Twenty Two

585 66 0
                                    

Please respect and appreciate it by pressing the star or vote button. Thank you.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
-Luna Anderson's POV-

Akhirnya aku bisa pulang ke rumahku di New Jersey. Sebenarnya aku lebih ingin di New York, di apartemenku, tapi entah kenapa Dad menjadi sangat protektif padaku.

Aku sudah bisa jalan, bisa makan, dan semuanya. Tapi Mom selalu mengkhawatirkanku, seperti aku ini masih bayi yang hanya bisa tidur dan menangis.

2 minggu aku belum bertemu Harry. Ia bilang ia sibuk. Tapi seingatku, dulu sebelum aku masuk rumah sakit, ia selalu memberi waktu untukku.

Aku mengenakan baju seadanya dan langsung menuju ke luar. Perutku lapar. Eh tunggu, itu suara Mom dan Dad! Ada apa? Kenapa mereka membicarankanku?

"Kattie?"

"Ya, Sayang?"

"Ada yang harus ku bicarakan denganmu,"

"Bicaralah,"

"Tentang apa kata Dr.Andy, dan kecelakaan setahun lalu yang menimpa Luna,"

Kecelakaan setahun lalu yang menimpaku? Aku? Kecelakaan? Mana bisa? Kenapa aku tidak mengingatnya? Ini semua tidak masuk akal.

"K,kenapa? Ada apa dengan Luna? Apa ia..." suara Mom bergetar

"Ia amnesia,"

"Oh tidak,"

"Makanya ia lupa bahwa Niall adalah kekasihnya,"

Aku amnesia? Niall? Kekasihku?

"Tapi kenapa yang ia ingat Harry?"

"Banyak kemungkinan. Mungkin ia dulu mencintai Harry, mungkin Harry pernah melakukan sesuatu padanya yang ia selalu ingat,"

"Apa itu bertahan lama?"

"Mungkin. Mungkin juga tidak,"

"Oh, tidak, Jo. Tidak mungkin," mom bergetar kembali suaranya.

"Dan tentang kecelakaan itu," dad menghela napas. Ayolah, Dad. Jelaskan pada Mom agar aku bisa mendengar seluruhnya.

"Ada apa? Kau tahu pelakunya?"

"Aku tahu,"

Oh. My. God.

"Siapa? Siapa Jo, Siapa!" Mom berteriak.

"Tenanglah sedikit. Luna mungkin bangun mendengar suaramu,"

"Siapa, Jo?"

"Jangan kaget, jangan berteriak,"

Oh, Dad. C'mon.

"Iya, Jo! Siapa cepat katakan padaku!"

"Harry. Anak keparat itulah pengemudinya,"

--------

-Niall Horan's POV-

Aku masih tidak percaya dan tidak terima saat mendengar Harry berbicara kalau ialah pengemudinya. Ialah pengemudi mabuk itu yang hampir merenggut nyawa kekasihku. Ialah pengemudi mabuk itu yang merenggut ingatan kekasihku sehingga ia lupa akan aku. Dan yang ia ingat malah Harry.

Dan aku lebih tidak percaya lagi, karena aku harus berdiri di sini, di ruang rapat, bersama Harry.

Harry, Harry, dan Harry.

Untung aku menganggapnya sahabat bahkan saudaraku. Kalau tidak.

Sudah mati ia ditanganku.

"Kau baik-baik saja?" Liam mengagetkanku. Aku mengangguk.

"Bagaimana Luna? Ia baik-baik saja?"

Kembali lagi ke realita. Luna sudah menjadi milik Harry. Dan aku belum menceritakannya pada satupun rekanku di One Direction. Justru dengan membawanya pada mereka, hanya akan seperti membuka luka lama.

"Ya,"

"Kau tidak begitu bahagia sepertinya," Louis membaca wajahku.

"Cmon, guys," aku mencoba menghentikan percakapan.

"Kalian bertengkar?"

"Louis, tolong hentikan pembicaraan ini. Aku tidak mau membahasnya,"

"Apa yang sebenarnya terjadi, Niall? Kau tahu, ia adikku dan aku tidak akan membiarkan sehelai rambutnya jatuh karenamu!" Zayn memulai kembali. Fuck, sometimes i hate this people.

"Luna terkena amnesia,"

~~~~~~~~~~~~~~~~
Heyyyy how you people been? I'm doing nothing bcs it's free week before hella ujian praktek shit. Dan sekarang I'm on my sunday in my granny's house and it's great bcs i don't do any chores here yayyyyy.

And VOMMENTS GUYS bcs seeing 300people read it and only 20votes really break my heart into pieces</3

BUT MASSIVE THANK YOU FOR YOU ALL THAT ALREADY READ THIS BOOK AND VOTED AND ADDED THIS TO YOUR LIBRARY THANK YOU THANK YOU I LOVE YOU GUYS SO MUCH MWAH

Ps: the pics on mulmed is barbara palvin you know she looks great there and i just want to share with you all luvv

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang