Karena Takashi tiba-tiba menarik kaos yang ia pakai ke atas hingga memperlihatkan otot perut miliknya, kini [Name] memalingkan wajah dengan pipi yang sedikit memerah.
[Name] memang sering melihat fan art roti sobek, tetapi untuk melihatnya langsung--apalagi milik Takashi, sepertinya jantungnya tidak siap.
"Taka-chan..." Panggil [Name] ragu, tangan kirinya mengambil ponsel dari atas meja, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menurunkan kaos Takashi.
[Name] tidak mau mati konyol hanya karena terlalu lama melihat otot perut ori.
Takashi tertawa kecil melihat tingkah [Name] saat menurunkan kaosnya, wanita itu tidak berani melihat. Tangannya bergerak sesuai angan saja. Bagaimana jika salah pegang??.
"Beneran gak mau lihat?" Tanya Takashi memastikan seraya tersenyum jahil.
[Name] menggelengkan kepalanya cepat. "Tadi malam aku mimpi, kau bilang Luna dan Mana merindukanku." Ucapnya mencoba mengalihkan topik.
"Terus?" Takashi berusaha menjahili [Name] part 2. Padahal jelas-jelas yang baru saja [Name] katakan bukan mimpi, tapi memang kenyataannya seperti itu.
"Kau juga menciu--"
Takashi mencium [Name] seperti yang ia lakukan tadi malam sebelum tidur. "Seperti ini 'kan?"
[Name] beranjak dari kursi sofa, meninggalkan Takashi yang saat ini tengah menertawakan tingkahnya. "Aku mau mengambil minum!"
"Mereka berdua memang merindukanmu!!" Takashi berteriak agar [Name] yang sudah berada di dapur mendengar suaranya. "Tentang aku yang mencium mu, itu juga bukan mimpi."
"Baka-Mitsuya!!"
"Tapi kau juga Mitsuya."
"..."