PROLOG

51 5 2
                                    

Raden Abiyasa atau kerap disapa Asa, seorang siswa baru di SMAN Cakrawala. Pesonanya yang memang tak terelakkan, mampu membuat kaum hawa menjerit. Namun, semua pesonanya dijatuhkan dengan tingkah konyol dan kekanakannya. Selain itu, dalam hal otak, Asa juga sangatlah biasa. Tak berbeda, dalam hal olahraga juga sama, sangat biasa, terkecuali futsal. Entah apa yang membuat Asa lebih ahli dalam permainan futsal daripada olahraga lainnya.

Selain futsal, Asa juga baik dalam hal seni. Ia sangat piawai dalam hal seni. Namun, bisa dibilang Asa tak mau jika diminta mengikuti perlombaan di bidang seni karena bagi Asa seni itu tidak untuk diperlombakan. Yah, walau sebenarnya dia hanya malas.

"Asa itu biasa, tetapi menarik." kata Heera Olivia Jasmine, salah seorang siswi yang sangat biasa dalam berbagai hal, terkecuali sastra dan sejarah. Entah apa yang membuat gadis manis bertubuh mini itu sangat menyukai dua hal yang menurut banyak orang sangat membosankan.

Kamis, 2 Januari 2020, adalah hari yang paling berkesan bagi Heera. Pada hari itu, pertama kalinya ia bertemu dengan Asa yang notabene-nya adalah murid baru di SMA-nya.

"Hey!" panggil seseorang dengan berteriak yang membuat Heera menoleh.

Deg!

Mata teduh milik pria di hadapannya membuat Heera terhipnotis.

"Gue?" tanya Heera yang membuat pemilik mata teduh itu mengangguk.

Heera pun berjalan mendekat ke arah pria itu sembari terus mengontrol detak jantungnya yang terasa ingin meledak sekarang.

"A-da apa?" tanya Heera kepada pria di hadapannya itu.

"Ntar upacara ya?" tanya pria itu yang dijawab anggukkan kepala oleh Heera.

"Ayo!" ajak pria itu tiba-tiba yang tentu membuat Heera terkejut.

"Ke mana?"

"Bolos." Satu kata yang mampu membuat Heera membelalakan matanya. Astaga, sebenarnya apa yang ada di kepala pria di hadapannya ini. Tak pernah sekalipun Heera berniat membolos walaupun sebenarnya ia juga tak menyukai pelajaran-pelajaran yang hanya membuat kepalanya serasa ingin pecah.

"Nggak--"

Sebelum menyelesaikan ucapannya, tangan Heera sudah terlebih dahulu ditarik oleh lawan bicaranya itu. Ia membawanya ke arah rooftop sekolahnya.

"Lho bukannya tadi mau bolos ya? Kok malah ngajak ke rooftop?" tanya Heera yang sedikit bingung dengan tingkah pria itu .

Pria itu hanya menggaruk pelan tengkuknya lalu sudut bibirnya tertarik membentuk seutas senyum tipis. Namun, sangatlah manis. Ditambah kedua lesung pipit pria itu yang sekilas muncul, menambah kesan manis pada dirinya.

"Gue tau lo belum pernah bolos sekolah sebelumnya. Jadi, gue mutusin buat nggak ikut upacara aja. Gue nggak mau ngerusak cewek baik kayak lo." jelas pria itu yang membuat Heera tersenyum. Ada-ada saja, batin Heera.

"Oh ya kita belum kenalan 'kan?"

Heera menggeleng pelan lalu pria di hadapannya itu mengulurkan tangan kanannya.

"Okay kenalin gue Raden Abiyasa, panggil aja gue Asa. Kalau lo?"

Heera tersenyum hangat lalu menyambut uluran tangan pria yang ternyata memiliki nama yang berarti harapan itu.

"Gue Heera. Heera Olivia Jasmine."

Black Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang