Chapter 6

751 100 11
                                    

"Terkadang kita jatuh Cinta pada seseorang  karena pemikirannya, bukan penampilan"

                                                          -Sani-


Saat ini Sani sedang barada disupermarket,karena cuaca sedang hujan ia memilih untuk tetap berteduh menunggu hujan redah, karena bosan menunggu Sani terus memperhatikan langit malam yang begitu gelap dan rintik rinitik hijan yang turun dari langit

"Lo ngapain duduk disitu"tanya orang itu

"Lo"ucap Sani

"Ngapin lo ada disini? "tanya Sani pada orang tersebut

"Ngepet gue San, enga ada uang jajan jadi rencanannya gue ngepet disupermarket"ucap nya asal

"Gila lo yah Dim, ngepet ko disupermarket dibank ke  biar berkelas"ucap Sani

"Sialn lo, gue cuma bercanda njir, kenapa lo anggap serius "ucap Dimas komplen

"Idihhhh, baperr"kata Sani mengejek Dimas

Yah orang tersebut adalah Dimas,Dimas pun dengan iseng membasahi tangannnya menggunakan air hujan tersebut dan menyiparatkannya pada Sani

"Sialan lo, dingin njir"kata Sani terkejut

"Nih anak, udah malam juga kenapa kaga pake jaket mau masuk angin lo"kata Dimas mengomel

"Idihh, gue udah biasa juga keluar rumah pake baju yang kaya gini,lo ko sewet amat"kata Sani komplen

"Dibilangin ngeyel nih anak, kalau ada yang perhatian tu bersykur ke, kalau lo sakit siapa yang repot orang tua lo juga kan, udah cukup lo jadi beban orang tua jangan ditambah lagi kasian orang tua elo"kata Dimas menasehat

Sani terdiam mendengar perkataan Dimas,seketika kenagannya tentang masa lalunya yang begitu menyakitkan melintas dibenaknya, tanpa sadar air matannya menetes

"Ehhh lo kenapa nangia, gue kan cuma ngasi tau doang "kata Dimas panik

"ka-kalau mereka sayang dan kahwatir sama gue, kenapa mereka harus ninggalin gue, dan lebih milih hidup sendiri "cupa Sani lirih

"Ehhh, maksud gue bu-"kata Dimas terhenti

"Kalau mereka sayang sama gue pasti mereka bakal lebih memilih hidup bersama, tapi kenapa mereka lebih milih pisah ketimbang hidup bahagia sama gue,lo tau nga Dim gue itu pengen banget kaya anak anak dilur sana hidup dengan keluarga yang utuh, bahagia dan damai, tapi semua itu kayannya mustahil Dim buat gue gapai"kata Sani yang terus meneteskan air matannya

Dimas yang mendengar perkataan Sani pun merasa ibah dan merasa bersalah, ia fikir Sani tak akan amibl hati dengan kata katannya tadi

Dimas pun langsung memluk Sani yang masi meneteskan air matanya, dielusnya rambut Sani dengan lembut, ia berusaha menenangkan Sani yang masi terisak

"Sorry yah san,gue enga bermaksud, lo bisa jadiin bahu gue sebagai sandaran kapan pun lo mau dan butuh, lo bisa cerita ke gue kalau lo lagi ada masalah gue dengan senang hati bakal bantu lo ko"ucap Dimas lembut

Sani tak membalas ucapan Dimas, dia hanya terdiam didalam pelukan hangat yang diberikan oleh Dimas, ia merasa beberapa beban pikira yang selama ini ia pendam menjadi sedikit menghilang

****

Pagi ini kelas Alan sedang ada jam olahraga,apa lagi kelasnnya berolahraga dengan kelas milik Aulia,kalian pasti tau lah betap bahagiannya Alan

"Baik lah anak anak, hari ini kita bebas ,dalam arti kalian bisa bermain permain apa saja, baik itu voli, futsal, basket, takaraw, bapak persihlahkan asal jangan ada yang membolos,terutama untuk siswi perempuan yang sering kekantin, kalau sampai bapak ketemu siap siap saja terima hukuamnnya"kata pak Satria selaku guru olahraga disekolah ini

Aulia dan Alan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang