ZF 18 - Masih

875 172 46
                                    

🦢🦢🦢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🦢🦢🦢

Fania memberhentikan mobilnya saat tiba di sebuah taman dekat kawasan apartemennya. Keponakannya itu pagi-pagi sudah membangunkan dia dan meminta jalan-jalan. “Yaps sampai!”

Ansel berteriak senang. “Ayo ante. Ansel nggak sabal mau main.”

Fania terkekeh. Lalu membuka seat-belt milik Ansel dan juga miliknya. “Yuk turun!” Fania mengulurkan tangannya untuk Ansel.

Fania menggandeng Ansel untuk masuk ke taman tersebut. “Mau main apa sayang?”

“Main ayunan ante!!" Fania mengangguk lalu berjalan menggandeng Ansel menuju ayunan.

“Ante yang dolong Ansel ya,” Fania mengangguk.

Saat Fania tengah asik mengayunkan ayunan. Tiba-tiba keponakannya itu turun dari ayunan dan berteriak memanggil seseorang. Untung saja Fania mengayunkannya secara pelan, kalau tidak, Ansel pasti akan terjatuh.

Fania mendekati Ansel. “Sayang, kamu manggil siapa Nak?”

“Teman Ansel Ante, Kak Kenno!!” teriaknya lagi membuat anak kecil berusia sekitar enam tahunan yang tengah membeli eskrim itu menoleh dan berbalik melambaikan tangan pada Ansel.

“Ansel!” mereka lalu berpelukan.

“Kamu sama siapa disini?”
“Sama ante aku.” Kenno mengangguk.

“Halo ini siapa?” tanya Fania ramah.

“Kenno tante.”

“Ganteng banget sih. Temannya Ansel ya?”

“Teman belmain Ansel ante. Kalau Ansel dilumah.” Fania mengangguk. “Kenno sama siapa kesini?”

“Sama ibu, sama adik.”

“Ooh Udah punya adik, namanya—“

“Kenno, ibu tinggal sebentar kok udah nggak ad—Dokter Fania?” Ujarnya kaget saat melihat siapa yang tengah berbicara dengan anaknya.

Fania berdiri. “Mbak Aliska?”

Aliska melengos. Ia masih ingat bagaimana perempuan didepannya ini menghancurkan segala rencananya. Tapi, ada yang aneh. Kenapa Fania bisa dengan Ansel—keponakan Zafran? Ada hubungan apa mereka?

“Ayo Ken kita pergi!”

“Tapi, Bu. Ken masih mau disini sama Ansel. Sudah lama Ken nggak main sama Ansel.”

“Adik minta pulang Ken, nurut sama ibu!” serunya sambil menarik paksa tangan Kenno dengan tangan kirinya yang tidak menggendong anak bungsunya.

Fania yang melihat itu merasa kasihan, karena dari raut Kenno saja, bocah tersebut nampak begitu kesakitan.

“Mbak-mbak, lepas Mbak. Kenno kesakitan.”

“Nggak. Kenno anak aku, nggak usah ikut campur!”

“Kamu itu penghancur semua rencana aku!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAFRANIA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang