Pertengkaran Ayah dan Ibu

2K 162 42
                                    

Hinata dan Himawari sedang menyiapkan makan malam namun hingga hidangan sudah siap di atas meja, Naruto tak kunjung pulang. Hinata sedikit cemas sebab Naruto pamit hanya untuk menemani Kakashi di kantor Hokage namun hingga malam hari tiba dia tak kunjung kembali.

"ayah kemana? Kenapa belum pulang-dattebasa?" tanya Boruto yang baru saja turun dari lantai dua.

"iya ya sebentar, ibu telephone Kakashi sensei dulu" jawab Hinata dan langsung menelphone ke kantor Hokage.

Percakapan dalam telephone:

"Halo Hinata, kenapa?" jawab Kakashi dibalik telephone.

"maaf aku mengganggu, tapi apa Naruto-kun masih disana?" tanya Hinata.

"eh? dia sudah pulang daritadi siang kok, memangnya dia tidak ada di rumah?"

"iya, ku kira dia masih bersama Kakashi sensei, ya sudah kalau begitu terimakasih sensei"

"oh iya"

Telephone berakhir.

"kemana ya dia" monolog Hinata.

"ibu kenapa? dimana ayah?" tanya Himawari yang sudah mulai lapar.

"ehmm.. katanya ayah di minta melakukan tugas lain sebelum pulang jadi dia pulang terlambat hari ini" alibi Hinata agar sang buah hati tak ikut khawatir.

"jadi kita harus menunggu ayah?" tanya Boruto.

"kalian makan saja duluan, nanti ayah belakangan"

"baik ibu" jawab Boruto dan HImawari.

Bahkan hingga sang buah hati selesai makan malam Naruto tak kunjung pulang.

"hoooaaamm..." Himawari sudah menguap karena mengantuk.

"ibu? Aku juga sudah mengantuk-dattebasa" keluh Boruto yang sudah mengusap-usap matanya.

"eh.. kasihan" Hinata langsung menggendong Himawari dan mengusap kepala Boruto "ya sudah kalian tidur saja duluan ya.. sudah larut juga, ibu akan menunggu ayah" lanjutnya.

"baik ibu"

Akhirnya kedua buah hatinya kini beranjak untuk pergi tidur sedangkan Hinata memutuskan untuk menunggu Naruto.

"sudah larut begini dia belum pulang, kemana dia sebenarnya?" keluh Hinata yang memandang ke arah jam.

Karena sudah sangat cemas dengan Naruto, akhirnya Hinata memutuskan untuk mencari sang suami keluar.

Hinata menyusuri jalan Konoha mencari keberadaan sang suami dan Hinata di kejutkan dengan pemandangan yang membuat matanya memanas.

"itu Naruto-kun kan? Siapa perempuan yang bersamanya itu?" ucap Hinata "mereka bahkan makan ramen berdua" Hinata mulai menduga-duga.

Hinata tak berani untuk mendekat dan lebih memilih untuk berbalik dan pulang namun sayang, saat hendak kembali dia justru dipergoki oleh Ayame, putri pemilik kedai Ichiraku.

"eh bukan kah itu Hinata?" tunjuk Ayame dan membuat semua orang yang ada disana berbalik.

"Hinata?" Naruto juga ikut terkejut.

"eh maaf aku mengganggu waktu kalian" Hinata berbalik dan memberi senyum palsunya karena hatinya kini tak karuan.

"kenapa kau disini malam-malam begini? Bukan kah bahaya untukmu? Anak-anak juga sendirian kan?" tanya Naruto bertubi-tubi.

"a-aku-.." belum selesai Hinata menjawab, Naruto memotongnya.

"sudah, kita pulang!" ucap Naruto langsung meminta Hinata untuk pulang "Yuki-san, semuanya kami pamit dulu" pamit Naruto pada yang lain.

Hinata P.O.V

"kenapa kau disini malam-malam begini? Bukan kah bahaya untuk mu? Anak-anak jua sendirian kan?" tanya Naruto-kun bertubi-tubi.

Kenapa malah aku yang kena marah?

"a-aku-.." belum selesai aku menjawab, Naruto-kun langsung memotongnya.

"sudah, kita pulang!" ucap Naruto-kun langsung meminta ku untuk pulang "Yuki-san, semuanya kami pamit dulu" pamit Naruto-kun pada yang lain. Oh jadi perempuan itu namaya Yuki

Kami berjalan pulang namun dalam kesunyian, Naruto-kun tampak marah pada ku, kenapa? padahal kan seharusnya aku yang marah.

"Na-Naruto-kun a-aku..?" aku mencoba membuka suara namun langsung dipotong lagi.

"malam-malam begini kau meninggalkan rumah sendirian bahaya tahu, bagaimana jika ada yang menculikmu lagi?" dia tampak kesal.

Aku tahu dia khawatir tapi kan dia juga salah.

"aku mencari mu, daritadi pagi kau pergi dan-.." lagi dan lagi omonganku dipotong.

"aku bukan anak kecil yang harus dicari jika tak pulang malam" dia membentak ku.

Aku terkejut, setelah menikah ini pertama kalinya dia membentak ku.

Aku juga sudah mulai kesal dan akhirnya aku menjawabnya dengan nada penuh emosi.

"iya, kau memang bukan anak-anak lagi, tapi kau punya istri dan anak yang perlu kau kabari, menurut mu aku bisa tenang jika kau yang pergi dari pagi tidak kunjung pulang, bahkan melewatkan makan malam bersama kami dan lebih memilih makan ramen berdua bersama perempuan?" matah ku perih, aku sudah menahannya dari tadi tapi akhirnya air mata ku tumpah, aaah... aku sekarang terlihat sangat lemah.

"berdua? Perempuan? Apa maksudmu?" dia pura-pura lupa atau bagaimana, jelas-jelas dia makan berdua bersama perempuan tadi.

"ah sudah lah, aku mau istirahat" aku langsung membuka pintu dan masuk.

"Hinata, tunggu!" dia terus memanggil ku tapi aku abaikan.

Dia mengikuti ku sampai di kamar dan terus–menerus bertanya apa maksud ku.

"kenapa kau menangis?"

Aku tahu dia tidak peka tapi ayolah ini karena diri mu tahu.

"istri yang mengkhawatirkan suaminya karena tak kunjug pulang dan saat pergi mencarinya keluar dia justru melihat suaminya makan berdua bersama perempuan lain, apa menurutmu itu bagus? Kau bahkan memarahi ku." Aku tak kuat lagi, tangis ku pecah.

"kau cemburu?"

"TIDAK!" dia itu kenapa sih "aku tidur di kamar Himawari malam ini, jangan menyusul ku!" aku pergi dari hadapannya.

"hey, dengarkan penjelasn aku dulu!"

"aku capek, Naruto-kun juga lelah kan, pergi berdua dengan perempuan seharian, istirahat lah! Selamat malam" aku menutup pintu kamar ku dan segera pergi ke kamar Himawari.

Aku menahan sesak di dada ku, aku ingin mendengar penjelasannya tapi aku terlanjur kesal dengan sikapnya. Semoga esok dia paham dimana letak kesalahannya dan semoga aku juga sudah mulai meredah.

Hinata P.O.V End.

Setelah ditinggal Hinata yang tidur di Kamar Himawari, Naruto mulai memikirkan semua perkataan Hinata tadi dan mencari tahu bagaimana cara dia menjelaskan semuanya pada sang istri besok.

.

.

Fyi: Ini kan yang kalian mau wkwkwk.. Konfliknya kali ini mungkin akan lumayan panjang, tungguin yaaa.. hihihi..

.

NEXT PART

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang