Three

25 7 0
                                    

Menjadi pemain voli terkenal dan berbakat, tentu menjadi impiannya sejak lama. Atsumu selalu membayangkan dirinya bermain di bawah sorotan lampu, melempar bola keatas, dan memukul bola dengan servis kuat terbaiknya.

Sejak dulu, dengan membayangkannya saja, sudah membuatnya langsung bersemangat dan langsung kembali berlatih. Bahkan Osamu harus berusaha lebih keras untuk menghentikannya karna berulang kali melewatkan makan malam.

Osamu jelas tidak terlalu peduli, Atsumu berlatih 2 hari tanpa istirahat ia tentu akan mengabaikan sepenuhnya. Tapi nenek mereka tidak, dengan senyum hangat, sang nenek tidak lupa untuk selalu meminta Osamu mengajak Atsumu makan malam bersama.

"Miya Atsumu- ..?" nada suara itu terdengar ragu kini,

Sontak Atsumu yang tengah duduk seorang diri di taman dengan ditemani kopi, menatap kearah sosok yang tengah berdiri di depannya,

"Ah!! benar!!" pria itu tiba-tiba memekik, telunjuknya mengarah kearah Atsumu dengan pandangan tidak percaya, "aku mengingatmu!! Kau setter dari Inarizaki waktu itu! Aku masih ingat dengan servis kuatmu waktu itu,"

Pria itu tersenyum kini, mendudukkan dirinya di samping Atsumu yang terlihat kosong tanpa izin. Atsumu tentu ingin menolak, ia sedang tidak ingin bercerita, ia ingin waktu sendiri untuk menenangkan hatinya.

Tapi pria itu sudah kembali menatapnya semangat, "bagagaimana? Kudengar kau masuk ke tim MSBY! Itu tim yang kuat dengan potensi perwakilan Jepang dalam pertandingan internasional!"

"Wah-.. aku tidak menyangka jika kau akan diterima di tim sehebat itu, ya .. memang servismua sangat akurat dan kuat, bahkan timku sebelumnya yang melawanmu tidak bisa menandinginya," pria itu tertawa tiba-tiba.

Atsumu mengangkat salah satu alisnya kini,

"Jadi, apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak berlatih-"

"Aku tidak akan melakukannya lagi," kedua manik coklat itu menatap lurus kearah seorang anak kecil yang tengah terjatuh dari bermain panjat-memanjat di area taman, "aku sudah keluar sejak lama,"

Pria itu terkejut, beberapa saat terdiam dan tidak membalas. Ia memang sudah mendengar beritanya dari Kita dan Aran, tapi mendengar secara langsung dari orang yang bersangkutan. Lebih mengejutkan dari yang ia duga.

"Atsumu .. aku mendengar ada rumah sakit hebat di Jerman yang bisa menyembuhkan para atlit yang cide-"

"Ukai-san .." Atsumu mengulas senyum tipis, "pilihanku sudah bulat, aku memutuskan untuk tidak melakukannya, dan ya .. aku tidak akan melanjutkannya, aku sudah keluar,"

'Sret'

Pria yang sejak tadi mengajak Atsumu berbicara- Ukai- pelatih tim Karasuno, menatap terkejut kearah Atsumu yang kini sudah berdiri dan bersiap akan pergi.

"Kau akan kemana?"

"Aku ada kasus," Atsumu berbalik, memperlihatkan tanda pengenalnya, "aku menjadi polisi sekarang," seulas senyum menghias wajahnya kini, "lihat! Apapun profesiku, akan tetap terlihat keren!"

Atsumu tertawa beberapa saat, lalu menghentikannya terpaksa dengan nada terakhir yang ragu. Kedua manik coklatnya menatap kearaha Ukai gugup kini, "aku ada janji untuk temu rekan menuju TKP, terima kasih waktu mengobrolnya,"

Langkah Atsumu kembali meninggalkan taman, meski beberapa saat kedua manik coklatnya menatap kearah seorang anak kecil yang terjatuh beberapa saat lalu dan masih menangis, berharap sang ibu datang dan menolongnya.

Senyum yang sejak tadi menghias wajah Atsumu pelahan memudar, anak kecil yang ia lihat terjatuh saat ini, membuatnya tersadar akan sesuatu, hasil buruk selalu menghianati usaha yang keras, aku tidak mau lagi berusaha seperti sebelumnya.

Tabun (Atsumu x Kageyama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang