[.03.]

3.5K 607 148
                                    

Roti dengan isian daging adalah menu yang hanya bisa jisung makan di setiap hari sabtu, dimana ia mendapat nominal lebih dari hasil pekerjaanya yang hanya sebagai pengantar barang

Jisung ingat sekali, wanita tua berusia sekitar 80 tahun lebih itu selalu memakai jasanya dalam mengirim barang, dan saat pekerjaannya selesai maka wanita itu memberinya menu brunch— wanita itu selalu tau jika jisung tidak pernah sarapan jadi ia membuatkan menu lebih

Dan kini jisung rindu pada wanita tua itu. Di dunia yang menjijikan ini menurut jisung hanya wanita itu yang sudi memberi makan  seekor kucing jalanan kumal, jelek dan tidak beretika

"Apa ada menu makanan yang tidak bisa kau makan?"

Jisung mendongak dimana sekertaris oh berada. Lelaki itu yang memberinya sarapan

"Oh maaf aku melamun, tidak kok. Aku bisa makan apa saja. Ini cukup untuku karena aku bukan tipe yang biasa sarapan"

Sekertaris oh mengangguk lalu kembali sibuk dengan sesuatu dalam genggamannya. Berdiri tidak jauh dari jisung, menunggu sampai jisung selesai dengan sarapannya karena pagi ini ia akan membawa jisung pergi atas perintah minho

"Ku kira roti pagi buatanku kurang menarik sehingga kau lebih memilih melamun ketimbang menelannya"

"Tidak, jangan tersinggung. Ini sarapan terbaik menurutku, biasanya aku hanya menelan sperma di pagi hari. Dan itu adalah sarapan terburuk"

Sekertaris oh tersedak liurnya sendiri mendengar untaian frontal yang tidak pernah absen dari bibir mungil si lelaki manis ini

"Aku tidak tau soal itu"

"Ya, kau kan straight. Yang kau makan payudara bukan sperma yang keluar dari—"

"Bisa kau tutup mulut kotor mu itu. Han ji sung"

Sekertaris oh menunduk hormat. Sang pemilik telah selesai dengan urusannya dan kini memilih bergabung di ruang makan. Sejujurnya sekertaris Oh terkejut, biasanya minho tidak akan mau sarapan bersama siapapun

"Maaf" jisung kembali mengunyah roti dalam genggamannya. Mata bulat jisung tidak lepas dari si lelaki bersurai sehitam arang itu. Ia menatap bagaimana sempurnanya wajah minho

Seperti seorang call boy kelas atas yang pernah ia temui di rumah bordil. Berkunjung hanya untuk mentertawai nasib para jalang mengenaskan seperti dirinya. Brengsek memang, tapi sialnya sangat tampan

"Berhenti menatapku. Kau membuat nafsu makan ku hilang"

"Iya, dan aku akan mengganti nafsu makanmu dengan nafsu yang lain"

Minho tidak menjawab, memilih fokus pada menu di atas piring. Mencoba terbiasa dengan segala ucapan kotor dan menjijikan yang keluar dari mulut jisung

"Jadi, bisa jelaskan apa yang kau tanam pada tengkuk ku?"

"Bukan apa-apa. Hanya pelacak dan memory"

"H-hah? Kenapa kau menanamkan memory pada tubuh manusia? Padaku? Jika kau ingin merekam kegiatan sex yang akan kita lakukan... Kau bisa merekamnya langsung dengan kamera. Aku tidak keberatan wajahku tersebar pada situs porno manapun-"

"Bodoh. Memangnya aku sudi menyodokmu"

"Kalau begitu kau yang ku sodok"

"Mulutmu yang ku sodok!"

"Aaang~" jisung menjulurkan lidah dengan seringai menjengkelkannya membuat minho hanya diam dan hentikan kunyahan melihat tingkah jisung.

Sementara di sebrang sana sekertaris Oh sudah berkeringat, takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan terjadi

"Hihihi, bercanda. Kau sangat tampan saat marah"

Minho menghela nafas dan kembali mengunyah sarapan yang tertunda sambil sesekali membaca laporan yang di berikan oleh sekertaris Oh

"Sayang, jangan lakukan kegiatan apapun saat sedang sarapan" jisung kembali membuka mulut dan kalimat yang terucap terdengar begitu ringan tanpa beban

"Diam, dan habiskan sarapanmu jalang kecil."

"Seeshhh, apa yang kau baca sih apa sepenting itu?"

"Ini adalah hasil laporan tentang tubuh mu"

"Oh benarkah? Hasilnya pasti bagus kan?"

"Jelek. Di jual pun tidak akan ada yang mau membeli"

"Mulutmu kenapa tajam sekali hm. Aku peringatkan untuk selalu  berHati-hati, aku suka sekali dengan lelaki bermulut tajam dan kasar seperti mu. Rasanya pasti nikmat di hisap oleh lelaki yang hobi berkata kasar —"

"Tidak ada yang sudi menghisap penis kecil mu brengsek"

"Kecil, memangnya kau sudah melihat— oh, ya. Kau kan dua kali menangkapku maturbasi hahaha"

Tidak ada yang lucu, minho lelah menanggapi bedebah kecil di hadapannya ini.

Mengoceh tanpa henti tanpa sempat mengunyah makanan yang di timbunnya di kedua pipi besar itu. Minho membayangkan bagaimana rasanya menampar pipi gembul itu dengan telapaknya

"Uh, jisung kau sudah selesai dengan sarapanmu jadi lebih baik kita kembali ke kamar dan bersiap karena kita akan pergi hari ini"

Jisung menoleh saat sekertaris Oh menatapnya dengan wajah khawatir, memintanya untuk segera akhiri percakapan dengan minho. Jisung menghela nafas—kenapa Sekertaris Oh merasa sebegitu khawatirnya?

"Baiklah" jisung bangkit dari duduknya dengan sorot yang masih saja memaku pada minho namun lelaki itu masih sibuk dengan bacaannya

"Sayang, aku mandi dulu. Bye-bye~"

Minho memutar mata, kembali dengan sarapannya yang hening dan sunyi menenangkan tanpa ocehan jisung yang menganggu pendengarannya

Minho berdecih kecil. Jisung memiliki kepercayadirian yang tinggi dan sialnya itu membuat minho tertarik. Mulut kotor yang selalu berbicara tinggi tentang sex itu mendorong minho untuk melakukan sesuatu yang lebih

Saat jisung berada di bawah kungkungannya, apakah mulut jalang itu masih bisa berbicara tinggi? Minho bertaruh pasti jisung hanya akan mendesah sebagaimana jalang pada umumnya

Atau tidak?

Minho terkekeh kecil, sayangnya ia tidak bisa melakukan apapun pada jisung karena satu dan lain hal. Pengecualian jika rencana perusahaannya berjalan lancar, mungkin minho bisa hancurkan mulut serta lubang jisung dari pagi hingga pagi

—Tbc.

Aku pengen coba bikin sifat jisung di sini kaya a man with knife sama belong to me, semoga bisa :")

Btw maaf updatenya kayanya bakal bolong-bolong ya soalnya perlu kumpulin mood

[25] RNG-2.0 || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang