("Di balik sebuah rahasia")
***
Sudah lima hari Rossa cuti kerja.. Afgan setia menemaninya, datang sebelum berangkat kantor membawakan sarapan.. dan akan mampir sepulang kantor membawakan makan malam..
Lelaki itu perhatian sekali.. bahkan Afgan bisa menelfonya berkali kali saat dikantor hanya untuk menanyakan keadaanya.. padahal ia sudah baik baik saja..
Gadis itu menghela nafas panjang... menyentuh dinding kaca besar di apartemenya yang langsung mengadap ke jalanan kota..
Diluar hujan turun, tidak deras benar tapi cukup membuat basah jalan kota yang padat.
mendung menggantung sejak siang hingga menjelang malam ini.. Rossa melirik jam di pergelangan tanganya pukul lima sore.. sebentar lagi lelaki itu pasti datang sesuai jadwal kunjungannya sepulang kantor..
Dingin segera menyergap.. dinding kaca itu mengembun oleh tempias air hujan..
Rossa menundukk.. mendekap diary yang sejak tadi dipegannya.. Rania.. satu nama itu mengusik resah
Andai wanita itu masih diberi kesempatan hidup lebih lama lagi.. mungkin sekarang Rossa lah yang pergi.. gadis itu mungkin tidak akan bertahan hingga detik ini jika bukan karena Rania..
Lalu apa yang rossa lakukan untuk membalas semua itu.. ia justru jatuh cinta pada suami Rania.. membuat Afgan melupakan rasa cintanya pada Rania...
Tapi Rossa tak bisa menyalahkan perasanya kan.. gadis itu memejamkan mata setetes ais matanya jatuh..
diluar hujan menderas.. Rossa membuka laci disamping tempattnya bediri memasukan diary itu kesana.. tak menyadari jika selembar foto didalamnya jatuh kelantai..
Gadis itu kembali menatap kedepan.. menyaksikan pemandangan menakjubkan ratusan siluet cahaya lampu mobil dijalanan.. macet..
Dingin semakin menyergap gadis itu memeluk tubunya sendiri. Mengingat semuanya justru membuat dadanya sesak apalagi jika membayangkan ketakutan-ketakutanya..
Terlalu asyik dengan fikiranya sendri, Rossa tak menyadari lelaki itu sudah ada dibelakangnya tersenyum lalu meletakan sebuket bunga mawar dan paper bag keatas meja ruang tamu mendekati Rossa
Afgan melepas jas yang dikenakannya. Menyampirkanya ke pundak Rossa.. belum sempat gadis itu menoleh lelaki itu sudah memeluknya erat.. memeluk pinggang Rossa dari belakang.. meletakan dagunya kepundak Rossa.. membuat jarak wajah keduanya amat dekat..
Hening.. rossa menahan tangis.. gadis itu diam tidak terkejut sebab sudah tau jika afgan yang melakukannya.. wangi maskulin milik Afgan tercium.. rambut lelaki itu sedikit basah..
"Kamu hujan-hujanan??" Tanya Rossa pelan..
Afgan tersenyum..
"Dikit." jawabnya tanpa melepas dekapannyaa..
"Kamu ngapain berdiri disini..?" Tanya Afgan...
"Lagi liat hujan..tadinya pengen liat senja cuma kan mendung.." Rossa tersenyum kecil mengusap rambut basah Afgann..
"Aku lebih suka liatin kamu.." ucap Afgan..
Rossa kali ini terkekeh.. afgan mengurai dekapanya. Rossa hendak protes tapi Afgan mengecup keningnyaa lamaa..
gadis itu memejamkan mata menahan air matanya agar tak jatuh..
"Gimana keadaan kamu hari ini..?" tanya Afgan..
"Gann kamu udah nanyain itu puluhan kali sehari tau gk.. aku baik baik aja.." Jawab Rossa.
Afgan menatap gadisnya.. ada sendu yang ia tangkap dimata itu.. sesuatu yang tidak dapat afgan jangkau dimata itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Randomtentang Rossa yang harus berusaha menbus janjinya pada seseorangg.. seseorang yang begitu berjasa menyelamatkan nyawanya... tentang Afgan yang terpenjara rasa bersalahh yang membuatnya menghukum diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.. lalu saat ke...