Bagian satu

2.8K 284 11
                                    

Sorry for typo(s)

"Mark kamu mau sarapan apa?"

Haechan membalik telur, menekan roti panggang berselai strawberry. Setelah kejadian kemarin Haechan terus merengek memohon kepada Mark untuk membantunya. Awalnya Mark menolak namun saat Pria manis itu berjanji tidak akan menggangu, Mark menyanggupi dengan syarat Haechan tidak boleh tinggal gratisan, Pria manis itu harus membersihkan apartemen Mark.


°•°•°•°•°

LilBuna
Present

Fanfiction

Baby

Mark Lee
Haechan Lee
Jeno Lee

°•°

Genre : Angst, Romance, family
Chapter : Multichapter
Rate : M

Happy Reading

°•°•°•°•°

Haechan sangat tertolong, di berikan tempat tinggal saja dia sudah sangat bersyukur. Haechan takut sang Ayah akan membunuhnya jika dia tau, anak laki-lakinya hamil. Haechan bukan kalangan atas, dia pria biasa tinggal di desa dengan sosok Ayah yang bekerja sebagai petani Jeruk. Makanya Haechan takut, sang ayah akan sangat kecewa dengan berita ini.

"Aku harus bekerja,"

Mark menenteng tas kecilnya, hari ini dia mendapatkan job melukis di pinggiran sungai Han. Beruntung, uang itu bisa membuatnya bertahan hidup sekitar 3 bulan kedepan, memang tidak besar uang hasil melukis tapi tetap saja bisa menjadi penyambung kehidupan Mark selama hampir satu setengah tahun ini. Mencari pekerjaan tidak mudah, jadi Mark harus bersyukur apapun yang terjadi.

"Kamu harus makan dulu Mark, atau kamu akan pingsan," Haechan mencekal tangan Mark, menyeret Pria dominan itu duduk di meja makan. Mulai menyajikan roti, telur goreng dan secangkir susu hangat. Pria manis itu ikut duduk mulai menyantap roti panggang. "Makanlah, aku membuatnya susah payah,"

Menatap sekilas, mengambil roti panggang memakan pelan tanpa suara. Kedua orang disana terdiam, tidak membuka mulut selama makan. Sampai Mark menyudahi hampir pergi namun Haechan berceletuk, "Aku akan mencari pekerjaan Mark Hyung, aku bisa bekerja sampai sore. Aku janji tidak akan mengabaikan pekerjaanku disini."

Mendengar kata "Hyung" antesiasi Mark terambil alih. Sudah lama Mark tidak mendengar Haechan memanggil dengan embel-embel seperti itu. Mungkin sudah sekitar 4 tahun yang lalu, sewaktu dia masih duduk di bangku kelas tiga sma dan Haechan masih kelas tiga smp kebetulan sekolah mereka satu halaman hanya seragam saja yang membedakan.

"Kenapa kamu ingin bekerja, memangnya bisa bekerja apa kamu ini? Kamu baru lulus sekitar beberapa bulan yang lalu terlebih kamu pernah tidak naik kelas Haechan," Mark berujar sarkas, peduli setan dengan perasaan Pria manis itu. Mereka berpacaran lebih dari 3 tahun tapi di akhir mereka putus karena sudah tidak sejalan di tambah kehadiran Jeno.

"Kamu mengejekku, aku bisa bekerja sebagai pelayan toko yang penting aku punya uang. Kamu tahu Mark kandungan ku ini hampir empat bulan, dan selama tiga bulan itu aku tidak sadar. Aku harus membeli susu rekomendasi dokter," Haechan berkata cepat namun terdengar baik.

Mark menghela nafas, pria itu mengambil uang di dompetnya lalu memberikan kepada Haechan, "Kamu bisa membeli dengan uang ini sekalian kamu bisa membeli hal yang kamu inginkan," Haechan hampir menolak tapi Mark kembali membuka suara, "Anggap saja ini gajimu, kamu bisa bekerja disini."

"Mark Hyung, tapi ini.."

"Sudahlah, aku harus cepat pergi,"

©LilBuna

Mark terduduk di taman dia harus lebih berusaha lagi mencari uang, sekarang kehidupannya semakin terhimpit ekonomi. Tidak mungkin jika Mark kembali kerumah orang tuanya, dia sudah berjanji akan bertahan hidup semampunya.

Ini janji sebagai seorang lelaki.

Awalnya dia percaya diri mampu bertahan hidup, tapi sekarang keadaannya berbeda. Ada Haechan, Mark juga harus menanggung kehidupan Haechan di apartemennya, bukan karena Mark masih mencintai Haechan akan tetapi karena sisi manusia.

Hatinya tidak cukup batu untuk mengabaikan hal itu.

"Lukismu sangat bagus?"

Mark mendongak menemukan Pria paruh baya berjas formal, terlihat sangat kaya, dan berkharisma. Mark membungkuk, tersenyum canggung hendak membalas sebelum Pria paruh baya itu duduk di sebelah Mark, menepuk pundak.

"Apakah kamu sudah bekerja?"

"Belum sangat sulit mencari pekerjaan,"

Pria itu mengerti, sekarang saking banyaknya manusia sering kali sulit mencari pekerjaan, "Kamu mau bekerja di tempatku, aku punya galeri seni kamu bisa menjadi seniman disana?

"Apa aku tidak salah dengar?"

Mark masih tidak percaya, ini kesempatan emas. Dia terlalu terkejut, saking bahagianya tidak mampu menyembunyikan wajah konyolnya. Baru beberapa menit lalu dia mengalami tekanan hidup, semenit kemudian kesempatan datang percuma.

"Tentu saja, ini kartu namaku kamu bisa datang besok."

Mark tersenyum antusias, dia yakin jika Haechan adalah keberuntungan. Dia harus segera pulang memberikan kabar baik ini untuk Haechan, tapi tunggu untuk apa? Mereka tidak sedekat itu sepertinya Mark akan mengurungkan niatnya.

Lagian bisa jadi ini keberuntungan miliknya sendiri.


[TBC]

©LilBuna





Baby [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang