8. Perasaan Bersalah

1.6K 166 7
                                    

Jisung menatap Jino dalam dekapannya yang sudah berhenti menangis.

Kemudian dia menatap telapak tangannya yang dihiasi noda darah yang sudah mengering. Bisa-bisanya Jisung melupakan kalau tangannya terluka.

Saat dia terlarut dalam lamunannya, seseorang datang dan membuka pintu kamar.

"Tuan, ini sarapannya. Tuan Minho menyuruh bibi membawakannya untuk tuan Jisung."

"Ah, iya bi. Taruh disitu dulu. Terima kasih."

Minho? Kenapa tiba-tiba Minho besikap seolah dia mempedulikan Jisung? Jisung sungguh tidak menyangka.

Bibi Kang menaruh nampan berisi makanan itu pada sebuah meja kecil yang berada di dekat tempat tidur. Kemudian beliau duduk di sisi tempat tidur menatap Jisung.

"Tadi pagi saat bibi bangun, bibi melihat ada pecahan kaca berserakan di lantai."

Astaga. Bagaimana Jisung bisa melupakannya.

Jisung menggigit bibir bawahnya, merasa tidak enak pada Bibi Kang.

Dia melupakan segala hal karena perbuatan Minho semalam yang membuatnya kelelahan dan tertidur begitu pulas.

"Maaf bi, seharusnya Jisung yang bersihkan. Jadi merepotkan bibi."

"Gak apa-apa. Bibi gak keberatan kok. Bibi cuma khawatir sama tuan Jisung."

Jisung hanya terdiam saat bibi Kang menatap telapak tangannya yang terluka.

"Kalau butuh bantuan untuk obati lukanya, bibi siap membantu."

Jisung tersenyum, "Terima kasih ya, Bi."

"Bibi hanya berharap, hubungan tuan Minho dan tuan Jisung bisa kembali seperti dulu lagi."

Jisung tidak menjawab, tapi di dalam hatinya dia meng-amin-kan ucapan Bibi Kang. Karena itu juga adalah harapan terbesar Jisung saat ini.

Jisung bukan baru mengenal Bibi Kang. Dia pernah datang kemari dulu saat masih menjadi sepasang kekasih dengan Minho. Dan Bibi Kang menyukainya, Bibi Kang bilang Jisung mengingatkannya pada anaknya.

"Bibi permisi ya."

"Iya, Bi. Terima kasih banyak."

.

.

.

Minho duduk di depan bersama supir. Sementara Jisung dan kedua anaknya duduk di kursi belakang.

Mereka dalam perjalanan menuju salah satu tempat wisata terkenal disana. Sebuah desa yang disebut desa batu. Disana banyak batu-batu besar, ada pula batu-batu yang dibentuk berbagai rupa yang disimpan di sebuah museum.

Minho menatap ke belakang. Jisung sedang menatap kearah luar jendela. Jiho sedang memakan cokelat yang dibawanya. Dan Jino sedang mengoceh tidak jelas. Jiho sesekali mengajak bicara adiknya. Lucu sekali.

Jisung terlihat pucat. Minho tahu Jisung tidak dalam keadaan sehat. Kedua tangannya terbalut perban, Bibi Kang yang membantu Jisung mengobati lukanya.

Lagi-lagi rasa bersalah itu menghinggapi hatinya. Padahal Jisung bisa menolak pergi hari ini karena kondisi nya yang kurang baik, tapi dia hanya diam, tanpa mengajukan keberatan pada Minho.

"Tuan, kita sudah sampai."

Minho segera mengajak istri dan anak-anaknya turun dari mobil.

Jisung yang menggendong Jino. Dan Minho yang menggandeng tangan Jiho. Tapi karena Minho tidak tega melihat Jisung yang harus menggendong Jino, jadilah dia meminta tukar posisi.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang