranjak ke tempat [Name], dengan perlahan, ia mengangkat tubuh [Name] ke kamar. Takashi tidak mau membuat istrinya kembali terbangun.
"Belum mengantuk, tapi ketiduran." Takashi kembali tertawa pelan saat menatap wajah terlelap [Name]. Menarik selimut tebal itu hingga sebatas dada, kemudian mengecup singkat pucuk kepalanya. "Selamat malam."